Insinyur China Curi Rahasia Perusahaan Teknologi AS di Taiwan
Senin, 15 Juni 2020 - 11:28 WIB
TAIPE - Tiga insinyur asal China tertangkap tangan mencuri teknologi dari perusahaan asal Amerika Serikat , Micron Technology, dari pabriknya di Taiwan. Ketiganya ditahan dan didenda oleh otoritas Taiwan , sedangkan perusahaan tempat mereka bekerja dikenakan denda. (Baca juga: Agenda Ekonomi 2020 )
Micron Technology merupakan perusahaan pembuat chip AS yang memproduksi chip penyimpanan dan memori, termasuk di dalamnya RAM, chip memori flash, dan lainnya. Sebelum ditempatkan di Daftar Entitas dan dilarang dari rantai pasokan AS, Huawei menyumbang 13% dari penjualan Micron.
Laman Phone Arena mengungkapkan, ketiga insinyur yang terlibat dalam skema pencurian tersebut telah didenda dan akan dimasukan ke penjara.
Jumat lalu, menurut Bloomberg, pengadilan di Taiwan memutuskan insinyur dari United Microelectronics Corp (UMC) telah mencuri rahasia dagang dari Micron. Para insinyur ini dituduh memberikan IP kepada perusahaan yang beroperasi di daratan (China) yang didukung oleh Pemerintah China.
Pencurian kekayaan intelektual adalah salah satu masalah yang dimiliki Pemerintah AS dan perusahaan Amerika dengan China. Pengadilan Distrik Taichung akhirnya memerintahkan agar UMC membayar Micron USD3,4 juta.
Pengadilan juga memvonis tiga insinyur UMC bersalah karena pencurian atau membantu tindakan tersebut. Ketiganya dijatuhi hukuman penjara antara 4,5 dan 6,5 tahun dan juga didenda USD135.000-202.400.
Meskipun China tertangkap tangan, Pemerintah China terus-menerus membantah bahwa perusahaannya mencuri rahasia dagang. Putusan pengadilan itu datang pada saat yang buruk ketika negara itu mencoba menjadi pemain utama dalam semikonduktor.
Pengecoran chip terbesar di negara ini, SMIC, bisa dibilang dua tahun di belakang para pemimpin global seperti TSMC dan Samsung. Duet pengecoran independen terbesar di dunia.
Micron menyambut baik putusan tersebut. "Penyalahgunaan rahasia dagang dan pemindahan mereka ke luar Taiwan merugikan seluruh industri semikonduktor negara itu dan mengancam daya saing di masa depan. Putusan ini semakin memperkuat pentingnya perlindungan kekayaan intelektual di Taiwan, menunjukkan bahwa penjahat penyalahgunaan itu akan ditangani dengan tepat," kata perwakilan Micron.
Micron Technology merupakan perusahaan pembuat chip AS yang memproduksi chip penyimpanan dan memori, termasuk di dalamnya RAM, chip memori flash, dan lainnya. Sebelum ditempatkan di Daftar Entitas dan dilarang dari rantai pasokan AS, Huawei menyumbang 13% dari penjualan Micron.
Laman Phone Arena mengungkapkan, ketiga insinyur yang terlibat dalam skema pencurian tersebut telah didenda dan akan dimasukan ke penjara.
Jumat lalu, menurut Bloomberg, pengadilan di Taiwan memutuskan insinyur dari United Microelectronics Corp (UMC) telah mencuri rahasia dagang dari Micron. Para insinyur ini dituduh memberikan IP kepada perusahaan yang beroperasi di daratan (China) yang didukung oleh Pemerintah China.
Pencurian kekayaan intelektual adalah salah satu masalah yang dimiliki Pemerintah AS dan perusahaan Amerika dengan China. Pengadilan Distrik Taichung akhirnya memerintahkan agar UMC membayar Micron USD3,4 juta.
Pengadilan juga memvonis tiga insinyur UMC bersalah karena pencurian atau membantu tindakan tersebut. Ketiganya dijatuhi hukuman penjara antara 4,5 dan 6,5 tahun dan juga didenda USD135.000-202.400.
Meskipun China tertangkap tangan, Pemerintah China terus-menerus membantah bahwa perusahaannya mencuri rahasia dagang. Putusan pengadilan itu datang pada saat yang buruk ketika negara itu mencoba menjadi pemain utama dalam semikonduktor.
Pengecoran chip terbesar di negara ini, SMIC, bisa dibilang dua tahun di belakang para pemimpin global seperti TSMC dan Samsung. Duet pengecoran independen terbesar di dunia.
Micron menyambut baik putusan tersebut. "Penyalahgunaan rahasia dagang dan pemindahan mereka ke luar Taiwan merugikan seluruh industri semikonduktor negara itu dan mengancam daya saing di masa depan. Putusan ini semakin memperkuat pentingnya perlindungan kekayaan intelektual di Taiwan, menunjukkan bahwa penjahat penyalahgunaan itu akan ditangani dengan tepat," kata perwakilan Micron.
tulis komentar anda