Konversi Motor Listrik Bisa Kredit, Cicilannya Rp300 Ribuan per Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kampanye penggunaan kendaraan ramah lingkungan terus digaungkan. Salah satu upaya yang ditempuh adalah konversi motor konvensional menjadi motor listrik.
Program ini sudah masuk dalam skema subsidi Rp7 juta tanpa syarat apa pun. Meski mendapat subsidi, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan konversi ke kendaraan listrik masih cukup tinggi, sekitar Rp15 juta-Rp17 juta. Untuk itu, disediakan skema kredit.
Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Kementerian ESDM Bidang Kelistrikan, mengatakan saat ini pihaknya sudah menggandeng leasing atau jasa pembiayaan.
“Sudah ada cicilannya, dibawa pergi ke leasing dan bank. Tapi kalau pakai kartu kredit, bisa nol persen (bunganya). Kalau dibagi, ketemunya di angka Rp320 ribu,” kata Sripeni Inten kepada wartawan di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Namun, saat ini Kementerian ESDM bersama beberapa pelaku bengkel konversi , berencana untuk menerapkan sistem sewa baterai. Nantinya, dengan bantuan subsidi Rp7 juta, maka konversi motor bisa gratis.
“Tidak menghilangkan baterai tanam. Supaya lebih luas. Supaya (seperti) kurir, ojol yang heavy user 100 km, dan dengan tukar baterai jadi kan nggak tidak nambah uang, hanya sewa bulanan, jadi nggak nambah modal,” ujar Inten.
“Hampir sama (biaya) sewa battery swap bulanan dengan charge. Terima jalan, pokoknya bawa motor bensin ke sini (bengkel konversi), keliar motor listrik. Tapi masih tunggu (aturannya berlaku),” tuturnya.
Sekadar informasi, saat ini komponen yang masih diimpor adalah baterai dan motor penggerak atau controller. Sehingga biaya konversi motor menjadi tinggi yang membuat orang-orang enggan untuk memanfaatkan program ini.
“Kalau pakai baterai tanam paling murah Rp15 juta. BRT paling murah Rp15 juta, itu pakai baterai yang sudah dimiliki (sendiri). Kalau dikurangi Rp 7 juta, tinggal Rp8 juta, malah (bisa) nol jadinya (lewat skema baterai sewa),” kata Tomy Huang, pemilik bengkel BRT (Bintang Racing Team).
Untuk saat ini, BRT bekerja sama dengan OICA dan IBC untuk pengadaan baterai yang digunakan pada motor konversi mereka. OICA sendiri merupakan salah satu pemain battery swap atau sistem tukar baterai yang terbukti lebih efektif untuk mobilitas harian.
Program ini sudah masuk dalam skema subsidi Rp7 juta tanpa syarat apa pun. Meski mendapat subsidi, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan konversi ke kendaraan listrik masih cukup tinggi, sekitar Rp15 juta-Rp17 juta. Untuk itu, disediakan skema kredit.
Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Kementerian ESDM Bidang Kelistrikan, mengatakan saat ini pihaknya sudah menggandeng leasing atau jasa pembiayaan.
“Sudah ada cicilannya, dibawa pergi ke leasing dan bank. Tapi kalau pakai kartu kredit, bisa nol persen (bunganya). Kalau dibagi, ketemunya di angka Rp320 ribu,” kata Sripeni Inten kepada wartawan di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Namun, saat ini Kementerian ESDM bersama beberapa pelaku bengkel konversi , berencana untuk menerapkan sistem sewa baterai. Nantinya, dengan bantuan subsidi Rp7 juta, maka konversi motor bisa gratis.
“Tidak menghilangkan baterai tanam. Supaya lebih luas. Supaya (seperti) kurir, ojol yang heavy user 100 km, dan dengan tukar baterai jadi kan nggak tidak nambah uang, hanya sewa bulanan, jadi nggak nambah modal,” ujar Inten.
“Hampir sama (biaya) sewa battery swap bulanan dengan charge. Terima jalan, pokoknya bawa motor bensin ke sini (bengkel konversi), keliar motor listrik. Tapi masih tunggu (aturannya berlaku),” tuturnya.
Sekadar informasi, saat ini komponen yang masih diimpor adalah baterai dan motor penggerak atau controller. Sehingga biaya konversi motor menjadi tinggi yang membuat orang-orang enggan untuk memanfaatkan program ini.
“Kalau pakai baterai tanam paling murah Rp15 juta. BRT paling murah Rp15 juta, itu pakai baterai yang sudah dimiliki (sendiri). Kalau dikurangi Rp 7 juta, tinggal Rp8 juta, malah (bisa) nol jadinya (lewat skema baterai sewa),” kata Tomy Huang, pemilik bengkel BRT (Bintang Racing Team).
Untuk saat ini, BRT bekerja sama dengan OICA dan IBC untuk pengadaan baterai yang digunakan pada motor konversi mereka. OICA sendiri merupakan salah satu pemain battery swap atau sistem tukar baterai yang terbukti lebih efektif untuk mobilitas harian.
(msf)