Kaisar China Milih Buick, Sekarang Berpaling ke Tesla! GM Gigit Jari?

Selasa, 04 Februari 2025 - 18:30 WIB
loading...
Kaisar China Milih Buick,...
Dengan persaingan yang semakin ketat dari produsen Tiongkok seperti BYD, Geely, dan Xiaomi, masa depan GM di China masih penuh ketidakpastian. Foto: Financial Times
A A A
CHINA - GM memiliki sejarah panjang di Tiongkok. Pada 1924, Pu Yi, Kaisar terakhir China, mengimpor dua mobil Buick ke Kota Terlarang di Beijing. Sejak saat itu, Buick menjadi merek favorit kalangan politik dan bisnis di Tiongkok. Pada era 1930-an, satu dari enam mobil di Tiongkok adalah Buick.

Namun, setelah Partai Komunis mengambil alih kekuasaan pada 1949, GM dikeluarkan dari pasar China. Baru pada 1997, GM kembali masuk ke Tiongkok dengan menjalin kemitraan dengan SAIC Motor, dan mulai memproduksi mobil di negara tersebut pada 1999.

Buick kembali menjadi favorit di Tiongkok, bahkan hingga tahun 2000-an, 80% dari seluruh produksi Buick global dijual di negara ini. Ketika GM mengalami krisis keuangan akibat resesi 2008, merek Buick tetap bertahan berkat permintaan yang tinggi dari konsumen Tiongkok.

Selain bekerja sama dengan SAIC Motor, GM juga memiliki saham dalam kemitraan dengan Wuling Motors, yang fokus pada produksi mobil listrik ultra-kompak yang terjangkau.

Namun, kesuksesan GM di Tiongkok mulai meredup. Pada 2017, GM menjual 4,04 juta kendaraan di negara itu, tetapi pada 2024, angka tersebut anjlok menjadi hanya 1,8 juta unit. Penyebabnya? Ledakan pasar kendaraan listrik yang melampaui kemampuan GM untuk beradaptasi.

China Memimpin Revolusi Kendaraan Listrik

Pada 2019, Tesla membuka pabriknya di Shanghai, menjadi perusahaan otomotif asing pertama yang memiliki pabrik sendiri di China. Konsumen China dengan cepat beralih ke kendaraan listrik dan pada 2024, BYD berhasil menjual 4,3 juta kendaraan listrik, melampaui Honda dan Ford.

Bahkan Xiaomi, yang lebih dikenal sebagai produsen smartphone, berhasil menjual 140.000 unit kendaraan listrik dalam setahun setelah meluncurkan model pertamanya.

Menurut Financial Times, pada 2025, penjualan kendaraan listrik di China akan melampaui kendaraan berbahan bakar bensin.

GM menghadapi tantangan berat di Tiongkok. Persaingan harga semakin sengit, dan produsen mobil tradisional seperti GM dan SAIC Motor terjebak dalam kontrak dengan pemasok lama yang meningkatkan biaya produksi. Mobil GM juga kalah dalam fitur teknologi digital dibandingkan dengan mobil listrik buatan Tiongkok.

Menurut Eugene Hsiao, analis otomotif dari Macquarie, "GM memang menawarkan kendaraan listrik, tetapi apakah mereka bisa bersaing dengan BYD atau Geely? Jawabannya, saat ini, adalah tidak."

Baca Juga: BYD Seal 05 DM-i Plug-in-Hybrid Akan Meluncur 6 Hari Lagi

Pemain Lama Kalah dari Pemain Baru

GM bukan satu-satunya yang kalah dalam pertempuran ini. Perusahaan otomotif seperti Honda, Nissan, dan Mitsubishi telah menghentikan produksi di beberapa pabrik di Tiongkok karena tidak mampu bersaing. Sementara itu, Volkswagen dan Stellantis justru mencari mitra lokal untuk meningkatkan teknologi kendaraan listrik mereka.

Para pejabat dan eksekutif Barat menyalahkan kebijakan subsidi besar-besaran dari pemerintah Tiongkok yang dianggap menyebabkan "kelebihan kapasitas produksi". Namun, menurut Christopher Beddor, Wakil Direktur Riset Tiongkok di Gavekal, "Pasar kendaraan listrik di Tiongkok memang dibantu oleh subsidi pada awalnya, tetapi sekarang telah tumbuh secara mandiri."

Dampak Terhadap Bisnis Global GM

Meskipun menghadapi kesulitan besar di Tiongkok, bisnis GM secara keseluruhan masih stabil. Pada tahun 2024, GM mencatatkan pendapatan $140 miliar (sekitar Rp2.200 triliun), meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Keuntungan juga naik lebih dari 10%. GM tetap menjadi pemimpin pasar di AS dengan total penjualan 2,7 juta kendaraan.

Investor juga tidak terlalu khawatir dengan kesulitan GM di Tiongkok. Harga saham GM naik 50% sepanjang 2024, berkat program pembelian kembali saham dan kinerja keuangan yang lebih baikdariperkiraan.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ferrari Yakin China...
Ferrari Yakin China Akan Menerima Mobil Listrik Elettrica
Penjualan Mobil China...
Penjualan Mobil China di Indonesia Naik 153%, Bagaimana Nasib Merek Jepang?
Ledakan Senyap di Jalanan:...
Ledakan Senyap di Jalanan: Akan Ada 9 Juta Mobil Listrik di Indonesia hingga 2030?
Dampak Nyata Penjualan...
Dampak Nyata Penjualan Tesla Akibat Arah Politik Elon Musk
Nissan Tunda Bangun...
Nissan Tunda Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Jepang
Renault Hidupkan Kembali...
Renault Hidupkan Kembali Model Imut Legendaris Jadi Mobil Listrik
Pengguna Mobil Listrik...
Pengguna Mobil Listrik Makin Marak, SPKLU dari Jepang Perluas Infrastruktur
BNI Pimpin Kredit Sindikasi...
BNI Pimpin Kredit Sindikasi Rp1,84 Triliun Bangun Pabrik Mobil Listrik VinFast di Subang
Perkuat Portofolio EV,...
Perkuat Portofolio EV, Siapkan Dealer di Jakarta & Surabaya serta Produksi Lokal CKD
Rekomendasi
10 Pencetak Gol Terbanyak...
10 Pencetak Gol Terbanyak Timnas Indonesia Sepanjang Masa
Mau Jadi PNS BMKG? STMKG...
Mau Jadi PNS BMKG? STMKG Siap Buka Penerimaan Taruna Baru 2025
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Berita Terkini
Toyota Siap Akuisisi...
Toyota Siap Akuisisi Neta untuk Memperkuat Pasar China
Penjualan Motor di Indonesia...
Penjualan Motor di Indonesia Terjun Bebas pada April 2025
Vespa Sprint S 150 Lengkap...
Vespa Sprint S 150 Lengkap dengan Harga dan Spesifikasi
AS Sadar Diri Akui Kemajuan...
AS Sadar Diri Akui Kemajuan Industri Otomotif China Sulit untuk Dilawan
Ferrari Yakin China...
Ferrari Yakin China Akan Menerima Mobil Listrik Elettrica
AS dan China Melunak,...
AS dan China Melunak, Tarif Impor Kendaraan Diprediksi Bakal Turun
Infografis
J-36 China Diklaim Bisa...
J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved