Pengamat : Kendaraan Listrik Lebih Ideal untuk Transportasi Umum Dibanding Pribadi

Kamis, 11 November 2021 - 07:00 WIB
Proses uji coba bus Transjakarta listrik saat ini terus dijalankan. Salah satunya adalah buatan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI). Foto/KLI.
JAKARTA - Pengamat Tata Kota Marco Kusumawijaya meyakini proses elektrifikasi yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia sebaiknya fokus pada transportasi umum dibanding kendaraan pribadi. Hal itu dikemukakan Marco Kusumawijaya, pada acara diskusi virtual Dapur KedaiKopi membahas topik "Kehadiran Mobil Listrik dalam Kerangka Roadmap Otomotif Indonesia 4.0," Selasa (9/11/2021).

Dia meyakini upaya mengakselerasi pemakaian kendaraan listrik untuk menggantikan kendaraan bermesin internal combustion (pembakaran dalam) di Indonesia masih membutuhkan waktu lama. Karena itu, untuk mempercepat proses adopsinya, disarankan agar kendaraan listrik digunakan lebih dulu pada sarana transportasi umum seperti bus kota.

"Jadi, sebelum bicara mobil listrik kita dorong dulu masyarakat berpindah dari kebiasaan menggunakan mobil pribadi ke angkutan umum dulu. Tapi kalaupun kita bicara mobil listrik , saya lebih memilih mobil listrik untuk digunakan pada angkutan umum seperti bus," ujar Marco.



Dia menegaskan, untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di masyarakat, kita tidak bisa mengandalkan dari perubahan perilaku orang. "Tapi kita perlu kebijakan ke arah sana. Tapi dilemanya, kebijakan yang dikeluarkan belum tentu populer," ungkapnya.





Dia mengatakan, Indonesia memang memiliki posisi tawar yang tinggi di industri mobil listrik dunia jika melihat total cadangan mineral nikel yang dimiliki Indonesia saat ini.

"Jika dihitung total dengan cadangan mineral terkait dengan nikel, posisi cadangan kita bisa mencapai 52 persen dari total cadangan dunia. Tapi untuk cadangan nikel murni saja penguasaan nikel kita mencapai 22 persen dari total cadangan nikel dunia," bebernya.

Namun Marco mengingatkan agar Pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait industri hulu untuk kendaraan listrik. "Kekayaan alam itu bisa mengundang semut-semut yang datang. Kalau kita tidak kuat, bisa mendatangkan penjajahan seperti dulu. Di sini keadilan penting, terutama untuk warga lokal," ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More