Pabrikan Otomotif Gigit Jari, Pemerintah Pastikan Tidak Ada Insentif Mobil Hybrid di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah tak akan memberikan insentif mobil hybrid tahun ini. Menurutnya tidak ada penambahan kebijakan baru pada sektor otomotif di Indonesia di 2024.
Seperti diketahui, sejumlah produsen mobil meminta pemerintah untuk memberikan insentif pada mobil hybrid karena membantu mengurangi emisi. Selain itu, saat ini mobil hybrid sangat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil hybrid meningkat setiap tahunnya.
Pada 2022 hanya terjual sekitar 10 ribu unit, kemudian pada 2023 menjadi 55 ribu unit. Sedangkan di tahun ini, berdasarkan data Gaikindo hingga Mei 2024 sudah mencapai 32 ribu dan diprediksi bakal tembus 70.000 unit.
Kendati begitu, hal tersebut tak mengubah pemikiran pemerintah untuk memberikan insentif mobil hybrid. Oleh sebab itu, Airlangga memastikan tidak akan ada kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun ini.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," ucap Airlangga di sela Konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, Senin (5/8/2024).
Menko Airlangga mengungkapkan saat ini mekanisme penjualan mobil hybrid sudah berjalan dengan baik. Itu terlihat dari jumlah penjualannya yang semakin meningkat. Menurutnya, konsumen Indonesia tidak memiliki masalah dengan harga yang ditetapkan setiap produsen.
"Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya produk hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujarnya.
Dijelaskan Menko Airlangga, pemerintah Indonesia saat ini fokus mengembangkan kendaraan listrik yang benar-benar bebas emisi. Terlebih, saat ini banyak pemain yang ikut meramaikan pasar kendaraan listrik di Tanah Air
"Tentu kita dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan,"ucapnya.
Seperti diketahui, sejumlah produsen mobil meminta pemerintah untuk memberikan insentif pada mobil hybrid karena membantu mengurangi emisi. Selain itu, saat ini mobil hybrid sangat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil hybrid meningkat setiap tahunnya.
Pada 2022 hanya terjual sekitar 10 ribu unit, kemudian pada 2023 menjadi 55 ribu unit. Sedangkan di tahun ini, berdasarkan data Gaikindo hingga Mei 2024 sudah mencapai 32 ribu dan diprediksi bakal tembus 70.000 unit.
Kendati begitu, hal tersebut tak mengubah pemikiran pemerintah untuk memberikan insentif mobil hybrid. Oleh sebab itu, Airlangga memastikan tidak akan ada kebijakan baru untuk sektor otomotif pada tahun ini.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," ucap Airlangga di sela Konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, Senin (5/8/2024).
Menko Airlangga mengungkapkan saat ini mekanisme penjualan mobil hybrid sudah berjalan dengan baik. Itu terlihat dari jumlah penjualannya yang semakin meningkat. Menurutnya, konsumen Indonesia tidak memiliki masalah dengan harga yang ditetapkan setiap produsen.
"Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya produk hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang," ujarnya.
Dijelaskan Menko Airlangga, pemerintah Indonesia saat ini fokus mengembangkan kendaraan listrik yang benar-benar bebas emisi. Terlebih, saat ini banyak pemain yang ikut meramaikan pasar kendaraan listrik di Tanah Air
"Tentu kita dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan,"ucapnya.
(dan)