Efek Trump! Saham Tesla Melonjak hingga USD1 Triliun
Sabtu, 09 November 2024 - 07:54 WIB
AMERIKA - Raksasa kendaraan listrik (EV) yang dipimpin Elon Musk, Tesla, menikmati dampak kemenangan Presiden Donald Trump.
Saham Tesla (TSLA) melonjak di atas 300 pada hari Jumat kemarin, mengantarkan perusahaan kembali ke klub eksklusif dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1 triliun (sekitar Rp15.750 triliun).
Pencapaian ini menandai kembalinya Tesla ke puncak setelah terakhir kali menyentuh angka tersebut pada September 2022.
Lonjakan saham Tesla didorong oleh sejumlah faktor, termasuk optimisme pasar terhadap prospek perusahaan di bawah kepemimpinan presiden yang baru terpilih. Meskipun ada kekhawatiran mengenai potensi penghapusan subsidi dan insentif pajak untuk EV, Tesla diyakini memiliki keunggulan kompetitif yang cukup untuk bertahan dan bahkan berkembang di lingkungan pasar yang baru.
Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, menilai bahwa Tesla memiliki skala dan jangkauan yang sulit ditandingi di industri EV. Hal ini akan memberikan Tesla keunggulan di tengah persaingan yang semakin ketat, terutama dari pemain EV murah asal Tiongkok.
"Dinamika ini dapat memberi keunggulan kompetitif yang jelas bagi Musk dan Tesla di lingkungan tanpa subsidi EV," tulis Ives.
Lebih lanjut, Ives menambahkan bahwa kemungkinan adanya tarif lebih tinggi untuk produk asal Tiongkok akan semakin mempersulit pemain EV murah dari Tiongkok untuk bersaing di pasar AS.
Analis dari Bank of America juga menunjukkan optimisme terhadap prospek Tesla. Mereka meningkatkan target harga Tesla menjadi 350 (sekitar Rp5.512.500) dari 265 (sekitar Rp4.173.750) dan mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ini. Bank tersebut menilai bahwa Tesla dapat memanfaatkan perubahan regulasi federal mengenai kendaraan otonom dan fitur self-driving penuh (FSD) di seluruh AS.
Saham Tesla (TSLA) melonjak di atas 300 pada hari Jumat kemarin, mengantarkan perusahaan kembali ke klub eksklusif dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1 triliun (sekitar Rp15.750 triliun).
Pencapaian ini menandai kembalinya Tesla ke puncak setelah terakhir kali menyentuh angka tersebut pada September 2022.
Lonjakan saham Tesla didorong oleh sejumlah faktor, termasuk optimisme pasar terhadap prospek perusahaan di bawah kepemimpinan presiden yang baru terpilih. Meskipun ada kekhawatiran mengenai potensi penghapusan subsidi dan insentif pajak untuk EV, Tesla diyakini memiliki keunggulan kompetitif yang cukup untuk bertahan dan bahkan berkembang di lingkungan pasar yang baru.
Dan Ives, analis dari Wedbush Securities, menilai bahwa Tesla memiliki skala dan jangkauan yang sulit ditandingi di industri EV. Hal ini akan memberikan Tesla keunggulan di tengah persaingan yang semakin ketat, terutama dari pemain EV murah asal Tiongkok.
"Dinamika ini dapat memberi keunggulan kompetitif yang jelas bagi Musk dan Tesla di lingkungan tanpa subsidi EV," tulis Ives.
Lebih lanjut, Ives menambahkan bahwa kemungkinan adanya tarif lebih tinggi untuk produk asal Tiongkok akan semakin mempersulit pemain EV murah dari Tiongkok untuk bersaing di pasar AS.
Pergerakan Saham Tesla
Saham TSLA melonjak 8,2% menjadi 321,22 (sekitar Rp5.058.915) pada perdagangan hari Jumat, mengantarkan kapitalisasi pasar kembali ke angka USD1 triliun. Kinerja saham Tesla minggu ini juga sangat impresif, dengan peningkatan sebesar 29%. Ini merupakan kinerja mingguan terbaik sejak akhir Januari 2023, ketika saham TSLA melonjak 33,3%.Analis dari Bank of America juga menunjukkan optimisme terhadap prospek Tesla. Mereka meningkatkan target harga Tesla menjadi 350 (sekitar Rp5.512.500) dari 265 (sekitar Rp4.173.750) dan mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ini. Bank tersebut menilai bahwa Tesla dapat memanfaatkan perubahan regulasi federal mengenai kendaraan otonom dan fitur self-driving penuh (FSD) di seluruh AS.
Baca Juga
Penjualan Tesla di Tiongkok
Meskipun mengalami peningkatan di pasar AS, Tesla mengalami penurunan penjualan di Tiongkok. Tesla Tiongkok menjual 68.280 kendaraan pada Oktober, termasuk ekspor, yang merupakan titik terendah dalam enam bulan terakhir, menurut data Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok. Penjualan lokal di Tiongkok lesu pada Oktober, hanya mencapai 40.485 unit. Namun, ekspor meningkat pada bulan tersebut, meskitrenmenurun.(dan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda