Jawaban WHO Atas Tudingan Bersekutu dengan China terkait COVID-19
loading...
A
A
A
NEW YORK - Ocehan Dr Limeng Yan yang menuding China dan Badan Kesehatan Dunia WHO melakukan persekongkolan jahat terkait virus corona membuat dunia mulai meragukan WHO.
Dalam salah satu pengakuannya LiMeng Yan menyebutkan bahwa Profesor Malik Peiris, co-direktur laboratorium yang berafiliasi dengan WHO, juga mengatahui masalah ini tetapi tidak mengambil tindakan apa pun. . BACA JUGA - Konsultan WHO asal China Bersaksi COVID-19 Hasil Persekongkolan Jahat
Menurut situs WHO, Peiris adalah penasihat untuk Coronavirus baru atau 2019-nCoV, Virus Komunis China, Komite Darurat Pneumonia dari Peraturan Kesehatan Internasional WHO. BACA JUGA - AS Pastikan Pengakuan Yan dan Ilmuwan China Lain Sinkron dengan FBI
Juru bicara WHO Margaret Ann Harris menanggapi Fox News melalui email menyatakan, “Profesor Peiris adalah pakar penyakit menular, ia telah berada di misi dan bekerja sama dengan ahli WHO, seperti banyak orang terkenal di lapangan.”
“Ini tidak berarti bahwa dia adalah anggota staf WHO, atau bahwa dia dapat mewakili WHO.” BACA JUGA - Di Luar Kendali dan Tak Berdaya, Akhirnya WHO Buka-Bukaan Soal COVID-19
Sementar itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pesan mengerikan hari ini Selasa 14/7/2020, dan mengatakan pandemi ini "masih meningkat" di seluruh dunia.
Tedros, yang kepemimpinannya banyak dikritik, mengatakan bahwa dari 230.000 kasus baru pada hari Minggu, 80% berasal dari 10 negara, dan 50% dari hanya dua negara.
Sebuah tim WHO telah pergi ke China untuk menyelidiki asal-usul virus corona baru, yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan.
Anggota tim berada di karantina sebelum mereka mulai bekerja dengan para ilmuwan China, kata kepala darurat WHO Mike Ryan.
Tedros telah berulang kali membela diri, terkait dugaan menutup-nutupi ancaman virus ini. Dia berkata: “Selama bertahun-tahun, banyak dari kita yang memperingatkan bahwa pandemi pernapasan yang mematikan tidak bisa dihindari.
“Tapi tetap saja, terlepas dari semua peringatan itu, dunia belum siap. Sistem kami WHO belum siap. Organisasi WHO tak berdaya. Rantai pasokan kami runtuh. Ini saatnya untuk refleksi yang sangat jujur. ” tegasnya.
Dalam salah satu pengakuannya LiMeng Yan menyebutkan bahwa Profesor Malik Peiris, co-direktur laboratorium yang berafiliasi dengan WHO, juga mengatahui masalah ini tetapi tidak mengambil tindakan apa pun. . BACA JUGA - Konsultan WHO asal China Bersaksi COVID-19 Hasil Persekongkolan Jahat
Menurut situs WHO, Peiris adalah penasihat untuk Coronavirus baru atau 2019-nCoV, Virus Komunis China, Komite Darurat Pneumonia dari Peraturan Kesehatan Internasional WHO. BACA JUGA - AS Pastikan Pengakuan Yan dan Ilmuwan China Lain Sinkron dengan FBI
Juru bicara WHO Margaret Ann Harris menanggapi Fox News melalui email menyatakan, “Profesor Peiris adalah pakar penyakit menular, ia telah berada di misi dan bekerja sama dengan ahli WHO, seperti banyak orang terkenal di lapangan.”
“Ini tidak berarti bahwa dia adalah anggota staf WHO, atau bahwa dia dapat mewakili WHO.” BACA JUGA - Di Luar Kendali dan Tak Berdaya, Akhirnya WHO Buka-Bukaan Soal COVID-19
Sementar itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pesan mengerikan hari ini Selasa 14/7/2020, dan mengatakan pandemi ini "masih meningkat" di seluruh dunia.
Tedros, yang kepemimpinannya banyak dikritik, mengatakan bahwa dari 230.000 kasus baru pada hari Minggu, 80% berasal dari 10 negara, dan 50% dari hanya dua negara.
Sebuah tim WHO telah pergi ke China untuk menyelidiki asal-usul virus corona baru, yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan.
Anggota tim berada di karantina sebelum mereka mulai bekerja dengan para ilmuwan China, kata kepala darurat WHO Mike Ryan.
Tedros telah berulang kali membela diri, terkait dugaan menutup-nutupi ancaman virus ini. Dia berkata: “Selama bertahun-tahun, banyak dari kita yang memperingatkan bahwa pandemi pernapasan yang mematikan tidak bisa dihindari.
“Tapi tetap saja, terlepas dari semua peringatan itu, dunia belum siap. Sistem kami WHO belum siap. Organisasi WHO tak berdaya. Rantai pasokan kami runtuh. Ini saatnya untuk refleksi yang sangat jujur. ” tegasnya.
(wbs)