Turunnya Permintaan Membuat Mazda Rugi Lebih dari Rp1 Triliun
Senin, 16 November 2020 - 16:02 WIB
FUCHU - Sepanjang kuartal ketiga 2020 yang berakhir pada September lalu, Mazda Motor Corp harus menelan kerugian biaya operasional hingga USD73,4 juta atau lebih dari Rp1 triliun. BACA JUGA - COVID-19 Matikan Pariwisata, Mesir Terjunkan 100 Keturunan Firaun
Meski perlahan sudah mulai meningkat, tetapi penjualan di sektor otomotif masih tak sebesar tahun lalu. Terlebih denyan belum adanya kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. BACA JUGA - Berdenyut 26 Detik Sekali, Ahli Sebut Bumi dalam Keadaan Genting
Berdasarkan perhitungan Reuters, kerugian yany dialami Mazda pada enam bulan pertamanya, merupakan yang terburuk dalam 11 tahun terakhir. Pada kuartal yang sama tahun lalu, Mazda meraup laba CNY18,9 miliar, dan mencatatkan rugi CNY45,3 miliar dalam tiga bulan pertama tahun bisnis.
Sementara itu, kerugian besar dirasakan Mazda pada Q1 2020. Namun, angkanya menurun pada Q2 2020, lantaran diuntungkan dari bangkitnya penjualan di Amerika Utara, yang menjadi pasar terbesarnya. JUGA - Berdenyut Cepat dan 5 Fakta Mengerikan Keadaan Bumi sedang Kritis
Mazda pun memilih untuk bersiap diri untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk kerugian operasional yang diperkirakan sebesar CNY40 miliar hingga akhir tahun ini.
Menurut hasil survei dari Refinitiv, Mazda meresponnya dengan baik dibandingkan perkiraan kerugian rata-rata dalam setahun penuh sebesar CNY53,3 miliar.
Selain itu, produsen mobil terbesar kelima di Jepang ini juga memprediksi bahwa penjualannya akan turun sekitar 8,5% atau sekitar 1,3 juta unit dalam setahun ini.
Meski perlahan sudah mulai meningkat, tetapi penjualan di sektor otomotif masih tak sebesar tahun lalu. Terlebih denyan belum adanya kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. BACA JUGA - Berdenyut 26 Detik Sekali, Ahli Sebut Bumi dalam Keadaan Genting
Berdasarkan perhitungan Reuters, kerugian yany dialami Mazda pada enam bulan pertamanya, merupakan yang terburuk dalam 11 tahun terakhir. Pada kuartal yang sama tahun lalu, Mazda meraup laba CNY18,9 miliar, dan mencatatkan rugi CNY45,3 miliar dalam tiga bulan pertama tahun bisnis.
Sementara itu, kerugian besar dirasakan Mazda pada Q1 2020. Namun, angkanya menurun pada Q2 2020, lantaran diuntungkan dari bangkitnya penjualan di Amerika Utara, yang menjadi pasar terbesarnya. JUGA - Berdenyut Cepat dan 5 Fakta Mengerikan Keadaan Bumi sedang Kritis
Mazda pun memilih untuk bersiap diri untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk kerugian operasional yang diperkirakan sebesar CNY40 miliar hingga akhir tahun ini.
Menurut hasil survei dari Refinitiv, Mazda meresponnya dengan baik dibandingkan perkiraan kerugian rata-rata dalam setahun penuh sebesar CNY53,3 miliar.
Selain itu, produsen mobil terbesar kelima di Jepang ini juga memprediksi bahwa penjualannya akan turun sekitar 8,5% atau sekitar 1,3 juta unit dalam setahun ini.
(wbs)
tulis komentar anda