Begini Untung dan Rugi Membeli Mobil Hybrid di 2023

Selasa, 27 Juni 2023 - 19:10 WIB
loading...
Begini Untung dan Rugi Membeli Mobil Hybrid di 2023
Untung dan rugi membeli mobil hybrid di 2023 penting untuk dipahami. Foto: dok TAM
A A A
JAKARTA - Pasar Indonesia mulai dibanjiri mobil hybrid selama 2023. Variannya beragam, mulai dari Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, Toyota Corolla Cross Hybrid, Wuling Almaz Hybrid, Suzuki Ertiga Hybrid, hingga yang terbaru Yaris Cross Hybrid.

Menariknya lagi, harga mobil bermesin hybrid saat ini jauh lebih terjangkau dibandingkan misalnya 3-4 tahun lalu.

All New Yaris Cross bermesin full hybrid, misalnya, dibanderol mulai Rp407 juta-Rp449 juta. Atau, harga Suzuki Ertiga dengan light hybrid dibanderol mulai Rp273 juta.

Tapi, sebenarnya apa sih keuntungan dan kerugian membeli mobil hybrid di 2023? Nah, berikut rinciannya:

Keuntungan membeli mobil hybrid di 2023:

1. Efisiensi Bahan Bakar Tinggi

Mobil hybrid menggabungkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik, yang menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi daripada mobil konvensional.

Motor listrik membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dengan menyediakan tenaga tambahan saat diperlukan, terutama dalam situasi berhenti dan berjalan pelan.

Konsumsi BBM Toyota Yaris Cross hybrid, misalnya, diklaim bisa tembus 1:30 km/liter. Sedangkan Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid mencapai 1:21 km/liter. Tentu saja, ini sangat hemat saat dipakai sehari-hari.

2. Emisi Rendah

Mobil hybrid menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil konvensional. Penggunaan motor listrik mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi yang lebih bersih. Ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan membantu menjaga kualitas udara yang lebih baik.

3. Lebih Bertenaga

Mobil hybrid mengkombinasikan mesin pembakaran internal dan motor listrik. Mesin pembakaran internal memberikan daya ekstra saat diperlukan, sementara motor listrik memberikan torsi segera dan akselerasi yang halus. Ini menghasilkan pengalaman mengemudi yang lebih responsif dan nyaman.

4. Teknologi Regeneratif

Sistem pengisian ulang baterai pada mobil hybrid memanfaatkan teknologi regeneratif yang mengubah energi kinetik saat pengereman menjadi energi listrik yang dapat digunakan kembali. Ini membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebutuhan pengisian ulang baterai eksternal.

5. Kebisingan Lebih Rendah

Motor listrik pada mobil hybrid beroperasi dengan sangat tenang, yang mengurangi tingkat kebisingan saat berkendara. Ini menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan nyaman di dalam mobil.

6. Jangkauan Berkendara Lebih Jauh

Mobil hybrid memiliki jangkauan berkendara yang lebih panjang dibandingkan dengan mobil listrik murni karena mereka juga menggunakan mesin pembakaran internal. Ini membantu mengatasi kekhawatiran mengenai jarak tempuh yang terbatas pada mobil listrik dan memberikan fleksibilitas lebih besar dalam perjalanan jarak jauh.

7. Gengsi

Mobil hybrid mengusung teknologi baru, sehingga pengguna akan menjadi salah satu “early adopter”. Yakni, mereka yang mengadopsi teknologi terkini, yang tentu saja dapat meningkatkan gengsi penggunanya.

8. Garansi Baterai Panjang

Sadar banyak pengguna yang masih khawatir dengan durabilitas dan daya tahan baterai mobil hybrid, pabrikan otomotif memberikan garansi baterai yang sangat panjang. PT Suzuki Indomobil Sales, misalnya, memberikan perpanjangan masa garansi Lithium-ion Battery pada setiap kendaraan hybrid Suzuki menjadi 8 tahun atau 160.000 kilometer. Termasuk XL7 hybrid dan Ertiga hybrid.

Kerugian Membeli Mobil Hybrid di 2023:

1. Harga Jual Tinggi

Mobil hybrid saat ini dipasarkan dengan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional. Tentu saja, ini wajar karena penggunaan baterai maupun motor listrik yang harganya tidak murah.

2. Biaya Perawatan Lebih Tinggi

Mobil hybrid memiliki sistem lebih kompleks, terdiri dari komponen mesin pembakaran internal dan motor listrik, serta baterai yang butuh perawatan khusus. Baterai mobil hybrid umumnya memiliki masa pakai terbatas. Selain itu, perbaikan dan pemeliharaan sistem hybrid juga dapat lebih rumit dan mahal dibanding mobil konvensional.

3. Dukungan Pemerintah

Sayangnya, dukungan pemerintah terhadap mobil hybrid tidak sebesar mobil full listrik. Kendaraan listrik murni berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) dan fuel cell (Fuel Cell Electric Vehicle/FCEV), tidak dibebankan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) karena tidak menghasilkan CO2.

Namun, kendaraan Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) termasuk dalam kategori barang mewah yang menghasilkan CO2.



Meski, nilai PPnBM mobil hybrid lebih murah dibanding PPnBM mobil berbahan bakar fosil murni. Tarif pajak mobil hybrid (PPnBM) dimulai dari 15%, 25%, hingga 30% dengan menyesuaikan kapasitas silinder masing-masing mobil hybrid.

Sementara untuk PKB tahunannya masih sama seperti mobil konvensional, yaitu dikenakan 2% dari nilai jualmobilhybrid.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2752 seconds (0.1#10.140)