Penjualan Mobil Baru di Inggris pada 2022 Terjun Bebas
Minggu, 08 Januari 2023 - 17:11 WIB
LONDON - Data baru menunjukkan penjualan mobil baru di Inggris pada 2022 merosot ke level terendah dalam tiga dekade.
Situasi tersebut terkendala oleh kelangkaan suku cadang otomotif dan masalah rantai pasok akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Association of Motor Manufacturers and Dealers (SMMT), produsen mobil asing Tanah Air hanya berhasil menjual total 1,61 juta unit kendaraan.
Jumlah tersebut merupakan penurunan dua persen dibandingkan penjualan yang tercatat pada 2021 karena permintaan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 dan kekurangan semikonduktor.
“Meskipun ada permintaan, isu kekurangan suku cadang global terkait pandemi menyebabkan jumlah STNK tahun ini menurun,” jelas SMMT dalam keterangannya.
Kabarnya, jumlah registrasi mobil baru tercatat seperempat lebih sedikit dari jumlah yang tercatat pada 2019, sebelum merebaknya krisis virus corona.
Namun, Inggris berhasil merebut kembali posisinya sebagai pasar terbesar kedua di Eropa setelah disusul oleh Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Chief Executive SMMT Mike Hawes memprediksi penjualan mobil baru tahun ini naik 15 persen.
“Pasar otomotif masih tertinggal dari kinerja sebelum pandemi tetapi masih dapat melawan tren ekonomi yang lebih luas dengan memberikan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023,''
“Saat ini rantai pasok mulai stabil dan meskipun masalah kelangkaan semikonduktor diperkirakan akan berkurang, namun ketidakpastian pasok dapat berdampak pada produksi sepanjang tahun 2023,” katanya.
Situasi tersebut terkendala oleh kelangkaan suku cadang otomotif dan masalah rantai pasok akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Association of Motor Manufacturers and Dealers (SMMT), produsen mobil asing Tanah Air hanya berhasil menjual total 1,61 juta unit kendaraan.
Jumlah tersebut merupakan penurunan dua persen dibandingkan penjualan yang tercatat pada 2021 karena permintaan dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 dan kekurangan semikonduktor.
“Meskipun ada permintaan, isu kekurangan suku cadang global terkait pandemi menyebabkan jumlah STNK tahun ini menurun,” jelas SMMT dalam keterangannya.
Kabarnya, jumlah registrasi mobil baru tercatat seperempat lebih sedikit dari jumlah yang tercatat pada 2019, sebelum merebaknya krisis virus corona.
Namun, Inggris berhasil merebut kembali posisinya sebagai pasar terbesar kedua di Eropa setelah disusul oleh Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Chief Executive SMMT Mike Hawes memprediksi penjualan mobil baru tahun ini naik 15 persen.
“Pasar otomotif masih tertinggal dari kinerja sebelum pandemi tetapi masih dapat melawan tren ekonomi yang lebih luas dengan memberikan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023,''
“Saat ini rantai pasok mulai stabil dan meskipun masalah kelangkaan semikonduktor diperkirakan akan berkurang, namun ketidakpastian pasok dapat berdampak pada produksi sepanjang tahun 2023,” katanya.
(wbs)
tulis komentar anda