Harga Jimny 5 Pintu Digoreng, Suzuki Lakukan 2 Langkah Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suzuki Jimny 5 pintu jadi perbincangan hangat di ajang Indonesia International Motor Show atau IIMS 2024. Karena harga yang diberikan oleh pramuniaga di IIMS 2024 lebih mahal dibandingkan dengan harga resmi yang dirilis oleh Suzuki.
Seharusnya, SUV 4x4 mungil tersebut ditawarkan dengan harga mulai Rp462.000.000 Rp478.000.000 dengan status on the road Jakarta.
Meski demikian, sejumlah tenaga penjual Suzuki di IIMS 2024 tidak menjadikan harga tersebut sebagai acuan. Alih-alih memator harga kendaraan lebih mahal hingga Rp50 juta jika konsumen ingin segera mendapatkan mobil tersebut di garasi mereka.
Gara-gara hal tersebut, Suzuki Jimny 5 pintu jadi pembicaraan di media sosial, dimana warganet menyoroti “upping harga” atau “gorengan harga” yang dilakukan tenaga penjual Suzuki.
Klarifikasi, Suzuki Berpatokan Pada Harga Resmi
4W Director Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel bergerak cepat untuk memberikan klarifikasi soal temuan masalah tenaga penjual di IIMS 2024.
“Kami dari Suzuki Indonesia meminta maaf jika seandainya beberapa hari terakhir membuat kegaduhan. Terutama terkait adanya perbedaan persepsi harga dari Jimny 5 pintu yang baru saja kami luncurkan," ungkap Harold.
Dia mengatakan, angka yang diumumkan saat peluncuran Suzuki Jimny 5 merupakan harga rekomendasi.
“Sebab, dalam konselasi industri otomotif ada aturan UU no 5 tahun 99 terkait praktik monopoli lingkup usaha. Karena itu kami memberikan rekomendasi
harga (suggested price) untuk Jimny 5 pintu," sambung dia sembari menyebut angka Rp462.000.000-Rp478.600.000.
Karena itu, pihak Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku sudah melakukan dua langkah. Langkah pertama, adalah memasang harga resmi Jimny 5 pintu di layar LED di display booth Suzuki di IIMS 2024.
Kedua, Harold meminta konsumen melaporkan oknum sales yang menaikkan harga secara berlebihan.
“Kalau ada praktik membuat terjadinya perbedaan antara harga ritel yang direkomendasikan bisa diinformasikan ke kami lewat Hallo Suzuki untuk ditindaklanjuti,” beber Harold.
Kesenjangan Suplai
Harga “gorengan” di industri otomotif ini sebenarnya bukan fenomena baru. Hal ini biasa terjadi ketika permintaan terhadap sebuah produk mobil lebih besar dibandingkan ketersediaan atau supply yang ada.
Khusus Suzuki Jimny 5 pintu, PT SIS melakukan importasi mobil dari India dengan kuota sekitar 2.400 unit setahun atau 200-an unit per bulan.
Menurut Harold, per akhir pekan kemarin Suzuki sudah membukukan lebih dari 1.200 unit untuk Jimny 5 pintu. Artinya, bulan kedua 2024, 50 persen kuota Jimny 5 pintu dalam setahun sudah habis.
“Memang terjadi perbedaan gap antara suplai dan permintaan konsumen yang luar biasa,” beber Harold.
Bahkan, inden yang panjang hingga berbulan-bulan juga terjadi pada model sebelumnya: Suzuki Jimny 3 pintu yang berstatus CBU dari Jepang.
Yang terjadi di lapangan, tenaga penjual berupaya “memfasilitasi” konsumen yang memang menginginkan unit mobilnya datang lebih cepat. Caranya, dengan mark up harga, dimana konsumen membayar biaya lebih mahal sehingga “diprioritaskan”.
Hal ini menjadi praktik “abu-abu” di industri otomotif. Namun, kemudian menjadi viral ketika tenaga penjual menyampaikan harga tersebut di video
Karena itu, Harold juga mengimbau agar konsumen pun juga tetap membayar sesuai dengan harga resmi yang direkomendasikan Suzuki. Yang artinya mereka menungguantreanresmi.
Seharusnya, SUV 4x4 mungil tersebut ditawarkan dengan harga mulai Rp462.000.000 Rp478.000.000 dengan status on the road Jakarta.
Meski demikian, sejumlah tenaga penjual Suzuki di IIMS 2024 tidak menjadikan harga tersebut sebagai acuan. Alih-alih memator harga kendaraan lebih mahal hingga Rp50 juta jika konsumen ingin segera mendapatkan mobil tersebut di garasi mereka.
Gara-gara hal tersebut, Suzuki Jimny 5 pintu jadi pembicaraan di media sosial, dimana warganet menyoroti “upping harga” atau “gorengan harga” yang dilakukan tenaga penjual Suzuki.
Klarifikasi, Suzuki Berpatokan Pada Harga Resmi
4W Director Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel bergerak cepat untuk memberikan klarifikasi soal temuan masalah tenaga penjual di IIMS 2024.“Kami dari Suzuki Indonesia meminta maaf jika seandainya beberapa hari terakhir membuat kegaduhan. Terutama terkait adanya perbedaan persepsi harga dari Jimny 5 pintu yang baru saja kami luncurkan," ungkap Harold.
Dia mengatakan, angka yang diumumkan saat peluncuran Suzuki Jimny 5 merupakan harga rekomendasi.
“Sebab, dalam konselasi industri otomotif ada aturan UU no 5 tahun 99 terkait praktik monopoli lingkup usaha. Karena itu kami memberikan rekomendasi
harga (suggested price) untuk Jimny 5 pintu," sambung dia sembari menyebut angka Rp462.000.000-Rp478.600.000.
Karena itu, pihak Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku sudah melakukan dua langkah. Langkah pertama, adalah memasang harga resmi Jimny 5 pintu di layar LED di display booth Suzuki di IIMS 2024.
Kedua, Harold meminta konsumen melaporkan oknum sales yang menaikkan harga secara berlebihan.
“Kalau ada praktik membuat terjadinya perbedaan antara harga ritel yang direkomendasikan bisa diinformasikan ke kami lewat Hallo Suzuki untuk ditindaklanjuti,” beber Harold.
Kesenjangan Suplai
Harga “gorengan” di industri otomotif ini sebenarnya bukan fenomena baru. Hal ini biasa terjadi ketika permintaan terhadap sebuah produk mobil lebih besar dibandingkan ketersediaan atau supply yang ada.Khusus Suzuki Jimny 5 pintu, PT SIS melakukan importasi mobil dari India dengan kuota sekitar 2.400 unit setahun atau 200-an unit per bulan.
Menurut Harold, per akhir pekan kemarin Suzuki sudah membukukan lebih dari 1.200 unit untuk Jimny 5 pintu. Artinya, bulan kedua 2024, 50 persen kuota Jimny 5 pintu dalam setahun sudah habis.
“Memang terjadi perbedaan gap antara suplai dan permintaan konsumen yang luar biasa,” beber Harold.
Bahkan, inden yang panjang hingga berbulan-bulan juga terjadi pada model sebelumnya: Suzuki Jimny 3 pintu yang berstatus CBU dari Jepang.
Yang terjadi di lapangan, tenaga penjual berupaya “memfasilitasi” konsumen yang memang menginginkan unit mobilnya datang lebih cepat. Caranya, dengan mark up harga, dimana konsumen membayar biaya lebih mahal sehingga “diprioritaskan”.
Baca Juga
Hal ini menjadi praktik “abu-abu” di industri otomotif. Namun, kemudian menjadi viral ketika tenaga penjual menyampaikan harga tersebut di video
Karena itu, Harold juga mengimbau agar konsumen pun juga tetap membayar sesuai dengan harga resmi yang direkomendasikan Suzuki. Yang artinya mereka menungguantreanresmi.
(dan)