Pro Mobil Listrik, Perlukah Joe Biden Tinggalkan Cadillac One, Jika Jadi Presiden?
Rabu, 04 November 2020 - 10:14 WIB

Mobil kenegaraan Cadillac One saat berada di sirkuit NASCAR dalam acara pembukaan NASCAR 2020. Foto / IST
WASHINGTON - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dalam kampanyenya beberapa kali memperlihatkan sikap yang pro lingkungan. Termasuk keberpihakannya pada perkembangan mobil listrik.
Dalam rangkaian kampanyenya, situs Eenews bahkan pernah memuat ajakan Joe Biden agar orang-orang di Amerika Serikat mau mengganti mobil mereka dengan mobil listrik . Keinginan itu bahkan masuk dalam paket kebijakan Joe Biden jika menjadi Presiden Amerika Serika dengan dana sebesar USD2 triliun atau setara Rp28.844 triliun. Dana itu sebagian akan digunakan untuk memberikan insentif kepada siapa saja yang ingin mengganti mobil mereka dengan mobil listrik. (Baca juga : Mobil Pak Menteri Berdandan Lagi, Makin Keren dan Canggih )
Transisi ke mobil listrik itu diyakini Joe Biden bukan hanya untuk menjaga lingkungan agar tetap asri. Selain itu Joe Biden percaya transisi ke elektrifikasi justru akan menjadikan industri otomotif Amerika sebagai yang terdepan di dunia. "Saya percaya di masa depan Amerika bisa mendominasi industri otomotif jika beralih ke mobil-mobil listrik," ujar Joe Biden.
Misi mulia ini memang terdengar mudah diucapkan. Hanya saja faktanya memang Amerika Serikat bukanlah pasar mobil listrik terbesar di dunia. Mereka masih kalah jauh dengan negara-negara lain seperti China, Norwegia hingga Inggris. Ini makin dibuktikan ketika perusahaan mobil Amerika Serikat seperti Ford dan General Motors justru membuat mobil listrik tidak menargetkan masyarakat Amerika sebagai pasar utama.
Kebijakan ini bahkan dikritik karena memang ajakan Joe Biden bukanlah hal yang baru. Mentor Joe Biden, Barack Obama bahkan pernah mengeluarkan kebijakan yang hampir sama yakni memberikan insentif bagi warga Amerika Serikat yang ingin mengganti mobil lama mereka dengan mobil baru yang memiliki tingkat emisi yang baik. Nyatanya program itu gagal total.
Dalam rangkaian kampanyenya, situs Eenews bahkan pernah memuat ajakan Joe Biden agar orang-orang di Amerika Serikat mau mengganti mobil mereka dengan mobil listrik . Keinginan itu bahkan masuk dalam paket kebijakan Joe Biden jika menjadi Presiden Amerika Serika dengan dana sebesar USD2 triliun atau setara Rp28.844 triliun. Dana itu sebagian akan digunakan untuk memberikan insentif kepada siapa saja yang ingin mengganti mobil mereka dengan mobil listrik. (Baca juga : Mobil Pak Menteri Berdandan Lagi, Makin Keren dan Canggih )
Transisi ke mobil listrik itu diyakini Joe Biden bukan hanya untuk menjaga lingkungan agar tetap asri. Selain itu Joe Biden percaya transisi ke elektrifikasi justru akan menjadikan industri otomotif Amerika sebagai yang terdepan di dunia. "Saya percaya di masa depan Amerika bisa mendominasi industri otomotif jika beralih ke mobil-mobil listrik," ujar Joe Biden.
Misi mulia ini memang terdengar mudah diucapkan. Hanya saja faktanya memang Amerika Serikat bukanlah pasar mobil listrik terbesar di dunia. Mereka masih kalah jauh dengan negara-negara lain seperti China, Norwegia hingga Inggris. Ini makin dibuktikan ketika perusahaan mobil Amerika Serikat seperti Ford dan General Motors justru membuat mobil listrik tidak menargetkan masyarakat Amerika sebagai pasar utama.
Kebijakan ini bahkan dikritik karena memang ajakan Joe Biden bukanlah hal yang baru. Mentor Joe Biden, Barack Obama bahkan pernah mengeluarkan kebijakan yang hampir sama yakni memberikan insentif bagi warga Amerika Serikat yang ingin mengganti mobil lama mereka dengan mobil baru yang memiliki tingkat emisi yang baik. Nyatanya program itu gagal total.
Lihat Juga :