Apple Car, Sebuah Penantian untuk Komputer Berjalan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sepekan ini berita tentang keinginan Apple untuk masuk ke industri otomotif jadi highlight yang menarik. Layaknya produk buatan Apple, yang jadi sensasi tersendiri, semua orang sangat tertarik dengan apa yang bisa dilakukan oleh Apple jika harus membuat mobil? (Baca juga : Kisah Unik Volkswagen Kodok Antipeluru dari Italia )
Sebenarnya diskursus Apple Car bukanlah hal baru. Apple pertama kali menggagas keinginan itu secara frontal pada 2015 dengan nama Project Titan. Waktu itu disbeutkan The Journal CEO Apple Tim Cook menyetujui pembentukan tim 1.000 dimana terdapat seribu orang yang fokus pada pembuatan mobil Apple. Rencananya mobil tersebut akan hadir pada 2020.
Saat itu banyak orang yang terkejut dengan keinginan Apple itu. Pasalnya, membuat mobil sangat jauh dari bidang yang ditekuni oleh Apple saat ini. Bidang yang membuat mereka begitu mudah mencari "cuan".
Hanya saja seiring waktu proyek prestisius itu tenggelam dengan sendirinya. Kemungkinannya ada dua, pertama Apple melihat tidak ada peluang buat mereka bersaing di industri otomotif yang sangat ketat. Kedua memang sengaja menyembunyikan aktivitas mereka dari radar guna tidak terdeteksi oleh kompetitor.
Bisa jadi pilihan kedua adalah jawaban yang paling rasional. Nyatanya memang pada akhir tahun ini rencana pembuatan Apple Car itu kembali mencuat. Dan lagi-lagi membuat banyak orang seakan lupa dengan pertanyaan sama yang pernah mereka ucapkan dulu, yakni apa yang bisa dilakukan Apple dalam membuat mobil keren?
Namun, lagi-lagi seperti dulu, Apple masih diam membisu soal jalan yang mereka pilih dalam membuat mobil. Apakah benar-benar membuat mobil atau justru sebaliknya mengembangkan cara lain guna berkompetisi di industri otomotif.
Amit Daryanani, analis dari Evercore punya pandangan sendiri. Dia menduga Apple sama sekali tidak akan menyentuh bisnis otomotif murni dimana mereka membuat dan menjual mobil secara utuh. Alasannya, Apple sudah terlalu bahagia dengan bisnis telekomunikasi yang memiliki margin keuntungan yang besar. Sebaliknya industri otomotif justru hanya menawarkan margin keuntungan yang kecil. Terlebih lagi nilai investasi yang diperlukan juga sangat besar. (Baca juga : Edan, Kolektor Mobil Bungkus Lamborghini Urus dengan Kertas Kado )
Saat ini Tesla memang tengah asyik-asyiknya berada di puncak karena dinilai sebagai perusahaan yang paling bernilai di kategori otomotif. Hanya saja secara riil penjualan Tesla tidak semasif nilai perusahaan mereka. "Proyek mobil Apple ini hanyalah sebuah upaya riset, bukan sebuah kegiatan membuat produk yang aktual," ucapnya.
Sebenarnya diskursus Apple Car bukanlah hal baru. Apple pertama kali menggagas keinginan itu secara frontal pada 2015 dengan nama Project Titan. Waktu itu disbeutkan The Journal CEO Apple Tim Cook menyetujui pembentukan tim 1.000 dimana terdapat seribu orang yang fokus pada pembuatan mobil Apple. Rencananya mobil tersebut akan hadir pada 2020.
Saat itu banyak orang yang terkejut dengan keinginan Apple itu. Pasalnya, membuat mobil sangat jauh dari bidang yang ditekuni oleh Apple saat ini. Bidang yang membuat mereka begitu mudah mencari "cuan".
Hanya saja seiring waktu proyek prestisius itu tenggelam dengan sendirinya. Kemungkinannya ada dua, pertama Apple melihat tidak ada peluang buat mereka bersaing di industri otomotif yang sangat ketat. Kedua memang sengaja menyembunyikan aktivitas mereka dari radar guna tidak terdeteksi oleh kompetitor.
Bisa jadi pilihan kedua adalah jawaban yang paling rasional. Nyatanya memang pada akhir tahun ini rencana pembuatan Apple Car itu kembali mencuat. Dan lagi-lagi membuat banyak orang seakan lupa dengan pertanyaan sama yang pernah mereka ucapkan dulu, yakni apa yang bisa dilakukan Apple dalam membuat mobil keren?
Namun, lagi-lagi seperti dulu, Apple masih diam membisu soal jalan yang mereka pilih dalam membuat mobil. Apakah benar-benar membuat mobil atau justru sebaliknya mengembangkan cara lain guna berkompetisi di industri otomotif.
Amit Daryanani, analis dari Evercore punya pandangan sendiri. Dia menduga Apple sama sekali tidak akan menyentuh bisnis otomotif murni dimana mereka membuat dan menjual mobil secara utuh. Alasannya, Apple sudah terlalu bahagia dengan bisnis telekomunikasi yang memiliki margin keuntungan yang besar. Sebaliknya industri otomotif justru hanya menawarkan margin keuntungan yang kecil. Terlebih lagi nilai investasi yang diperlukan juga sangat besar. (Baca juga : Edan, Kolektor Mobil Bungkus Lamborghini Urus dengan Kertas Kado )
Saat ini Tesla memang tengah asyik-asyiknya berada di puncak karena dinilai sebagai perusahaan yang paling bernilai di kategori otomotif. Hanya saja secara riil penjualan Tesla tidak semasif nilai perusahaan mereka. "Proyek mobil Apple ini hanyalah sebuah upaya riset, bukan sebuah kegiatan membuat produk yang aktual," ucapnya.