Saat Pandemi Para Pengemudi Jarang Gunakan Sabuk Pengaman

Rabu, 30 Desember 2020 - 18:05 WIB
loading...
Saat Pandemi Para Pengemudi Jarang Gunakan Sabuk Pengaman
SVP Communication & Customer Service Management Asuransi Astra L. Iwan Pranoto. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah sebagian besar kebiasaan hidup masyarakat dalam beraktivitas. Mulai dari pergeseran gaya hidup yang lebih mementingkan faktor kesehatan, sampai harus beradaptasi kembali dengan berbagai kegiatan yang sebelumnya biasa dilakukan sehari-hari.

Begitu pula dengan kebiasaan orang saat berkendara yang mengalami adaptasi baru yang disebabkan oleh kondisi pandemi saat ini. Meski disarankan untuk di rumah saja, namun tidak menutup kemungkinan banyak orang yang masih harus melakukan aktivitasnya di luar rumah dengan berkendara seperti untuk bekerja dan berbelanja kebutuhan pokok.

(Baca Juga : Bahlil: di 2035 Indonesia Mencanangkan 4 Juta Mobil dan 10 Juta Motor Listrik, Aminnn!! )

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengungkapkan, pandemi Covid-19 memunculkan fenomena weekend driver atau para pengemudi yang biasanya hanya berkendara di akhir pekan kini menjadi pengendara yang reguler (setiap hari). “Ini berarti para pengendara yang saat ini ada di jalan mempunyai pengalaman berkendara yang tidak sesering pengemudi yang setiap hari berkendara dan melakukan mobilitas jarak menengah dan jauh,”ujarnya Rabu (30/12/2020).

Marcell Kurniawan memberikan tips agar pengemudi aman berkendara dengan adaptasi kebiasaan baru. Diantaranya selalu menggunakan safety belt dengan benar. ’’Berdasarkan fakta yang ditemukan pada pengendara saat pandemi lebih sedikit orang yang menggunakan safety belt. Pastikan terdengar bunyi klik saat kepala safety belt dipasangkan,’’katanya.

(Baca Juga : Volkswagen Buat Robot Pengisi Ulang Baterai Mobil Listrik )

Selain itu pastikan juga safety belt terpasang dengan rapih, rapat dan rendah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. ’’Karena pemasangan safety belt yang benar akan meningkatkan keselamatan berkendara kita sebesar 42%,” ucapnya.
Kondisi jalan yang terkadang sepi membuat banyak orang mengendarai kendaraannya dengan lebih kencang menjadi hal yang perlu diperhatikan juga. Selain berpengaruh pada jarak berhenti, semakin kencang atau tinggi kecepatan kendaraan pengendara maka memerlukan jarak yang semakin jauh agar kendaraan tersebut dapat berhenti. Karenanya, pengemudi harus fokus untuk mengemudikan kendaraan dengan memahami kondisi lalu lintas.

(Baca Juga : Asuransi Astra Salurkan 125 Paket Sembako di Makassar )

’’Menjaga kesterilan eksterior dan interior kendaraan dengan mencuci kendaraan secara rutin,’’tuturnya. Banyaknya pengemudi yang memacu kendaraan fengan kecepatan tinggi, meningkatkan risiko kecelakaan terhadap kendaraan. Karenanya, kata dia, penting untuk memproteksi kendaraan dengan asuransi .

(Baca Juga : Tidak Ikut atau Tak Lulus Uji Emisi, Motor dan Mobil Bakal Ditilang )

“Dampak dari pandemi ini memaksa kita semua untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru, salah satunya adalah untuk tetap aman dalam berkendara saat pandemi maupun di masa yang akan datang. Untuk memberikan peace of mind, berkendara aman saja tidak cukup, kita perlu memproteksi diri dengan mematuhi protokol kesehatan juga memproteksi kendaraan untuk menghindari dari hal – hal yang tidak kita inginkan,” ujar SVP Communication & Customer Service Management Asuransi Astra L. Iwan Pranoto.
(ton)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)