6 Tips Pengereman Motor yang Benar untuk Keselamatan Berkendara

Jum'at, 24 Mei 2024 - 12:57 WIB
loading...
6 Tips Pengereman Motor yang Benar untuk Keselamatan Berkendara
Tips mengerem motor yang benar penting untuk dipahami agar tidak terjadi kecelakaan. Foto: SIS
A A A
JAKARTA - Angka kecelakaan sepeda motor masih sangat tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan pengguna kendaraan roda dua belum mempraktikkan teknik berkendara yang benar, terutama saat dihadapkan dengan situasi berbahaya.

Salah satu teknik yang perlu dikuasai pengendara sepeda motor adalah pengereman, terutama saat kondisi darurat. Hal ini bisa mencegah terjadinya kecelakaan atau mengurangi dampai dari insiden yang tidak terduga.

Hariadi selaku Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan dalam berkendara, teknik pengereman penting untuk dikuasai dalam berkendara. Tapi, pemilik sepeda motor juga wajib untuk selalu memeriksakan kendaraannya di bengkel resmi.

“Kecelakaan akibat perilaku pengendara yang kurang berhati-hati bisa terjadi kapan saja dan tidak terprediksi. Pengetahuan dan penguasaan teknik pengereman bisa membantu menghindari pengemudi dari kondisi fatal di perjalanan,” kata Hariadi dalam keterangan
tertulis.

Temuan dari Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas) menunjukkan bahwa sebanyak 76% kasus kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, Suzuki memberikan beberapa tips praktis untuk pengereman yang aman :

1. Posisi motor tetap lurus

Saat dihadapkan dengan situasi tidak terduga dan memerlukan pengereman, jaga arah roda motor tetap berada pada keadaan lurus agar keseimbangan tetap terjaga dan memastikan traksi maksimal pada ban motor saat melakukan pengereman.

2. Jangan panik

Ketika dihadapkan dengan situasi darurat, ingat bahwa pengereman harus dilakukan secara bertahap. Misalnya, menarik tuas rem depan disusul dengan tuas rem belakang dengan bertahap dan interval yang konstan. Ini dilakukan agar kecepatan motor menurun secara bertahap tanpa mengunci roda atau menghindari kampas rem menjadi panas.

3. Ketahui interval waktu

Menjaga jarak antar kendaraan sangat krusial untuk memberi waktu pengambilan keputusan pengereman yang baik. Pada umumnya jarak pandang mata normal seseorang sejauh 30 meter. Jarak ini merupakan situasi ideal untuk dapat membaca, memprediksi, dan mengambil keputusan saat berkendara.

4. Sadar kondisi sekitar

Menurut TMC Polda Metro Jaya, semakin rendah kecepatan berkendara maka semakin kecil pula jarak yang harus diterapkan, begitu pula sebaliknya. Misalnya untuk kecepatan 30km/jam maka jarak aman adalah 30 meter, sedangkan untuk kecepatan 80km/jam maka jarak aman adalah 80 meter.

Untuk mengetahui jarak yang sebaiknya diterapkan, pengendara dapat memperhatikan angka kecepatan sepeda motor seperti yang ada pada speedometer digital Nex Crossover.

5. Kondisi tubuh prima

Kegagalan respons terhadap bahaya sehingga mengakibatkan kecelakaan biasanya disebabkan oleh kondisi pengendara yang kelelahan. Hindari pula berkendara pada larut malam atau di luar jam beraktivitas, dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping pada tubuh.

Apabila pengendara merasa kurang bugar atau mengantuk, disarankan untuk beristirahat sejenak dan tidak melanjutkan perjalanan hingga kondisi badan kembali pulih dan segar.


6. Pemeriksaan ringan

Di awal berkendara lakukan tes pengereman depan dan belakang untuk memastikan setiap rem dapat menghentikan motor dengan baik saat melaju. Selain itu, melakukan pemeriksaan tekanan dan tapak ban juga baik untuk dilakukan.

Pemilik motor juga dianjurkan untuk melakukan service berkala motornya ke bengkel resmi yang dapat menjamin kualitas alat, teknisi, dan orisinalitas partsyangdigunakan.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4952 seconds (0.1#10.140)
pixels