Yang Lain pada Kabur, 11 Merek Mobil China Masih Setia Jualan di Rusia
loading...
A
A
A
MOSCOW - Dampak perang Rusia Ukraina membuat banyak merek mobil dunia hengkang dari negara yang dipimpin Vladimir Putin itu. Dan akibat perang tersebut hanya 14 merek mobil saja yang masih bertahan di Rusia.
Jumlah itu sangat sedikit mengingat sebelumnya ada 60 merek mobil yang berbisnis di negara beruang merah itu. Uniknya lagi disebut Kommersant 14 merek mobil tersebut justru kebanyakan merupakan mobil China.
Detailnya 11 mobil China dan tiga mobil buatan Rusia. Artinya selain China tidak ada satu pun mobil dari negara-negara lain yang masih berjualan di Rusia.
Kesebelas mobil China yang masih berjualan di Rusia di antaranya adalah Chery, Geely, Haval, Jac, Faw, Dongfeng, Changan, Exeed, Gac, Foton, dan Omoda. Sisanya tiga mobil buatan Rusia adalah Lada, GAZ, dan UAZ.
Dominasi mobil China justru membuat mobil-mobil dari negara tersebut menguasai penjualan. Dilaporkan Reuters, pada kuarter pertama tahun ini penjualan mobil China berhasil mencapai 64.483 unit.
Capaian itu melampaui penjualan mobil buatan Rusia, Lada, yang hanya mencapai 64.240 di periode yang sama. Saat ini mobil-mobil China dan Lada sama-sama memiliki market share otomotif sebesar 40 persen.
Dominasi mobil-mobil China membuat Rusia bergerak cepat. Sampai-sampai pada Maret 2023 lalu, Rusia bahkan membuat lembaga baru bernama Association of Chinese Automakers agar impor mobil dari China ke Rusia berjalan dengan mulus.
"Asosiasi ini merupakan salah satu usaha untuk menurunkan tarif impor untuk perusahaan China dan memfasilitasi rencana mereka untuk melakukan lokalisasi produk di Rusia," ucap Boris Titov Ketua China-Russia Friendship Committee.
Disebutkan Moscow Times pabrikan mobil China memang sangat berbeda dengan pabrikan mobil lainnya yang datang dari Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Pabrikan mobil China sama sekali tidak mendapat tekanan harus keluar dari Rusia setelah menginvasi Ukraina.
"Banyak perusahaan China berupaya memanfaatkan kondisi semaksimal mungkin, sambil memantau sanksi internasional yang bisa saja mereka terima," tulis Moscow Times.
Jumlah itu sangat sedikit mengingat sebelumnya ada 60 merek mobil yang berbisnis di negara beruang merah itu. Uniknya lagi disebut Kommersant 14 merek mobil tersebut justru kebanyakan merupakan mobil China.
Detailnya 11 mobil China dan tiga mobil buatan Rusia. Artinya selain China tidak ada satu pun mobil dari negara-negara lain yang masih berjualan di Rusia.
Kesebelas mobil China yang masih berjualan di Rusia di antaranya adalah Chery, Geely, Haval, Jac, Faw, Dongfeng, Changan, Exeed, Gac, Foton, dan Omoda. Sisanya tiga mobil buatan Rusia adalah Lada, GAZ, dan UAZ.
Dominasi mobil China justru membuat mobil-mobil dari negara tersebut menguasai penjualan. Dilaporkan Reuters, pada kuarter pertama tahun ini penjualan mobil China berhasil mencapai 64.483 unit.
Capaian itu melampaui penjualan mobil buatan Rusia, Lada, yang hanya mencapai 64.240 di periode yang sama. Saat ini mobil-mobil China dan Lada sama-sama memiliki market share otomotif sebesar 40 persen.
Dominasi mobil-mobil China membuat Rusia bergerak cepat. Sampai-sampai pada Maret 2023 lalu, Rusia bahkan membuat lembaga baru bernama Association of Chinese Automakers agar impor mobil dari China ke Rusia berjalan dengan mulus.
"Asosiasi ini merupakan salah satu usaha untuk menurunkan tarif impor untuk perusahaan China dan memfasilitasi rencana mereka untuk melakukan lokalisasi produk di Rusia," ucap Boris Titov Ketua China-Russia Friendship Committee.
Disebutkan Moscow Times pabrikan mobil China memang sangat berbeda dengan pabrikan mobil lainnya yang datang dari Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Pabrikan mobil China sama sekali tidak mendapat tekanan harus keluar dari Rusia setelah menginvasi Ukraina.
"Banyak perusahaan China berupaya memanfaatkan kondisi semaksimal mungkin, sambil memantau sanksi internasional yang bisa saja mereka terima," tulis Moscow Times.
(wbs)