Analis : Sorry Indonesia, Thailand Lebih Menarik buat Investor
Minggu, 01 November 2020 - 17:00 WIB
THAILAND - Di antara tiga negara Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia dan Thailand , ternyata negara gajah putih adalah negara yang paling menarik bagi investor otomotif untuk mengembangkan bisnis. Hal itu diungkap oleh Director of Automotive Consulting at Global Data, Animesh Kumar seperti dikutip Just Auto.
Animesh Kumar mengatakan tiga besar negara otomotif di Asia Tenggara, Indonesia, Thailand dan Malaysia memang saat ini sangat serius berlomba-lomba untuk menarik investor. Ketiganya saling berkompetisi dengan menawarkan keunggulan masing-masing. (Baca juga : Sean Connery, James Bond yang Bisa Selamatkan Dunia tapi Tak Bisa Selamatkan Aston Martin )
Dia mengatakan pemerintah ketiga negara itu bahkan menawarkan kebijakan yang atraktif, paket dan subsisi tahunan guna menarik beberapa investor global. "Thailand, justru adalah yang paling terdepan sekarang. Mereka punya semuanya. Kebijakan yang menarik, dukungan dari pemerintah, rantai suplai yang kuat, potensi ekspor tinggi, bisnis elektrifikasi yang nyata, tenaga kerja yang mumpuni. Selain itu pasar domestik yang kuat juga jadi daya tarik tersendiri," jelasnya.
Dari situlah menurut Animesh Kumar, potensi otomotif Thailand akan semakin membesar. Negara itu akan menjadi production hub yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara. "Produksi mereka akan meliputi kebutuhan domestik dan global," ujarnya.
Hal itu juga diamini oleh President Tri Petch Isuzu Sales Co di Thailand, Toshiaki Maekawa. Dia mengatakan Isuzu sangat berkomitmen untuk meningkatkan investasi di negeri gajah putih. Meski pun saat ini negara itu tengah gonjang-ganjing karena demonstrasi besar-besaran, mereka yakin demonstrasi itu tidak akan langsung merusak kegiatan perekonomian dan bisnis di Thailand. "Para pengusaha Jepang melihat kondisi sekarang sebagai kondisi sementar saja. Kami percaya pemerintah akan mengatasi masalah ini dengan baik," jelasnya.
Diketahui memang bukan sekali ini saja Thailand digoyang oleh aksi demonstrasi. Thailand juga pernah menghadapi demontrasi besar-besaran Kaos Kuning dan Kaos Merah. Uniknya demonstrasi besar-besaran itu justru tidak berdampak besar pada aktivitas industri otomotif di Thailand. (Baca juga : Ralliart Selandia Baru Hadirkan Mitsubishi Mirage Evolution )
Industri otomotif Thailand yang resisten terhadap pergolakan politik di dalam negeri justru dibuktikan dengan langkah Nissan yang mengumumkan berinvestasi kembali ke Thailand di saat demonstrasi yang ada saat ini merebak. Perusahaan yang berbasis di Yokohama, Jepang itu bahkan membuka 2.000 lapangan kerja baru buat pabrik mereka di Thailand. Kehadiran pekerja-pekerja baru itu diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi mobil-mobil Nissan untuk kebutuhan ekspor dan domestik.
"Pengumuman Nissan membuka 2.000 lapangan kerja baru di Thailand terjadi setelah sebelumnya mereka menutup pabrik di Spanyol dan Indonesia. Hal ini menunjukkan posisi Nissan sebagai lokasi yang strategis untuk pusat produksi global produk Nissan," ucap Animesh Kumar.
Animesh Kumar mengatakan tiga besar negara otomotif di Asia Tenggara, Indonesia, Thailand dan Malaysia memang saat ini sangat serius berlomba-lomba untuk menarik investor. Ketiganya saling berkompetisi dengan menawarkan keunggulan masing-masing. (Baca juga : Sean Connery, James Bond yang Bisa Selamatkan Dunia tapi Tak Bisa Selamatkan Aston Martin )
Dia mengatakan pemerintah ketiga negara itu bahkan menawarkan kebijakan yang atraktif, paket dan subsisi tahunan guna menarik beberapa investor global. "Thailand, justru adalah yang paling terdepan sekarang. Mereka punya semuanya. Kebijakan yang menarik, dukungan dari pemerintah, rantai suplai yang kuat, potensi ekspor tinggi, bisnis elektrifikasi yang nyata, tenaga kerja yang mumpuni. Selain itu pasar domestik yang kuat juga jadi daya tarik tersendiri," jelasnya.
Dari situlah menurut Animesh Kumar, potensi otomotif Thailand akan semakin membesar. Negara itu akan menjadi production hub yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara. "Produksi mereka akan meliputi kebutuhan domestik dan global," ujarnya.
Hal itu juga diamini oleh President Tri Petch Isuzu Sales Co di Thailand, Toshiaki Maekawa. Dia mengatakan Isuzu sangat berkomitmen untuk meningkatkan investasi di negeri gajah putih. Meski pun saat ini negara itu tengah gonjang-ganjing karena demonstrasi besar-besaran, mereka yakin demonstrasi itu tidak akan langsung merusak kegiatan perekonomian dan bisnis di Thailand. "Para pengusaha Jepang melihat kondisi sekarang sebagai kondisi sementar saja. Kami percaya pemerintah akan mengatasi masalah ini dengan baik," jelasnya.
Diketahui memang bukan sekali ini saja Thailand digoyang oleh aksi demonstrasi. Thailand juga pernah menghadapi demontrasi besar-besaran Kaos Kuning dan Kaos Merah. Uniknya demonstrasi besar-besaran itu justru tidak berdampak besar pada aktivitas industri otomotif di Thailand. (Baca juga : Ralliart Selandia Baru Hadirkan Mitsubishi Mirage Evolution )
Industri otomotif Thailand yang resisten terhadap pergolakan politik di dalam negeri justru dibuktikan dengan langkah Nissan yang mengumumkan berinvestasi kembali ke Thailand di saat demonstrasi yang ada saat ini merebak. Perusahaan yang berbasis di Yokohama, Jepang itu bahkan membuka 2.000 lapangan kerja baru buat pabrik mereka di Thailand. Kehadiran pekerja-pekerja baru itu diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi mobil-mobil Nissan untuk kebutuhan ekspor dan domestik.
"Pengumuman Nissan membuka 2.000 lapangan kerja baru di Thailand terjadi setelah sebelumnya mereka menutup pabrik di Spanyol dan Indonesia. Hal ini menunjukkan posisi Nissan sebagai lokasi yang strategis untuk pusat produksi global produk Nissan," ucap Animesh Kumar.
(wsb)
tulis komentar anda