Akio Toyoda Akui Penjualan Mobil Listrik pada 2023 Melempem

TOKYO - Meski Toyota saat ini menjadi pabrikan otomotif terbesar di dunia, namun perusahaan asal Jepang tersebut termasuk yang paling lambat dalam menerapkan elektrifikasi pada lini model yang ditawarkan.



Di sisi lain, melalui strategi multi-pathway, Toyota meyakini terdapat berbagai cara dan jalur yang tepat untuk mencapai netralitas karbon, dan tidak hanya mengandalkan EV saja.

Tahun 2023, yang akan berakhir dalam beberapa bulan lagi, kini menunjukkan penurunan permintaan kendaraan listrik di tingkat global.


Presiden Toyota, Akio Toyoda meyakini lambatnya pertumbuhan penjualan EV di Amerika Serikat membuktikan pendekatan yang diambil perusahaannya sudah tepat.

“Ada berbagai cara untuk mendaki gunung, yaitu mencapai netralitas karbon,” ujarnya kepada wartawan di Japan Mobility Show baru-baru ini seperti dilansir dari Reuters.

Ia menambahkan, “jika hukum dibuat berdasarkan cita-cita, maka konsumen umumlah yang akan dirugikan.”

Menurut laporan Wall Street Journal, tingkat penjualan kendaraan listrik global akan tumbuh sebesar 63 persen pada tahun 2022, namun akan melambat menjadi 49 persen pada tahun 2023.

Situasi ini khususnya berdampak pada pasar Amerika, di mana pabrikan seperti Ford dan GM kini mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah produksi truk pikap listrik.

GM baru-baru ini menurunkan target penjualan kendaraan listrik sebanyak 400.000 unit pada tahun 2024, untuk fokus pada pengembangan kendaraan listrik yang lebih menguntungkan.

Sementara itu, kepala keuangan LG Energy Solutions Lee Chang-sil mengatakan kepada Reuters bahwa permintaan kendaraan listrik tahun depan mungkin lebih rendah dari perkiraan.

Kepercayaan Toyota terhadap mobil hybrid tidak pernah berubah, kepala unit penjualan Amerika Utara Jack Hollis mengungkapkan permintaan terhadap model hybrid merek tersebut masih tinggi.

Perkembangan terbaru ini bukan merupakan tanda bahwa Toyota akan terus mengabaikan pengembangan kendaraan listrik.