Era Teknologi KTP Biometrik Dimulai
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Era kartu tanda penduduk (KTP) digital dengan pengenalan wajah biometrik sudah dimulai. Sejumlah negara telah bersiap mengaplikasikan teknologi paling maju tersebut. Bahkan, Singapura sudah memutuskan memanfaatkan teknologi tersebut.
KTP biometrik mengandalkan pengenalan atau verifikasi wajah secara digital. Selain mempercepat layanan karena teknologi bersifat terintegrasi, teknologi ini juga dianggap lebih aman secara privasi, termasuk dari ancaman pencurian data. (Baca: Berkata kotor dan keji, Dosa yang Sering Diremehkan)
Selain Singapura, sejumlah negara juga sedang berancang-ancang menggunakan KTP biometrik seperti Swedia, Belgia, dan Amerika Serikat. Bahkan, sejumlah negara di Afrika seperti Kamerun dan Nigeria tidak mau ketinggalan.
Singapura menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan pola kartu identitas atau KTP tunggal nasional, SingPass, yang didukung dengan pengenalan wajah biometrik. Aplikasi teknologi tersebut merupakan kolaborasi antara iProov, Toppan Ecquaria, dan Badan Teknologi Pemerintah Singapura.
SingPass memang terus mengikuti perkembangan teknologi dalam beberapa tahun. Sebelumnya, itu bisa digunakan masyarakat Singapura untuk mengakses layanan digital seperti pengembangan surat pajak, dan pelayanan di sektor swasta. SingPass juga digunakan untuk mengakses layanan institusi keuangan dan berbagai bisnis.
iProov dan Toppan Ecquaria mengembangkan sistem biometrik yang bisa digunakan empat juga pengguna SingPass. Itu bisa diakses melalui ponsel, komputer, dan sistem komputer.
“Implementasikan program KTP digital dengan autentikasi berbasis wajah merupakan langkah yang bisa menginspirasi negara lain untuk melakukan hal sama,” kata CEO iProov Andrew Bud, dilansir Find Biometrics.
Bud mengungkapkan, teknologi biometrik tersebut memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan mampu memberikan tingkat keamanan tertinggi untuk autentikasi program identitas digital nasional. “Itu juga menjadi proyek untuk identitas digital nasional. Dunia akan mengkaji inovasi ini dan menyimpulkan kesuksesan,” paparnya. (Baca juga: Mahasiswa ITS Buat Aplikasi Pemantau Kondisi Manula)
Baik pengenalan wajah maupun verifikasi wajah bergantung pada pemindaian wajah seseorang, kemudian mencocokkannya dengan foto pada bank data guna memastikan identitas yang bersangkutan. Perbedaan dasarnya adalah verifikasi wajah memerlukan persetujuan pengguna secara eksplisit. Di sisi lain, pengguna mendapatkan layanan yang dia inginkan, seperti akses telepon atau aplikasi bank pada ponsel pintar.
Adapun teknologi pengenalan wajah, misalnya, dapat memindai wajah semua orang di sebuah stasiun kereta dan memberi tahu aparat apabila seorang buronan berjalan melintasi sebuah kamera. "Pengenalan wajah punya berbagai implikasi sosial. Verifikasi wajah sangat tidak berbahaya," kata Bud.
Quek Sin Kwok, direktur senior Identitas Digital Nasional Singapura, mengatakan bahwa penggunaan autentikasi wajah atau biometrik merupakan evolusi dan ekspansi SingPass. Dia meyakini langkah ini akan menumbuhkan ekonomi digital Singapura. “Verifikasi wajah SingPass di bawah program Identitas Digital Nasional akan meminta banyak mitra memberikan pelayanan yang lebih baik,” katanya.
KTP biometrik mengandalkan pengenalan atau verifikasi wajah secara digital. Selain mempercepat layanan karena teknologi bersifat terintegrasi, teknologi ini juga dianggap lebih aman secara privasi, termasuk dari ancaman pencurian data. (Baca: Berkata kotor dan keji, Dosa yang Sering Diremehkan)
Selain Singapura, sejumlah negara juga sedang berancang-ancang menggunakan KTP biometrik seperti Swedia, Belgia, dan Amerika Serikat. Bahkan, sejumlah negara di Afrika seperti Kamerun dan Nigeria tidak mau ketinggalan.
Singapura menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan pola kartu identitas atau KTP tunggal nasional, SingPass, yang didukung dengan pengenalan wajah biometrik. Aplikasi teknologi tersebut merupakan kolaborasi antara iProov, Toppan Ecquaria, dan Badan Teknologi Pemerintah Singapura.
SingPass memang terus mengikuti perkembangan teknologi dalam beberapa tahun. Sebelumnya, itu bisa digunakan masyarakat Singapura untuk mengakses layanan digital seperti pengembangan surat pajak, dan pelayanan di sektor swasta. SingPass juga digunakan untuk mengakses layanan institusi keuangan dan berbagai bisnis.
iProov dan Toppan Ecquaria mengembangkan sistem biometrik yang bisa digunakan empat juga pengguna SingPass. Itu bisa diakses melalui ponsel, komputer, dan sistem komputer.
“Implementasikan program KTP digital dengan autentikasi berbasis wajah merupakan langkah yang bisa menginspirasi negara lain untuk melakukan hal sama,” kata CEO iProov Andrew Bud, dilansir Find Biometrics.
Bud mengungkapkan, teknologi biometrik tersebut memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan mampu memberikan tingkat keamanan tertinggi untuk autentikasi program identitas digital nasional. “Itu juga menjadi proyek untuk identitas digital nasional. Dunia akan mengkaji inovasi ini dan menyimpulkan kesuksesan,” paparnya. (Baca juga: Mahasiswa ITS Buat Aplikasi Pemantau Kondisi Manula)
Baik pengenalan wajah maupun verifikasi wajah bergantung pada pemindaian wajah seseorang, kemudian mencocokkannya dengan foto pada bank data guna memastikan identitas yang bersangkutan. Perbedaan dasarnya adalah verifikasi wajah memerlukan persetujuan pengguna secara eksplisit. Di sisi lain, pengguna mendapatkan layanan yang dia inginkan, seperti akses telepon atau aplikasi bank pada ponsel pintar.
Adapun teknologi pengenalan wajah, misalnya, dapat memindai wajah semua orang di sebuah stasiun kereta dan memberi tahu aparat apabila seorang buronan berjalan melintasi sebuah kamera. "Pengenalan wajah punya berbagai implikasi sosial. Verifikasi wajah sangat tidak berbahaya," kata Bud.
Quek Sin Kwok, direktur senior Identitas Digital Nasional Singapura, mengatakan bahwa penggunaan autentikasi wajah atau biometrik merupakan evolusi dan ekspansi SingPass. Dia meyakini langkah ini akan menumbuhkan ekonomi digital Singapura. “Verifikasi wajah SingPass di bawah program Identitas Digital Nasional akan meminta banyak mitra memberikan pelayanan yang lebih baik,” katanya.