Krisis Air Akan Jadi Masalah Utama di Industri Otomotif

Minggu, 30 April 2023 - 21:34 WIB
loading...
Krisis Air Akan Jadi Masalah Utama di Industri Otomotif
Pabrik perakitan mobil Toyota di Indonesia. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
LONDON - Krisis chip semikonduktor yang mendera industri otomotif mulai teratasi. Namun, ada ancaman krisis air yang akan menjadi masalah baru produsen otomotif.


Seperti dilansir dari Car Dealer Megazine, Eropa mengalami musim panas terkering dalam 500 tahun terakhir pada tahun 2022. Curah hujan minimal selama musim dingin, membuat banyak pemerintah telah memperingatkan akan terjadinya krisis air.

Krisis air bukan hanya akan berdampak pada pertania, tapi juga akan menimpa industri otomotif. Pasalnya, berdasarkan pernyataan perusahaan pengelola air Ecolab, dibutuhkan 4.000 liter air untuk membuat satu mobil saja.

Wayne Griffiths, CEO SEAT and Cupra yang memiliki berbagai pabrik di Spanyol mengatakan ‘prihatin’ dengan kelangkaan ini. Dia meyakini hal tersebut akan menjadi ‘krisis berikutnya’ setelah krisis semikonduktor, yang melumpuhkan produsen mobil sejak Covid-19 dimulai.

“Meski situasi semikonduktor membaik, kita akan menghadapi krisis berikutnya, yang menurut saya akan menjadi krisis air,” kata Griffiths seperti dikutip dari Car Dealer Megazine.

Pernyataan yang dilayangkan Griffiths bukan omong kosong, dia melihat Eropa selatan sudah sangat kering. Bahkan, dirinya sudah berbicara dengan menteri di Catalunya mengenai stuasi tersebut karena jelas sangat mengkhawatirkan.

“Tentu saja , kita bisa mengambil air laut dan menghilangkan garamnya, tapi itu akan sangat boros energi. Kami membutuhkan hujan karena pembuatan mobil membutuhkan air,” ujarnya.

Mengantisipasi hal tersebut, Wayne Griffiths mengatakan bahwa saat ini perusahaan fokus pada model tertentu. Dia menegaskan memproduksi Cupra menjadi prioritas ketimbang SEAT yang peminatnya dari kalangan tertentu.

“Kami harus membuat keputusan strategis dan menetapkan prioritas kami. Ketika kami tidak memiliki cukup semikonduktor, kami memutuskan untuk memprioritaskan Cupra, yang sayangnya berdampak negatif pada SEAT,” ucapnya.

Seperti diketahui, beberapa produsen memang masih kesulitan dengan suplai chip semikonduktor, terutama kendaraan mewah. Ini membuat produksi mereka terbatas dan membutuhkan waktu lama untuk membangun satu mobil saja.

“Kami melakukan itu karena alasan margin dan tentunya dengan kapasitas produksi yang berkurang, kami harus tetap untung sebagai perusahaan. Khususnya untuk brand Cupra yang baru saja diperkenalkan. Anda tidak bisa meluncurkan produk tapi tidak ada yang dijual,” tutur Griffiths.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2016 seconds (0.1#10.140)