NHTSA Selidiki 10 Kematian yang Diduga karena Tesla Autopilot
Jum'at, 18 Juni 2021 - 08:00 WIB
AMERIKA SERIKAT - National Highway Traffic Safety Administration, badan keselamatan jalan raya Amerika Serikat, akhirnya menggelar penyelidikan terhadap Tesla terkait 10 kematian yang terjadi sejak 2016 hingga kini. Disebutkan Automotive News, 10 kematian itu diduga terjadi karena penggunaan teknologi canggih bantuan pengemudi atau sistem otonom yang disebut Tesla sebagai Autopilot .
Dalam daftar penyelidikan itu NHTSA menerima sebanyak 30 peristiwa kecelakaan yang melibatkan mobilTesla. Dalam laporannya mereka memasukkan 30 kecelakaan itu dalam kategori penyelidikan khusus atau Special Crash Investigation.
Sebanyak tiga kasus kecelakaan telah dikeluarkan dari dugaan kesalahan sistem otonom. Hanya saja sisanya masih menunggu penyelidikan yang lebih dalam mengingat dugaan kesalahan sistem otonom khas Tesla sangat kuat.
Pada tahun ini saja beberapa peristiwa tabrakan yang melibatkan Tesla Autopilot kerap terjadi. Pada 24 April lalu Tesla Model S menabrak pohon dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan ini menewaskan satu penumpang di kursi penumpang depan dan pemilik di kursi belakang. Saat itu mobil listrik Tesla berjalan dengan mode otonom.
Peristiwa berikutnya terjadi pada 5 Mei dimana Tesla Model 3 menabrak truk hingga terbalik di jalan raya Fontana, California. Tabrakan itu menewaskan pengemudi Tesla serta melukai pengemudi truk dan pengendara yang berhenti untuk membantu.
Korban adalah Steven Hendrickson, 35 tahun, asal Running Springs, California. Korban bahkan kerap mengunggah aksinya membawa Tesla Model 3 tanpa memegang setir ke akun TikTok miliknya.
Peningkatan jumlah kematian inilah yang kemudian akhirnya membuat NHTSA melakukan penyelidikan khusus ke Tesla. Apalagi banyak yang mengkritik label Tesla di situs resmi mereka yang menyebut teknologi Autopilot sebagai Full Self Driving. Padahal kemampuan teknologi mobil itu tidak sepenuhnya berjala secara otonom.
Dalam daftar penyelidikan itu NHTSA menerima sebanyak 30 peristiwa kecelakaan yang melibatkan mobilTesla. Dalam laporannya mereka memasukkan 30 kecelakaan itu dalam kategori penyelidikan khusus atau Special Crash Investigation.
Sebanyak tiga kasus kecelakaan telah dikeluarkan dari dugaan kesalahan sistem otonom. Hanya saja sisanya masih menunggu penyelidikan yang lebih dalam mengingat dugaan kesalahan sistem otonom khas Tesla sangat kuat.
Pada tahun ini saja beberapa peristiwa tabrakan yang melibatkan Tesla Autopilot kerap terjadi. Pada 24 April lalu Tesla Model S menabrak pohon dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan ini menewaskan satu penumpang di kursi penumpang depan dan pemilik di kursi belakang. Saat itu mobil listrik Tesla berjalan dengan mode otonom.
Peristiwa berikutnya terjadi pada 5 Mei dimana Tesla Model 3 menabrak truk hingga terbalik di jalan raya Fontana, California. Tabrakan itu menewaskan pengemudi Tesla serta melukai pengemudi truk dan pengendara yang berhenti untuk membantu.
Korban adalah Steven Hendrickson, 35 tahun, asal Running Springs, California. Korban bahkan kerap mengunggah aksinya membawa Tesla Model 3 tanpa memegang setir ke akun TikTok miliknya.
Peningkatan jumlah kematian inilah yang kemudian akhirnya membuat NHTSA melakukan penyelidikan khusus ke Tesla. Apalagi banyak yang mengkritik label Tesla di situs resmi mereka yang menyebut teknologi Autopilot sebagai Full Self Driving. Padahal kemampuan teknologi mobil itu tidak sepenuhnya berjala secara otonom.
(wsb)
tulis komentar anda