UMKM Kopi Wonosalam Berhasil Go International, Rahasianya Ada di Sistem Toyota?
loading...

TMMIN mendampingi ITS dalam melakukan prinip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan mengintegrasikan petani kopi lokal. Foto: TMMIN
A
A
A
JAKARTA - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan implementasi Toyota Production System (TPS) untuk meningkatkan efisiensi serta kualitas Kopi Wonosalam lewat inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.
TMMIN mendampingi ITS dalam melakukan prinip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan mengintegrasikan petani kopi lokal.
Sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima oleh pasar domestik, namun juga merambah ke pasar ekspor.
TPS sendiri merupakan cara memproduksi suatu barang, yang sering disebut sebagai sistem “Lean Manufacturing” atau “Just-in-Time (JIT).
TPS dibentuk berdasarkan dua konsep. Yakni “Jidoka” yang diartikan sebagai otomatisasi dengan sentuhan manusia, seperti ketika masalah terjadi maka peralatan akan berhenti untuk mencegah produk defect.
Ada juga konsep “Just-in-Time” di mana setiap proses hanya menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya.
Berdasarkan kedua konsep tersebut, TPS dapat menghasilkan produk secara cepat dan efisien satu per satu sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Perjalanan Pengembangan UMKM berbasis TPS
UMKM Koperasi Kopi Wonosalam dibentuk pada 24 Juni 2021 dan menjadi platform utama untuk mengorganisir petani kopi di Kecamatan Wonosalam.
Salah satu masalah utama dalam proses produksi Kopi Wonosalam adalah kurangnya penerapan 2S (Safety dan Standard Process) serta postur tubuh para petani yang tidak ergonomis.
Hal ini berdampak pada keselamatan, kerapihan, kebersihan area kerja, dan akurasi dalam sortir biji kopi. Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang diambil adalah dengan melakukan pelatihan bagi pekerja terkait penerapan 2S untuk meningkatkan pemahaman tentang keselamatan kerja, standar operasional, serta pentingnya kebersihan dan kerapihan area kerja.
Selain itu, pengembangan alat sortir manual yang lebih efektif dan ergonomis akan membantu pekerja dalam memilah biji kopi dengan lebih akurat dan cepat.
Penggunaan rak atau stack juga menjadi solusi dalam masalah penyimpanan. Dengan adanya rak area produksi menjadi lebih rapih, barang mudah ditemukan, dan ruang produksi menjadi lebih luas.
TMMIN mendampingi ITS dalam melakukan prinip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan mengintegrasikan petani kopi lokal.
Sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima oleh pasar domestik, namun juga merambah ke pasar ekspor.
TPS sendiri merupakan cara memproduksi suatu barang, yang sering disebut sebagai sistem “Lean Manufacturing” atau “Just-in-Time (JIT).
TPS dibentuk berdasarkan dua konsep. Yakni “Jidoka” yang diartikan sebagai otomatisasi dengan sentuhan manusia, seperti ketika masalah terjadi maka peralatan akan berhenti untuk mencegah produk defect.
Ada juga konsep “Just-in-Time” di mana setiap proses hanya menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya.
Berdasarkan kedua konsep tersebut, TPS dapat menghasilkan produk secara cepat dan efisien satu per satu sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Perjalanan Pengembangan UMKM berbasis TPS
![UMKM Kopi Wonosalam Berhasil Go International, Rahasianya Ada di Sistem Toyota?]()
UMKM Koperasi Kopi Wonosalam dibentuk pada 24 Juni 2021 dan menjadi platform utama untuk mengorganisir petani kopi di Kecamatan Wonosalam.
Salah satu masalah utama dalam proses produksi Kopi Wonosalam adalah kurangnya penerapan 2S (Safety dan Standard Process) serta postur tubuh para petani yang tidak ergonomis.
Hal ini berdampak pada keselamatan, kerapihan, kebersihan area kerja, dan akurasi dalam sortir biji kopi. Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang diambil adalah dengan melakukan pelatihan bagi pekerja terkait penerapan 2S untuk meningkatkan pemahaman tentang keselamatan kerja, standar operasional, serta pentingnya kebersihan dan kerapihan area kerja.
Selain itu, pengembangan alat sortir manual yang lebih efektif dan ergonomis akan membantu pekerja dalam memilah biji kopi dengan lebih akurat dan cepat.
Penggunaan rak atau stack juga menjadi solusi dalam masalah penyimpanan. Dengan adanya rak area produksi menjadi lebih rapih, barang mudah ditemukan, dan ruang produksi menjadi lebih luas.
Lihat Juga :