Gaikindo Optimistis, Hyundai Realistis: Proyeksi Penjualan Mobil 2025 di Tengah Ketidakpastian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan optimisme mengenai pemulihan pasar mobil pada 2025. Namun, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyuarakan pandangan lebih realistis: memperkirakan penjualan mobil akan tetap di bawah 1 juta unit.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia. Gaikindo bahkan harus merevisi target penjualan mobil dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit akibat lesunya pasar.
"Prediksi kita tahun ini ditutup dengan angka sekitar 830 ribu sampai 850 ribu unit," ungkap Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer HMID, kepada wartawan di Cikarang. "Tren pasar atau volume pasar nggak pernah lebih besar dari 2022," tambahnya.
1. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah: Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025 menciptakan ketidakpastian di kalangan konsumen, membuat mereka menunda pembelian mobil.
2. Kondisi Ekonomi Makro: Tekanan ekonomi global dan domestik juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Tahun depan naiknya tidak sampai dua digit, kenapa? Karena kita melihat semua masih wait and see," kata Fransiscus. "Mungkin teman-teman sudah bisa prediksi, bahwa market itu kemungkinan besar kalau bisa tembus 900 ribu sudah bagus sekali."
Hyundai memproyeksikan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 akan berkisar antara 870 ribu hingga 890 ribu unit. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan target Gaikindo yang menetapkan angka 1 juta unit.
Sayangnya, tren positif ini tidak berlanjut pada tahun 2024. Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil sepanjang Januari-September 2024 baru mencapai 633.218 unit. Artinya, diperlukan penjualan lebih dari 200 ribu unit dalam tiga bulan terakhir untuk mencapai target yang telah direvisi sebesar 850 ribu unit.
1. Pertumbuhan Ekonomi: Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun 2025. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Pengembangan Infrastruktur: Pengembangan infrastruktur, terutama di luar Jawa, dapat memperluas pasar otomotif dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap kendaraan bermotor.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia. Gaikindo bahkan harus merevisi target penjualan mobil dari 1 juta unit menjadi 850 ribu unit akibat lesunya pasar.
"Prediksi kita tahun ini ditutup dengan angka sekitar 830 ribu sampai 850 ribu unit," ungkap Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer HMID, kepada wartawan di Cikarang. "Tren pasar atau volume pasar nggak pernah lebih besar dari 2022," tambahnya.
Faktor Penghambat Penjualan
Fransiscus menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menghambat penjualan mobil di Indonesia, di antaranya:1. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah: Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% pada tahun 2025 menciptakan ketidakpastian di kalangan konsumen, membuat mereka menunda pembelian mobil.
2. Kondisi Ekonomi Makro: Tekanan ekonomi global dan domestik juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Proyeksi Hyundai untuk 2025
Berdasarkan analisis Hyundai, Fransiscus memprediksi penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 tidak akan mencapai angka 1 juta unit."Tahun depan naiknya tidak sampai dua digit, kenapa? Karena kita melihat semua masih wait and see," kata Fransiscus. "Mungkin teman-teman sudah bisa prediksi, bahwa market itu kemungkinan besar kalau bisa tembus 900 ribu sudah bagus sekali."
Hyundai memproyeksikan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 akan berkisar antara 870 ribu hingga 890 ribu unit. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan target Gaikindo yang menetapkan angka 1 juta unit.
Perjalanan Penjualan Mobil di Indonesia
Industri otomotif Indonesia pernah mengalami masa sulit pada 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda. Penjualan mobil anjlok ke angka 532.407 unit. Namun, situasi berangsur membaik pada tahun-tahun berikutnya, dengan penjualan mencapai 1 juta unit pada tahun 2022 dan 2023.Sayangnya, tren positif ini tidak berlanjut pada tahun 2024. Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil sepanjang Januari-September 2024 baru mencapai 633.218 unit. Artinya, diperlukan penjualan lebih dari 200 ribu unit dalam tiga bulan terakhir untuk mencapai target yang telah direvisi sebesar 850 ribu unit.
Tantangan dan Peluang di Tahun 2025
Meskipun ada ketidakpastian, industri otomotif Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh pada tahun 2025. Beberapa faktor pendukung pertumbuhan ini antara lain:1. Pertumbuhan Ekonomi: Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun 2025. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Pengembangan Infrastruktur: Pengembangan infrastruktur, terutama di luar Jawa, dapat memperluas pasar otomotif dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap kendaraan bermotor.