Mengapa Instentif Mobil Hybrid Jalan di Tempat?

Selasa, 23 Juli 2024 - 08:35 WIB
loading...
Mengapa Instentif Mobil...
Pemerintah Indonesia mengaku masih berupaya mendorong mewujudkan insentif bagi mobil hybrid. Tampak Honda StepWGN hybrid. Foto: HPM
A A A
JAKARTA - Seharusnya, insentif mobil hybrid akan bisa menggairahkan pasar mobil di Indonesia yang turun. Meski demikian, wacana insentif mobil hybrid ini ditanggapi pemerintah Indonesia “setengah hati” alias berjalan di tempat.

Padahal, terlepas dari tren peralihan mobil listrik, justru mobil hybrid yang lebih banyak diterima oleh konsumen. Buktinya, berdasarkan data Gaikindo penjualan wholesales tipe hibrida (HEV dan PHEV) melonjak ke 52.504 unit sepanjang 2023 ketimbang capaian periode sebelumnya sebanyak 10.344 unit.

Pada Maret 2024, volume penjualan wholesale mobil hybrid electric vehicle (HEV) di pasar domestik mencapai 4,37 ribu unit. Volume penjualan mobil hybrid dari produsen ke distributor tersebut naik 29% secara bulanan (month-on-month/mom), setelah sempat turun pada Februari 2024

Seperti diketahui, mobil hybrid menggunakan teknologi mesin pembakaran internal yang digabungkan dengan motor listrik penggerak lengkap dengan baterai. Mobil ini masih menggunakan BBM sebagai sumber daya utama sehingga diminati masyarakat Indonesia.

Penggunaan teknologi hybrid juga membuat mobil ini menjadi irit bahan bakar sekaligus ramah lingkungan. Mengingat, motor listrik penggerak yang akan akan bekerja, sementara mesin pembakaran hanya dijadikan sebagai generator untuk mengisi baterai.

Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Juli mengatakan, pemberian insentif mobil hybrid memang membutuhkan koordinasi antarkementerian.

Hal ini dilakukan agar pemberian insentifnya optimal dalam mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Inilah alasan mengapa insentif mobil hybrid terkesan “jalan di tempat”. Sebab, koordinasi antar kementerian ini belum mencapai mufakat.

“Kalau memang secara nasional Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) masih bisa dinegosiasikan tanpa harus wanprestasi atau mengingkari kebijakan KBLBB kita, ini perlu suatu diskusi," kata Putu dalam Forum Editor Otomotif di BSD, Tangerang, Senin (22/7/2024).

Putu mengungkapkan pemberian insentif PPnBM pada mobil HEV sangat penting seiring dengan pasar otomotif nasional yang melambat di sepanjang 2024.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada enam bulan pertama 2024 pasar mobil baru turun 19 persen secara tahunan.



"Sementara di luar Jawa, Sumatera misalnya, naik 20 persen pada periode sama. Diikuti Kalimantan sekitar 21 persen, dan Sulawesi 64 persen. Jadi, di luar Jawa itu pasarnya sedang meningkat. Sehingga kalau HEV bisa untuk diakselerasi ke sana pasar akan naik," ucapnya.

Plh. Direktur Pelayanan Fasilitas Berusaha BKPM Andi Subhan, yang mengatakan insentif PPnBM pada mobil hybrid bisa saja dilakukan. Terlebih, ada multiplier effect yang sangat luar ketika kebijakan tersebut tepat sasaran.

"Menarik tadi permintaan PPnBM bisa diturunkan. Kenapa tidak? Kalau memang itu harus bisa menjamin bahwa kestabilan untuk sektor otomotif bisa berjalan dengan baik, khususnya terkait ekosistem KBLBB,"tuturnya.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
BYD Luncurkan SUV Plug-In...
BYD Luncurkan SUV Plug-In Hybrid Denza N9 di China
Veloz Hybrid Siap Meluncur,...
Veloz Hybrid Siap Meluncur, Perluas Dominasi Kendaraan Elektrifikasi?
Lynk & Co 08, PHEV dengan...
Lynk & Co 08, PHEV dengan Tenaga Listrik Sejauh 200 Km
Toyota Kembangkan Mesin...
Toyota Kembangkan Mesin Hybrid untuk Mobil Balap Gazoo
Toyota Kuasai IIMS 2025!...
Toyota Kuasai IIMS 2025! Innova Zenix Hybrid Pimpin Penjualan, Avanza-Rush Mengekor
Mengapa Harga Mobil...
Mengapa Harga Mobil Hybrid Masih Tinggi?
Insentif Turun, Toyota...
Insentif Turun, Toyota Kembali Kaji Peluang Avanza Hybrid?
Toyota All Out di IIMS...
Toyota All Out di IIMS 2025: Buktikan Komitmen Beyond Zero untuk Netralitas Karbon!
Insentif Kendaraan Hybrid...
Insentif Kendaraan Hybrid Resmi Berlaku Tahun 2025: Ini Ketentuannya!
Rekomendasi
Kawal Haji 2025, Itjen...
Kawal Haji 2025, Itjen Kemenag Serahkan Mitigasi Risiko Layanan Armuzna
2 Jenazah Korban Pembunuhan...
2 Jenazah Korban Pembunuhan KKB di Yahukimo Diautopsi, Terdapat Luka Parah di Sekujur Tubuh
Sinopsis Film Day of...
Sinopsis Film Day of the Dead Bloodline, Ketika Virus Mematikan Mengubah Manusia Jadi Zombie
Jokowi Digugat Gara-gara...
Jokowi Digugat Gara-gara Mobil Esemka, Begini Kata Kuasa Hukum
WNI di Antalya Turkiye...
WNI di Antalya Turkiye Antusias Sambut Kedatangan Prabowo
Bukan Hanya Prajurit...
Bukan Hanya Prajurit Israel, 2.000 Dosen dan 100 Dokter Militer Desak Netanyahu Hentikan Perang Gaza
Berita Terkini
Bos BYD Pede Denza Lebih...
Bos BYD Pede Denza Lebih Baik dari Mercedes Benz dan BMW
4 jam yang lalu
Kenapa Harley Davidson...
Kenapa Harley Davidson Turun Harga Imbas Tarif Impor AS? Simak Ulasan Lengkapnya
8 jam yang lalu
Tarif Impor AS Picu...
Tarif Impor AS Picu Kiamat Industri Otomotif Kanada, Ini Hitung-hitungannya
12 jam yang lalu
Goldman Sachs Prediksi...
Goldman Sachs Prediksi Tarif Trump Akan Hancurkan Industri Otomotif AS
13 jam yang lalu
Desain Honda NC750X...
Desain Honda NC750X dari Sudut Pandang Red Dot 2025
14 jam yang lalu
China Serang Pasar Pikap...
China Serang Pasar Pikap Australia dengan 2 Model Baru
15 jam yang lalu
Infografis
Ilmuwan Klaim Temukan...
Ilmuwan Klaim Temukan Bukti Peradaban Kuno di Planet Mars
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved