2035 Eropa Larang Kendaraan Pembakaran Internal, Jerman Minta Mobil Bahan Bakar Sintetis Diizinkan
loading...
A
A
A
BERLIN - Jerman sebagai salah satu negara produsen kendaraan terbesar di Eropa meminta agar mobil berbahan bakar sintetis yang netral CO2 tetap diperbolehkan diproduksi. Sebab, Uni Eropa (UE) tahun lalu mengumumkan rencana untuk melarang penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) tahun 2035.
Jerman tetap ingin menjual kendaraan berbahan bakar bahan netral CO2, bahkan setelah larangan produksi mobil mesin pembakaran internal baru diberlakukan. Ini akan memberikan ruang bernapas bagi industri otomotif Jerman untuk mencari solusi yang tidak terlalu berpotensi mengganggu produksi sambil mendukung pengurangan emisi CO2.
Menurut Germany Trade & Invest, industri otomotif Jerman menghasilkan USD410,9 miliar, atau menyumbang lebih dari seperlima PDB industri negara. Jadi akan rugi besar jika larangan penggunaan kendaraan pembakaran internal diterapkan, padahal Jerman sedang mengembangkan bahan bakar alternatif nol-emisi.
Awal bulan ini, Sekretaris Transportasi Jerman meminta izin untuk pengecualian pada kendaraan pembakaran internal berbahan bakar sintetis. Sekarang, menurut laporan Reuters, Jerman telah secara resmi meminta hal itu kepada Uni Eropa.
“Komisi harus mengajukan proposal bagaimana bahan bakar elektronik dapat digunakan, atau bagaimana mesin pembakaran yang dijalankan dengan bahan bakar netral iklim diatur. Kami membutuhkan teknologi hidrogen (sel bahan bakar) dan juga bahan bakar elektronik, terutama pada kendaraan berat, dalam transportasi truk," kata Michael Theurer, sekretaris transportasi Jerman dikutip SINDOnews dari laman The Drive, Rabu (1/3/2023).
Bahan bakar sintetik (juga disebut bahan bakar elektronik) diproduksi dengan penangkapan CO2 dan secara teoritis netral CO2 (atau mendekatinya) selama masa pakainya. Jika pabrikan mematuhi larangan tersebut, dilaporkan dapat mengakomodasi pengecualian untuk bahan bakar sintetis.
Pengecualian untuk kendaraan penghasil CO2 dari produsen volume rendah diberlakukan awal bulan ini. Meskipun pengecualian lengkap terbatas pada merek dengan produksi tahunan 1.000 unit kendaraan atau kurang.
Namun, dalam produksi kendaraan e-fuel yang berarti listrik dan pembangkit listrik di Jerman saat ini jauh dari bebas karbon. Menurut Badan Energi Internasional, energi netral karbon (nuklir dan terbarukan) merupakan dua sumber terkecil energi Jerman pada tahun 2021.
Jerman, menurut Clean Energy Wire, menargetkan 80% pembagian energi terbarukan pada tahun 2030. Meskipun komitmen awalnya untuk mencapai 100% pada tahun 2035 dilaporkan mendapat tentangan dari politisi.
Jerman tetap ingin menjual kendaraan berbahan bakar bahan netral CO2, bahkan setelah larangan produksi mobil mesin pembakaran internal baru diberlakukan. Ini akan memberikan ruang bernapas bagi industri otomotif Jerman untuk mencari solusi yang tidak terlalu berpotensi mengganggu produksi sambil mendukung pengurangan emisi CO2.
Menurut Germany Trade & Invest, industri otomotif Jerman menghasilkan USD410,9 miliar, atau menyumbang lebih dari seperlima PDB industri negara. Jadi akan rugi besar jika larangan penggunaan kendaraan pembakaran internal diterapkan, padahal Jerman sedang mengembangkan bahan bakar alternatif nol-emisi.
Awal bulan ini, Sekretaris Transportasi Jerman meminta izin untuk pengecualian pada kendaraan pembakaran internal berbahan bakar sintetis. Sekarang, menurut laporan Reuters, Jerman telah secara resmi meminta hal itu kepada Uni Eropa.
“Komisi harus mengajukan proposal bagaimana bahan bakar elektronik dapat digunakan, atau bagaimana mesin pembakaran yang dijalankan dengan bahan bakar netral iklim diatur. Kami membutuhkan teknologi hidrogen (sel bahan bakar) dan juga bahan bakar elektronik, terutama pada kendaraan berat, dalam transportasi truk," kata Michael Theurer, sekretaris transportasi Jerman dikutip SINDOnews dari laman The Drive, Rabu (1/3/2023).
Bahan bakar sintetik (juga disebut bahan bakar elektronik) diproduksi dengan penangkapan CO2 dan secara teoritis netral CO2 (atau mendekatinya) selama masa pakainya. Jika pabrikan mematuhi larangan tersebut, dilaporkan dapat mengakomodasi pengecualian untuk bahan bakar sintetis.
Pengecualian untuk kendaraan penghasil CO2 dari produsen volume rendah diberlakukan awal bulan ini. Meskipun pengecualian lengkap terbatas pada merek dengan produksi tahunan 1.000 unit kendaraan atau kurang.
Namun, dalam produksi kendaraan e-fuel yang berarti listrik dan pembangkit listrik di Jerman saat ini jauh dari bebas karbon. Menurut Badan Energi Internasional, energi netral karbon (nuklir dan terbarukan) merupakan dua sumber terkecil energi Jerman pada tahun 2021.
Jerman, menurut Clean Energy Wire, menargetkan 80% pembagian energi terbarukan pada tahun 2030. Meskipun komitmen awalnya untuk mencapai 100% pada tahun 2035 dilaporkan mendapat tentangan dari politisi.
(wib)