Pertalite Dibatasi Apakah Bikin Mobil Hybrid Laris Manis?
Selasa, 24 September 2024 - 17:26 WIB
JAKARTA - Pemerintah berencana membatasi penggunaan BBM bersubsidi seperti Pertalite. Kebijakan ini diprediksi akan mendorong konsumen untuk beralih ke mobil yang lebih irit bahan bakar, termasuk mobil hybrid.
Dengan harga Pertamax yang lebih mahal dari Pertalite, konsumen akan mencari mobil yang paling efisien dalam penggunaan BBM.
Sebagai informasi, formulasi pembatasan BBM subsidi saat ini masih terus dibahas. Rencananya, pembatasan ini akan menyasar mobil bensin dengan kapasitas di atas 1.400 cc dan mobil diesel di atas 2.000 cc.
“Kalau misalnya semua nggak boleh konsumsi Pertalite, pilihannya Pertamax atau Pertamina Dex. Tentunya saya sebagai konsumen, saya akan memilih produk mana yang secara penggunaan BBM paling irit. Kebetulan Toyota itu banyak pilihannya untuk LCGC rasanya cukup irit ya, tapi selain itu kalau kepengin lebih irit lagi beli yang hybrid," kata Yagimin di Jakarta Selatan, belum lama ini.
Yagimin meyakini kondisi ini akan membuat mobil hybrid akan lebih populer. Mengingat konsumsi BBM mobil hybrid jauh lebih irit dibandingkan mobil konvensional sehingga tidak akan membebankan biaya operasional.
"Hybrid itu super irit, jadi rasanya kalau diisi dengan Pertamax nggak akan memberatkan, justru kalau melihat itu saya kesempatan orang memilih produk yang dirasakan lebih efisien secara penggunaan bahan bakar. Nggak perlu charging tapi rasanya itu sudah seperti EV tapi BBM dua kali lipat lebih irit dari mesin konvensional biasa," ujarnya.
Kendala utama adalah harga mobil hybrid di Indonesia masih cukup tinggi. Terlebih, pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk mobil hybrid karena dianggap sudah berjalan baik dengan kondisi yangadasaatini.
Mobil Hybrid Makin Diminati?
Chief Marketing Auto2000, Yagimin, mengatakan bahwa pembatasan BBM subsidi bisa membuat konsumen mencari mobil yang lebih hemat bahan bakar.Dengan harga Pertamax yang lebih mahal dari Pertalite, konsumen akan mencari mobil yang paling efisien dalam penggunaan BBM.
Sebagai informasi, formulasi pembatasan BBM subsidi saat ini masih terus dibahas. Rencananya, pembatasan ini akan menyasar mobil bensin dengan kapasitas di atas 1.400 cc dan mobil diesel di atas 2.000 cc.
“Kalau misalnya semua nggak boleh konsumsi Pertalite, pilihannya Pertamax atau Pertamina Dex. Tentunya saya sebagai konsumen, saya akan memilih produk mana yang secara penggunaan BBM paling irit. Kebetulan Toyota itu banyak pilihannya untuk LCGC rasanya cukup irit ya, tapi selain itu kalau kepengin lebih irit lagi beli yang hybrid," kata Yagimin di Jakarta Selatan, belum lama ini.
Yagimin meyakini kondisi ini akan membuat mobil hybrid akan lebih populer. Mengingat konsumsi BBM mobil hybrid jauh lebih irit dibandingkan mobil konvensional sehingga tidak akan membebankan biaya operasional.
"Hybrid itu super irit, jadi rasanya kalau diisi dengan Pertamax nggak akan memberatkan, justru kalau melihat itu saya kesempatan orang memilih produk yang dirasakan lebih efisien secara penggunaan bahan bakar. Nggak perlu charging tapi rasanya itu sudah seperti EV tapi BBM dua kali lipat lebih irit dari mesin konvensional biasa," ujarnya.
Kendala utama adalah harga mobil hybrid di Indonesia masih cukup tinggi. Terlebih, pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk mobil hybrid karena dianggap sudah berjalan baik dengan kondisi yangadasaatini.
(dan)
tulis komentar anda