Suzuki Berencana Buat Bahan Bakar dari Kotoran Sapi

Selasa, 31 Januari 2023 - 09:00 WIB
loading...
Suzuki Berencana Buat...
Jumlah ternak sapi di India sangat tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk membuat biogas. Foto/Techgup
A A A
JAKARTA - Maruti Suzuki di India berencana membuat bahan bakar dari kotoran sapi . Hal itu dilakukan guna menekan emisi dan memberikan pilihan bahan bakar hijau.

Saat ini India sudah menyediakan beberapa bahan bakar hijau mulai dari etanol dan gas. Hadirnya bahan bakar yang terbuat dari kotoran sapi diyakini akan meningkatkan kontribusi terhadap upaya menekan emisi gas buang yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor.

Suzuki memperkirakan bahwa kotoran sapi yang berasal dari 10 ekor sapi dalam sehari dapat menghasilkan gas biometana terkompresi yang cukup untuk menggerakkan 1 mobil selama 1 hari. Faktanya India merupakan salah satu negara dengan populasi sapi ternak yang sangat besar.

Dari situ Suzuki kemudian bekerja sama dengan National Dairy Development Board dan Banas Dairy. Nantinya kerja sama itu akan direalisasi dengan membangun pabrik pengolah biometana di kawasan Banaskantha, Gujarat, India.



Suzuki Berencana Buat Bahan Bakar dari Kotoran Sapi


Disebutkan Rushlane, pabrik itu nantinya akan bisa memproduksi sebanyak 1.500 kilogram biometana. Jumlah itu sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sebanyak 500 mobil berbahan bakar gas.

"Jika target itu terealisasi maka Suzuki berupaya meningkatkan kapasitas produksi lebih besar lagi guna memenuhi kebutuhan di kawasan ASEAN, Afrika, Jepang, dan Amerika Serikat," sebut Rush Lane.



Dibandingkan dengan CNG dan etanol, biogas yang berasal dari kotoran sapi tampaknya tidak memiliki keterbatasan. Kotoran sapi adalah limbah pertanian dan persediaannya hampir tidak terbatas.

Selain produksi biogas, sisa bahan dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk tersebut akan diserap tanaman bersama dengan CO2 yang dihasilkan mobil. Seluruh siklus dapat berlanjut selamanya, mulai dari makan dan melahirkan sapi.

Itu berbeda dengan etanol yang memang sudah sangat popular di India dan Brasil. Masalahnya adalah tanaman etanol dapat membatasi area budidaya yang tersedia untuk tanaman lain. "Ini mungkin tidak terjadi sekarang, tetapi situasi seperti itu dapat terjadi ketika etanol lebih banyak digunakan di seluruh dunia," terang Rush Lane.
(wsb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2690 seconds (0.1#10.140)