Motor Pertama yang Masuk Indonesia, Butuh Bakar Spiritus 20 Menit untuk Hidupkannya

Minggu, 16 April 2023 - 06:36 WIB
loading...
Motor Pertama yang Masuk...
Hildebrand & Wolfmuller, motor pertama yang masuk Indonesia. FOTO/ MC
A A A
JAKARTA - Motor pertama yang masuk ke Indonesia bukan motor dari Jepang, Amerika Serikat, apalagi Italia. Motor pertama di Indonesia ini ternyata berasal dari Jerman.

Baca Juga: Perjalanan Yamaha RX Series di Indonesia

Seperti dilansir dari iMotobike, diketahui bahwa motor produksi massal pertama yang lahir ke dunia adalah motor merek Hildebrand and Wolfmüller buatan Jerman.

Motor ini hadir berdasarkan perkembangan dari “penciptaan” pertama oleh Michaux ex Cie pada 1868. Kala itu motornya masih bermesin uap sebagai tenaga penggerak dan kemudian dilanjutkan terlebih dulu oleh Edward Butler asal Inggris.

Tapi pada kelanjutannya, Butler lebih cenderung mengembangkan motor beroda tiga. Sementara motor beroda dua akhirnya diproduksi massal pertama oleh pabrikan Hildebrand and Wolfmuller di Munich, Jerman, pada 1893.
Motor Pertama yang Masuk Indonesia, Butuh Bakar Spiritus 20 Menit untuk Hidupkannya


Pemilik motor pertama di Indonesia ini adalah orang Inggris, bernama John C. Potter yang sehari-harinya bekerja sebagai masinis di Pabrik Gula Oemboel Probolinggo, Jawa Timur.

Potter memesan sepeda motor tersebut, satu tahun sebelum mobil pertama tiba di Indonesia. Dan hal tersebut yang membuat Potter menjadi orang pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor.

Hildebrand & Wolfmüller adalah sepeda motor yang pertama diproduksi di dunia. Henry dan Wilhelm Hildebrand bersaudara, yang merupakan insinyur mesin uap, yang mengembangkan sepeda motor tersebut.

Keduanya bekerja sama dengan Alois Wolfmüller dan mekaniknya Hans Geisenhof. Sepeda motor buatan Hildebrand & Wolfmüller dipatenkan dengan No. 78553 tertanggal 20 Januari 1894.

Didiskripsikan sepeda motor ini memiliki sebuah mesin empat tak, dua silinder 1.489 cc (90,9 cu in.), dengan diameter dan tak 90 mm × 117 mm (3,5 in × 4,6 in).
Motor Pertama yang Masuk Indonesia, Butuh Bakar Spiritus 20 Menit untuk Hidupkannya

Mesin ini menghasilkan 1,9 kW (2,5 bhp) @ 240 rpm menggerakkan beban berbobot 50 kg (110 pon) hingga kecepatan maksimum 45 km/h (28 mph).

Campuran bahan bakar-udara dari karburator muka diatur oleh sebuah katup yang dioperasikan oleh kontrol pada setang.

Ya, jadi sebelum pabrikan Hildebrand and Wolfmuller melakukan produksi massal! Dikutip dari buku ‘Krèta Sètan (De Duivelswagen)', Potter pribadi yang memesan dan memiliki motor pertama itu, sebelum mendatangkan mobil Benz Phaeton untuk Pakubuwono X.

Tidak seperti motor modern saat ini, untuk menyalakan mesin motor Hildebrand & Wolfmüller membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Ada dua cara untuk menyalakan mesin motor ini, pertama blok mesin harus dipanaskan cara membakar bagian luarnya dengan cairan spiritus. Kedua motornya di dorong dengan cepat hingga mesin hidup dan stabil.

Motor ini menggendong mesin 1.489 cc dua silinder empat tak, jangan bandingkan dengan motor modern. Tenaganya hanya 2,5 daya kuda dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam

Sebuah motor yang benar-benar hanya rangka dan mesin, tidak rantai, gear box, apalagi sistem kelistrikan. Untuk menggerakan roda menggunakan batang piston.

Hildebrand & Wolfmuller adalah motor yang pertama diproduksi di dunia oleh Henry dan Wilhelm Hildebrand bersaudara di Munchen, Jerman.

Sayangnya, hingga sekarang tidak ada kabar bagaimana nasib motor pertama di Indonesia ini yang menjadi bagian dari sejarah otomotif.

Terakhir terlihat, motor ini teronggok rusak dan berkarat di garasi rumah John C Potter pada tahun 1932, atau 39 tahun setelah motor tersebut mengaspal di jalanan Pulau Jawa.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ducati Panigale V4 Lamborghini...
Ducati Panigale V4 Lamborghini Diperkenalkan, Diproduksi hanya 630 Unit
Produsen Suku Cadang...
Produsen Suku Cadang Mobil Taiwan Berniat Angkat Kaki dari AS
Toyota GR Corolla untuk...
Toyota GR Corolla untuk Pasar AS Disiapkan, Ini Bocorannya
Begini Cara Malaysia...
Begini Cara Malaysia Selamatkan Industri Otomotif dari Tarif Impor AS
Genesis X Gran Convertible...
Genesis X Gran Convertible Series Diperkenalkan, Inilah Kemewahan Sedan Buatan Korsel
Tarif Impor Kendaraan...
Tarif Impor Kendaraan Mencapai 25% Bisa Bikin Babak Belur Industri Otomotif ASEAN
Rencana Besar Industri...
Rencana Besar Industri Otomotif AS usai Tarif Impor Baru Diberlakukan
Industri Otomotif AS...
Industri Otomotif AS Keberatan dengan Tarif Impor Baru Trump
Dealer Neta di Singapura...
Dealer Neta di Singapura Ditutup setelah 3 Bulan Dibuka
Rekomendasi
Titiek Puspa Tiba-Tiba...
Titiek Puspa Tiba-Tiba Pingsan Saat Syuting, Keluarga Ungkap Kondisi Terbaru
Polri Masih Berupaya...
Polri Masih Berupaya Evakuasi 12 Pendulang Emas yang Selamat dari Pembantaian KKB
Adu Cepat di Sirkuit...
Adu Cepat di Sirkuit Lusail Akhir Pekan Ini! Nonton MotoGP Qatar di Sini
10 Contoh Teks MC Halalbihalal...
10 Contoh Teks MC Halalbihalal yang Menarik, Sopan, dan Penuh Makna untuk Berbagai Acara
Pakar Hukum Minta Penertiban...
Pakar Hukum Minta Penertiban Sawit di Kawasan Hutan Harus Cermat
Jauh dari Harapan, Wamenaker...
Jauh dari Harapan, Wamenaker Akui BHR Ojol Cuma Gocap
Berita Terkini
Harley Davidson Cari...
Harley Davidson Cari CEO Baru untuk Hadapi Tarif Impor Baru AS
1 jam yang lalu
Pengamat: Korban Terparah...
Pengamat: Korban Terparah dari Tarif Trump adalah Produsen Mobil AS
2 jam yang lalu
Stellantis Yakin Tarif...
Stellantis Yakin Tarif Impor AS Berimbas ke Alfa Romeo dan Maserati
5 jam yang lalu
Ducati Panigale V4 Lamborghini...
Ducati Panigale V4 Lamborghini Diperkenalkan, Diproduksi hanya 630 Unit
7 jam yang lalu
China, Jepang, dan Korsel...
China, Jepang, dan Korsel Bersatu Melawan Tarif Impor Kendaraan AS
15 jam yang lalu
200+ Mobil Listrik dan...
200+ Mobil Listrik dan Hybrid MG Ludes Terbakar di Filipina, Mitos Baterai EV Meledak Terbantahkan?
18 jam yang lalu
Infografis
Jakarta Butuh Ini untuk...
Jakarta Butuh Ini untuk Atasi Penurunan Muka Tanah yang Kritis
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved