Cegah Kecelakaan Bus saat Mudik, Sopir Perlu Perhatikan Teknik dan Perawatan Rem

Selasa, 18 April 2023 - 12:32 WIB
loading...
Cegah Kecelakaan Bus saat Mudik, Sopir Perlu Perhatikan Teknik dan Perawatan Rem
Bus merupakan salah satu moda transportasi massal yang sangat disukai masyarakat. Foto/DOK. DCVI
A A A
JAKARTA - Kecelakaan bus kerap terjadi karena kondisi rem blong. Cermati saran yang diberikan oleh Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI) terhadap para sopir bus.

Dalam keterangan resmi DCVI menyebutkan berdasarkan data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebanyak 90 persen kasus kecelakaan dengan bus dan truk terjadi karena masalah di sistem rem. Hal itu sejatinya juga bisa diantisipasi sejak dengan melakukan perawatan rutin, seperti pengecekan rem yang merupakan aspek penting yang harus berfungsi dalam berkendara.

Tanpa adanya rem dalam kondisi prima, kendaraan akan kesulitan untuk menghentikan lajunya. Saat pengendara menginjak pedal rem dan laju kendaraan tidak berhenti, maka rem dapat dikatakan mengalami rem blong dan dapat menyebabkan kecelakaan di jalan.

"Kendaraan niaga adalah kendaraan berat, maka sistem rem yang digunakan umumnya adalah rem tromol dengan sistem udara tekan atau biasa disebut dengan sistem rem angin," sebut keterangan resmi DCVI.

Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan rem blong. Kondisi ini bisa terjadi jika tekanan udara pada sistem rem habis, hingga kanvas rem atau sepatu rem sudah aus dan diameter dalam tromol yang sudah melebihi limit maksimumnya. Selain itu, rem blong juga dapat terjadi karena adanya penyumbatan dan atau kebocoran pada selang angin pada sistem rem.

Kondisi itu tentu jadi hal yang perlu diperhatikan oleh pemudik yang menggunakan jasa transportasi bus. Apalagi menurut pemerintah jumlah pemudik pada tahun 2023 akan mencapai 123,8 juta orang, dan sebesar 22,77 persen pemudik akan menggunakan bus sebagai alat transportasi.



Cegah Kecelakaan Bus saat Mudik, Sopir Perlu Perhatikan Teknik dan Perawatan Rem


Bus yang tidak terawat dengan baik tentu akan jadi kendaraan yang sangat berbahaya buat pemudik. Pasalnya jalanan yang akan dilewati oleh armada bus bisa dibilang memiliki kesulitan tersendiri, seperti adanya tanjakan atau turunan di beberapa titik.

Untuk mengantisipasi kondisi rem blong, pengendara dapat melakukan pemeriksaan berkala setelah kendaraan menempuh jarak 10.000 kilometer. Hal ini menjadi tanggung jawab para pemilik kendaraan niaga supaya menjaga performa kendaraan tetap prima.

Sebenarnya untuk mudik Lebaran 2023 kali ini, pemerintah secara masif melakukan Ramp Check kepada bus-bus yang akan digunakan pada mudik lebaran. Apabila bus sudah ditempel stiker khusus Inspeksi Keselamatan LLAJ, maka bus tersebut sudah layak pakai dan sesuai dengan ketentuan Ramp Check.

"Calon penumpang dimohon untuk memperhatikan bus yang akan dinaiki pada saat pulang kampung untuk mengamati apakah stiker tersebut sudah ada atau belum, atau mengeceknya di aplikasi MitraDarat milik Kementerian Perhubungan," terang DCVI.

Di sisi penyedia kendaraan niaga, Daimler Commercial Vehicles Indonesia ( DCVI ) sebagai Agen tunggal Pemegang Merek Mercedes-Benz Bus menghadirkan “Lebaran Rescue 2023” yang terintegrasi dengan program pemerintah “Mudik Aman Berkesan” dari Kementerian Perhubungan.



Melalui program ini, DCVI akan memberikan dukungan penuh bagi bus Mercedes-Benz yang digunakan sebagai transportasi pemudik. DCVI menyediakan 11 titik layanan selama program ini berlangsung dari 17-29 April 2023, sehingga apabila terjadi masalah dengan bus Mercedes-Benz di jalanan, sopir bisa memutuskan service-point terdekat untuk dituju.

”Pemilik bus harus melakukan servis rutin untuk menghadapi musim ini, mulai dari pengecekan performa mesin, kekuatan rem, fungsi elektrikal dan fungsi lainnya,” jelas Faustina, Head of Product Management and Marketing DCVI.

Tidak hanya itu, Faustina juga menegaskan pentingnya pengetahuan dari pengemudi terhadap bus yang dikendarai, terutama dalam penggunaan rem, selain memiliki fitur rem utama (service brake), ada juga rem tambahan yang bisa dipergunakan untuk membantu mengurangi laju kendaraan serta fitur-fitur lain dalam bus untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Oleh karena itu, DCVI memberikan pelatihan kepada pengemudi untuk menambah pengetahuan mereka, seperti: pengenalan produk, pelatihan cara berkendara yang ekonomis, dan juga pelatihan cara berkendara yang aman.

“Kami selaku Agen Pemegang Merek rutin melakukan pelatihan setiap unit baru dikirim atau jika ada pengemudi baru di perusahaan otobus. Pengetahuan produk dan cara berkendara akan menjadi hal yang bermanfaat bagi para pengemudi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan,” tegasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2099 seconds (0.1#10.140)