Mahasiswa Indonesia Bersiap Mengukir Prestasi di Shell Eco-marathon Qatar 2025
Jum'at, 07 Februari 2025 - 10:03 WIB
"Capaian yang telah diraih pada tahun lalu menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan performa. Target minimal kami adalah mempertahankan posisi tersebut, namun target utama yang kami incar adalah dapat masuk ke jajaran 5 atau 6 besar," tegasnya.
Untuk mewujudkan target tersebut, tim D'BASE telah melakukan serangkaian modifikasi dan pengembangan pada mobil rancangan mereka. Perubahan signifikan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan tantangan spesifik yang akan dihadapi di Qatar. Lusail International Circuit, yang terletak di lingkungan gurun dengan iklim kering, suhu udara yang tinggi, dan kelembapan rendah, menjadi fokus utama dalam penyesuaian desain mobil. Kondisi ini sangat berbeda dengan iklim di Indonesia, tempat tim D'BASE sebelumnya berkompetisi.
Salah satu modifikasi kunci yang diterapkan adalah pengurangan berat kendaraan. Haqi, Presiden Tim D'BASE, menjelaskan bahwa timnya telah berupaya secara signifikan untuk meringankan bobot mobil agar dapat bergerak lebih efisien di lintasan.
"Kami telah mengembangkan mobil dari rancangan tahun lalu dengan berbagai perubahan, terutama dari aspek berat. Kami melakukan pemotongan pada bagian 'ekor' mobil yang pada model sebelumnya relatif panjang dibandingkan dengan mobil tim lain. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan berat total kendaraan," jelas Haqi.
Shell Eco-marathon adalah kompetisi global yang menantang tim mahasiswa untuk merancang, membangun, dan menguji kendaraan ultra-efisien. Pemenang kompetisi ini ditentukan oleh tim yang mampu mencatatkan jarak tempuh terjauh dengan konsumsi energi paling sedikit.
Dalam kompetisi, pengemudi (driver) dari masing-masing tim akan mengendarai mobil rancangan mereka mengelilingi sirkuit balap sepanjang 3,7 kilometer. Setiap tim diberikan waktu maksimal 35 menit untuk menyelesaikan 4 putaran (lap) sirkuit, dengan menjaga kecepatan rata-rata stabil di angka 25 km/jam.
Penilaian akhir akan didasarkan pada perhitungan selisih konsumsi bahan bakar antara awal dan akhir balapan. Tim dengan selisih konsumsi bahan bakar terkecil akan dinobatkan sebagai pemenang.
Untuk mencapai efisiensi bahan bakar yang optimal, tim D'BASE menargetkan mobil rancangan mereka mampu menempuh jarak antara 500 hingga 600 km per kilowatt-jam (km/kWh). Target ini jauh melampaui capaian mereka pada tahun sebelumnya, yaitu 375 km/kWh. Peningkatan target ini menunjukkan komitmen kuat tim D'BASE untuk terus berinovasi dan meningkatkan performa kendaraan hemat energi mereka di ajang Shell Eco-marathon 2025 di Qatar.
Baca Juga: Stok BBM SPBU Shell Masih Kosong
Sebagai tambahan informasi, Shell Eco-marathon secara global telah menjadi platform penting bagi pengembangan inovasi di bidang efisiensi energi dan mobilitas berkelanjutan. Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi wadah untuk mendorong pengembangan teknologi kendaraan hemat energi yang dapat berkontribusi pada masa depan transportasi yang lebih ramahlingkungan.
Untuk mewujudkan target tersebut, tim D'BASE telah melakukan serangkaian modifikasi dan pengembangan pada mobil rancangan mereka. Perubahan signifikan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan tantangan spesifik yang akan dihadapi di Qatar. Lusail International Circuit, yang terletak di lingkungan gurun dengan iklim kering, suhu udara yang tinggi, dan kelembapan rendah, menjadi fokus utama dalam penyesuaian desain mobil. Kondisi ini sangat berbeda dengan iklim di Indonesia, tempat tim D'BASE sebelumnya berkompetisi.
Salah satu modifikasi kunci yang diterapkan adalah pengurangan berat kendaraan. Haqi, Presiden Tim D'BASE, menjelaskan bahwa timnya telah berupaya secara signifikan untuk meringankan bobot mobil agar dapat bergerak lebih efisien di lintasan.
"Kami telah mengembangkan mobil dari rancangan tahun lalu dengan berbagai perubahan, terutama dari aspek berat. Kami melakukan pemotongan pada bagian 'ekor' mobil yang pada model sebelumnya relatif panjang dibandingkan dengan mobil tim lain. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan berat total kendaraan," jelas Haqi.
Shell Eco-marathon adalah kompetisi global yang menantang tim mahasiswa untuk merancang, membangun, dan menguji kendaraan ultra-efisien. Pemenang kompetisi ini ditentukan oleh tim yang mampu mencatatkan jarak tempuh terjauh dengan konsumsi energi paling sedikit.
Dalam kompetisi, pengemudi (driver) dari masing-masing tim akan mengendarai mobil rancangan mereka mengelilingi sirkuit balap sepanjang 3,7 kilometer. Setiap tim diberikan waktu maksimal 35 menit untuk menyelesaikan 4 putaran (lap) sirkuit, dengan menjaga kecepatan rata-rata stabil di angka 25 km/jam.
Penilaian akhir akan didasarkan pada perhitungan selisih konsumsi bahan bakar antara awal dan akhir balapan. Tim dengan selisih konsumsi bahan bakar terkecil akan dinobatkan sebagai pemenang.
Untuk mencapai efisiensi bahan bakar yang optimal, tim D'BASE menargetkan mobil rancangan mereka mampu menempuh jarak antara 500 hingga 600 km per kilowatt-jam (km/kWh). Target ini jauh melampaui capaian mereka pada tahun sebelumnya, yaitu 375 km/kWh. Peningkatan target ini menunjukkan komitmen kuat tim D'BASE untuk terus berinovasi dan meningkatkan performa kendaraan hemat energi mereka di ajang Shell Eco-marathon 2025 di Qatar.
Baca Juga: Stok BBM SPBU Shell Masih Kosong
Sebagai tambahan informasi, Shell Eco-marathon secara global telah menjadi platform penting bagi pengembangan inovasi di bidang efisiensi energi dan mobilitas berkelanjutan. Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi wadah untuk mendorong pengembangan teknologi kendaraan hemat energi yang dapat berkontribusi pada masa depan transportasi yang lebih ramahlingkungan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda