Perbedaan Mobil Hybrid, Plug-in Hybrid, dan Listrik, Mana Paling Cocok untuk Indonesia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak yang belum paham tentang perbedaan antara mobil hybrid , plug-in hybrid, dan listrik. Padahal, ini penting dipahami karena tahun ini bakal banyak sekali opsi mobil yang bisa dipilih.
Apalagi, kebutuhan terhadap mobil bertenaga baterai ramah lingkungan tidak bisa dihindari. Karena itu, wajib untuk memahami jenis teknologi baterai di mobil, agar tidak salah pilih. Nah, berikut perbedaannya:
1. Mobil Hybrid
Berbeda dengan mobil ICE (Internal Combustion Engine), teknologi hybrid menawarkan dua sumber tenaga di dalam satu mobil. Yakni, paduan antara motor listrik yang ditenagai baterai dan mesin konvensional.
Mobil hybrid dapat berjalan menggunakan motor listrik, mesin konvensional, atau paduan keduanya. Biasanya, mobil hybrid dapat berjalan menggunakan baterai hingga kecepatan 40-70 km/jam dengan kondisi pedal gas tidak dibejek.
Baterai mobil hybrid otomasi terisi kembali saat mobil melakukan deselerasi atau pengereman.
Beberapa mobil hybrid yang sudah dipasarkan di Indonesia, antara lain Wuling Almaz Hybrid, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, Toyota Corolla Cross Hybrid, Toyota All New Corolla Altis Hybrid, Toyota New Camry Hybrid, dan Toyota C-HR Hybrid.
2. Mobil Plug-in Hybrid (PHEV)
Indikator charging di Chery Tiggo 8 Pro PHEV. Foto: ist
Mobil plug-in hybrid ada di tengah-tengah antara mobil hybrid dengan mobil full listrik. Kinerja motor listrik di kendaraan PHEV lebih besar dibanding hybrid konvensional. Ukuran baterainya pun lebih besar.
Motor listrik dan mesin dapat bekerja secara bergantian atau simultan untuk menggerakkan roda mobil. Saat kapasitas bateria penuh, mobil PHEV dapat melaju hingga 80-100 km/jam tanpa harus mengaktifkan mesin konvensionalnya.
Karena kapasitas baterai besar, teknologi PHEV juga bisa dicas pada sumber listrik seperti charging station atau bahkan listrik rumah menggunakan konverter khusus.
Beberapa mobil PHEV di Indonesia yakni Mitsubishi Outlander PHEV dan BMW i8.
Apalagi, kebutuhan terhadap mobil bertenaga baterai ramah lingkungan tidak bisa dihindari. Karena itu, wajib untuk memahami jenis teknologi baterai di mobil, agar tidak salah pilih. Nah, berikut perbedaannya:
1. Mobil Hybrid
Berbeda dengan mobil ICE (Internal Combustion Engine), teknologi hybrid menawarkan dua sumber tenaga di dalam satu mobil. Yakni, paduan antara motor listrik yang ditenagai baterai dan mesin konvensional.
Mobil hybrid dapat berjalan menggunakan motor listrik, mesin konvensional, atau paduan keduanya. Biasanya, mobil hybrid dapat berjalan menggunakan baterai hingga kecepatan 40-70 km/jam dengan kondisi pedal gas tidak dibejek.
Baterai mobil hybrid otomasi terisi kembali saat mobil melakukan deselerasi atau pengereman.
Beberapa mobil hybrid yang sudah dipasarkan di Indonesia, antara lain Wuling Almaz Hybrid, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, Toyota Corolla Cross Hybrid, Toyota All New Corolla Altis Hybrid, Toyota New Camry Hybrid, dan Toyota C-HR Hybrid.
2. Mobil Plug-in Hybrid (PHEV)
Indikator charging di Chery Tiggo 8 Pro PHEV. Foto: ist
Mobil plug-in hybrid ada di tengah-tengah antara mobil hybrid dengan mobil full listrik. Kinerja motor listrik di kendaraan PHEV lebih besar dibanding hybrid konvensional. Ukuran baterainya pun lebih besar.
Motor listrik dan mesin dapat bekerja secara bergantian atau simultan untuk menggerakkan roda mobil. Saat kapasitas bateria penuh, mobil PHEV dapat melaju hingga 80-100 km/jam tanpa harus mengaktifkan mesin konvensionalnya.
Karena kapasitas baterai besar, teknologi PHEV juga bisa dicas pada sumber listrik seperti charging station atau bahkan listrik rumah menggunakan konverter khusus.
Beberapa mobil PHEV di Indonesia yakni Mitsubishi Outlander PHEV dan BMW i8.