Toyota Siap Datangkan Mobil Bertenaga Hidrogen ke Indonesia
loading...
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Sejalan dengan hal itu Toyota berencana meningkatkan fokusnya terhadap pengembangan mesin hidrogen sebagai teknologi kendaraan yang ramah lingkungan, selain listrik.
Kepada SINDOnews Rabu (25/19/2023), Toyota menegaskan sebagai salah satu pabrikan otomotif yang menjadi pionir teknologi hidrogen adalah Toyota Motor Corporation (TMC) melalui Toyota Mirai yang mulai diproduksi secara massal pada 2014.
Toyota Mirai merupakan kendaraan berbasis Fuell Cell Elecrtric Vehicle (FCEV) yang tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak (BBM) ataupun mesin hybrid (kombinasi antara BBM dan tenaga listrik baterai).
Toyota Mirai yang didesain sebagai mobil berteknologi motor listrik dan berbahan bakar hidrogen hingga saat ini sudah hadir dengan generasi ke-2 yang diluncurkan pada 2019.
Di Indonesia, Toyota Mirai diperkenalkan kepada khalayak ramai saat penyelenggaraan Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City Tangerang di 2015 dan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi/BPPT (sekarang menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) di Balai Kartini Jakarta dan Gedung BPPT Serpong, Tangerang Selatan.
Selain teknologi FCEV, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan dengan mesin pembakaran internal bertenaga hidrogen (Hidrogen Internal Combution Engine/HICEV) yang menandai langkah baru dalam teknologi Toyota untuk mencapai komitmen pencapaian NZE global pada 2050.
Toyota meyakini dampak teknologi bersih hanya dapat dirasakan dengan penerapannya yang luas di seluruh pasar global.
Tidak berhenti sampai di situ, langkah Toyota Indonesia menuju era elektrifikasi di Indonesia dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal, mulai dari kesiapan rantai pasok atau supply chain, sumber daya manusia sampai layanan purna jual.
Toyota Indonesia percaya, harus ada solusi praktis dan berkelanjutan dengan menggabungkan berbagai pilihan dan teknologi seperti LCGC, flexy-engine, HEV, PHEV, BEV, hingga Hydrogen yang pada akhirnya menyesuaikan kebutuhan konsumen yang beragam.
Toyota juga sudah memiliki xEV Center yang merupakan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kapabilitas elektrifikasi serta energi hijau milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Fasilitas xEV Center merupakan wujud nyata kolaborasi dan sinergi positif triple helix antara Pemerintah, Akademisi, dan Industri Otomotif.
Kehadiran xEV Center bertujuanmeningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mencapai lingkungan yang lebih hijau melalui kehadiran berbagai teknologi elektrifikasi di Indonesia.
Ke depannya, xEV Center akan meningkatkan fasilitasnya sebagai Toyota Capability Center dengan perluasan area Eco-Renewable Energy and Research lalu akan diikuti dengan area Mobility. Dengan fokus utama bagi elektrifikasi teknologi di tahap pertama, fokus pada energi hijau akan menjadi target TMMIN di fase kedua pembangunan xEV Center sementara Mobility akan menjadi fokus di fase ketiga.
Masuk ke fase energi hijau berbagai teknologi dan fasilitas yang sumber energinya berasal dari renewable energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kincir angin, kincir air, hidrogen, hingga panel surya akan dihadirkan di xEV Center untuk memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir. Sedangkan pada fase Mobility, xEV Center salah satunya akan menghadirkan showcase mengenai Intelligent Transport System.
Kepada SINDOnews Rabu (25/19/2023), Toyota menegaskan sebagai salah satu pabrikan otomotif yang menjadi pionir teknologi hidrogen adalah Toyota Motor Corporation (TMC) melalui Toyota Mirai yang mulai diproduksi secara massal pada 2014.
Toyota Mirai merupakan kendaraan berbasis Fuell Cell Elecrtric Vehicle (FCEV) yang tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak (BBM) ataupun mesin hybrid (kombinasi antara BBM dan tenaga listrik baterai).
Toyota Mirai yang didesain sebagai mobil berteknologi motor listrik dan berbahan bakar hidrogen hingga saat ini sudah hadir dengan generasi ke-2 yang diluncurkan pada 2019.
Di Indonesia, Toyota Mirai diperkenalkan kepada khalayak ramai saat penyelenggaraan Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City Tangerang di 2015 dan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi/BPPT (sekarang menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) di Balai Kartini Jakarta dan Gedung BPPT Serpong, Tangerang Selatan.
Selain teknologi FCEV, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan dengan mesin pembakaran internal bertenaga hidrogen (Hidrogen Internal Combution Engine/HICEV) yang menandai langkah baru dalam teknologi Toyota untuk mencapai komitmen pencapaian NZE global pada 2050.
Toyota meyakini dampak teknologi bersih hanya dapat dirasakan dengan penerapannya yang luas di seluruh pasar global.
Tidak berhenti sampai di situ, langkah Toyota Indonesia menuju era elektrifikasi di Indonesia dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal, mulai dari kesiapan rantai pasok atau supply chain, sumber daya manusia sampai layanan purna jual.
Toyota Indonesia percaya, harus ada solusi praktis dan berkelanjutan dengan menggabungkan berbagai pilihan dan teknologi seperti LCGC, flexy-engine, HEV, PHEV, BEV, hingga Hydrogen yang pada akhirnya menyesuaikan kebutuhan konsumen yang beragam.
Toyota juga sudah memiliki xEV Center yang merupakan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kapabilitas elektrifikasi serta energi hijau milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Fasilitas xEV Center merupakan wujud nyata kolaborasi dan sinergi positif triple helix antara Pemerintah, Akademisi, dan Industri Otomotif.
Kehadiran xEV Center bertujuanmeningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mencapai lingkungan yang lebih hijau melalui kehadiran berbagai teknologi elektrifikasi di Indonesia.
Ke depannya, xEV Center akan meningkatkan fasilitasnya sebagai Toyota Capability Center dengan perluasan area Eco-Renewable Energy and Research lalu akan diikuti dengan area Mobility. Dengan fokus utama bagi elektrifikasi teknologi di tahap pertama, fokus pada energi hijau akan menjadi target TMMIN di fase kedua pembangunan xEV Center sementara Mobility akan menjadi fokus di fase ketiga.
Masuk ke fase energi hijau berbagai teknologi dan fasilitas yang sumber energinya berasal dari renewable energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), kincir angin, kincir air, hidrogen, hingga panel surya akan dihadirkan di xEV Center untuk memperlihatkan ekosistem elektrifikasi dari hulu hingga hilir. Sedangkan pada fase Mobility, xEV Center salah satunya akan menghadirkan showcase mengenai Intelligent Transport System.
(wbs)