Aston Martin Rugi Rp3 Triliun di Semester Pertama 2020 karena Pandemik
loading...
A
A
A
LONDON - Seperti diketahui, pandemi Covid-19 menghamtam sebagian besar industri otomotif di seluruh dunia. Nasib buruk juga dirasakan oleh Aston Martin. BACA JUGA -Pak Haji dari Makassar Sukses Bikin Ninja ZX-25R Jadi Motor Murahan
Pabrikan mobil mewah asal Inggris itu harus telat kerugian USD208 juta atau sekitar Rp3 miliar sepanjang semester pertama 2020. BACA JUGA - TikTok Dipaksa Jual, China Pamer 'Anak Selingkuhan' Harley Davidson
Mengutip dari Motor1, Kamis (6/8/2020), kerugian yang dialami Aston Martin diakibatkan berhentnya jalur produksi, sehingga ketersedian produk semakin berkurang.
Saat ini beberapa nama produsen otomotif sudah mulai kembali bangkit. Namun, kabarnya tidak bagi Aston Martin. Kinerja perusahaan dirasa masih terpuruk.
Kendati demikian, Aston Martin punya sport utility vehicle (SUV) terbaru bernama DBX. Perusahaan berharap produk tersebut mampu mendongkrak penjualannya.
Sebelumnya, demi menjaga kas operasional perusahaan, Aston Martin terpaksa merumahkan 500 orang dari 2.600 pekerja, agar bisa berhemat hingga GBP10 juta atau sekitar Rp192 miliar.
Menurut aturan otoritas sekuritas dan pasar Eropa, kondisi keuangan Aston Martin cukup parah. Saat ini, saham Aston Martin bahkan turun sampai 9,3%.
Jika ditambahkan dengan penurunan sejak saham perusahaan dibuka ke publik pada 2018, saham Aston Martin sudah merosot 89%.
Pabrikan mobil mewah asal Inggris itu harus telat kerugian USD208 juta atau sekitar Rp3 miliar sepanjang semester pertama 2020. BACA JUGA - TikTok Dipaksa Jual, China Pamer 'Anak Selingkuhan' Harley Davidson
Mengutip dari Motor1, Kamis (6/8/2020), kerugian yang dialami Aston Martin diakibatkan berhentnya jalur produksi, sehingga ketersedian produk semakin berkurang.
Saat ini beberapa nama produsen otomotif sudah mulai kembali bangkit. Namun, kabarnya tidak bagi Aston Martin. Kinerja perusahaan dirasa masih terpuruk.
Kendati demikian, Aston Martin punya sport utility vehicle (SUV) terbaru bernama DBX. Perusahaan berharap produk tersebut mampu mendongkrak penjualannya.
Sebelumnya, demi menjaga kas operasional perusahaan, Aston Martin terpaksa merumahkan 500 orang dari 2.600 pekerja, agar bisa berhemat hingga GBP10 juta atau sekitar Rp192 miliar.
Menurut aturan otoritas sekuritas dan pasar Eropa, kondisi keuangan Aston Martin cukup parah. Saat ini, saham Aston Martin bahkan turun sampai 9,3%.
Jika ditambahkan dengan penurunan sejak saham perusahaan dibuka ke publik pada 2018, saham Aston Martin sudah merosot 89%.
(wbs)