China Kembangkan Parasut Balistik untuk Sistem Keselamatan Mobil Terbang

Kamis, 02 November 2023 - 22:40 WIB
loading...
China Kembangkan Parasut Balistik untuk Sistem Keselamatan Mobil Terbang
Perusahaan mobil terbang China AeroHT mengembangkan multi-parasut balistik untuk sistem keselamatan penumpang. Foto/AeroHT/NewAtlas
A A A
BEIJING - Perusahaan mobil terbang China AeroHT mengembangkan multi-parasut balistik untuk sistem keselamatan penumpang. Parasut ini mencegah mobil terbang jatuh bebas ketika terjadi kecelakaan dari ketinggian 50 meter.

Dalam video yang dirilis, AeroHT menunjukkan cara kerja sistem multi-parasut inovatifnya ketika terjadi kegagalan propulsi pada mobil terbang. Parasut yang terdiri dari empat bagian mengembang cepat sesaat setelah insiden dan membuat pendaratan mulus di permukaan tanah.

“AeroHT menjawab pertanyaan tentang keselamatan mobil terbang dengan merilis video sistem keselamatan multi-parasut. Sistem keselamatan ini diterapkan dari prototipe multikopter berawak X2 hanya pada jarak 50 m dari permukaan tanah,” tulis laman NewAtlas dikutip SINDOnews, Kamis (2/11/2023).



Dalam rekaman terlihat peluncuran parasut terjadi sekitar satu setengah detik setelah meledak dari bagian depan pesawat. Empat parasut benar-benar terkembang sempurna sekitar satu setengah detik dan menahan prototipe X2 turun berlahan dengan kecepatan 18,7 km/jam, sebelum menyentuh tanah dengan lembut.

Kecepatan pendaratan tersebut setara dengan mendaratkan pesawat dari ketinggian 1,4 meter tanpa suspensi. AeroHT mengatakan pesawat tersebut tidak mengalami kerusakan dan meskipun insiden yang terjadi cukup keras.
China Kembangkan Parasut Balistik untuk Sistem Keselamatan Mobil Terbang


Namun, menurut Kalkulator Jatuh Bebas Omni, sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian 50 m biasanya akan menyentuh tanah 3,2 detik kemudian, dengan kecepatan sekitar 31,3 m/detik atau 113 km/jam. Jadi ketika parasut gagal mengembang akan menjadi pendaratan keras yang tidak menyenangkan.

Ada sedikit keraguan dengan sistem parasut ini karena dari video yang ditayangkan ada bagian yang tidak ditampilkan penuh. Terutama ketika parasut baru mengembang, bagaimana kondisi kendaraan, apakah tercipta ayunan kencang.



“Kami dapat membayangkan perusahaan sepertinya tidak ingin calon pembeli melihat kabinnya terayun-ayun di udara, atau terhempas ke tanah,” tulis NewAtlas.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3265 seconds (0.1#10.140)