Relawan Ranjau Paku Ini Bisa Pungut Ratusan Paku di Jalan dalam Sehari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammad Dahlan geram. Pengemudi ojek online ini menjadi korban ranjau paku. Dan ia juga sering sekali melihat orang yang menjadi korban “ranjau”, sehingga mendorong motor-nya yang bocor.
”Dari situ, timbul keinginan untuk membersihkan ranjau paku yang berserakan di banyak jalanan di Jakarta,” ujarnya. Yang terparah, menurut Dahlan, adalah ranjau paku yang beserakan di sepanjang jalur Gatot Subroto dari arah Slipi menuju ke Cawang.
Dahlan bercerita, beberapa bulan lalu ia dipertemukan dengan Tebar (Team Berantas Ranjau). Dan sejak itu ia aktif di komunitas tersebut. ”Saya bersemangat karena ternyata ada dukungan dari komunitas,” ungkapnya.
Beginilah kegiatan Team Berantas Ranjau dalam membersihkan ranjau paku di jalanan secara sukarela. Foto: Team Berantas Ranjau
Team Berantas Ranjau ternyata cukup aktif membagikan kegiatan mereka di media sosial. Mereka memiliki akun Instagram di @aksi.tebar, Facebook di Team Berantas Ranjau, bahkan Twitter @AksiTebar, dan rutin mengunggah kegiatan mereka dalam membersihkan ranjau paku.
Untuk alat penyapu ranjaunya, Dahlan menyebut bahwa dilakukan secara manual. Yakni menggunakan magnet ferrite. Ferrite adalah magnet berbentuk silinder yang berfungsi sebagai penstabil arus listrik. ”Agar lebih murah, kami memakai magnet ferrite bekas salon speaker yang diberi tali,” ungkapnya.
Dari alat sederhana itu, hasilnya cukup efektif. Dalam sekali operasi, tim bisa menjaring ratusan paku.
Seberapa sering mereka melakukan kegiatan menyapu ranjau? Menurut Dahlan, tim Tebar ternyata memiliki jadwal resmi sendiri.
”Biasanya 1:1. Maksudnya, kalau malam ini ada kegiatan sapu ranjau, besok malamnya libur,” ujar Dahlan yang menyebut kegiatan pembersihan ranjau biasanya dilakukan di malam hari yang lebih lenggang.
”Walau sebenarnya kalau siang atau sore hari kita kebetulan melewati kawasan yang banyak ranjaunya, kita pun ’operasi’ sebentar. Biasanya, setiap anggota menyimpan magnet di jok motornya,” ujar Dahlan.
Meski demikian, kegiatan ”nyaber” menurut Dahlan tidak boleh dilakukan sendirian. Sebab rawan tertabrak dan intimidasi dari pihak tertentu. Biasanya, ranjau paku disebar oleh oknum-oknum tertentu. Misalnya saja tambal ban di pinggir jalan.
Ranjau paku dijalan pun beragam jenisnya. Mulai dari paku berukuran 2-5 cm, baut dan mur, paku yang dibengkokkan, hingga potongan jari-jari payung yang terbuat dari besi.
”Dari situ, timbul keinginan untuk membersihkan ranjau paku yang berserakan di banyak jalanan di Jakarta,” ujarnya. Yang terparah, menurut Dahlan, adalah ranjau paku yang beserakan di sepanjang jalur Gatot Subroto dari arah Slipi menuju ke Cawang.
Dahlan bercerita, beberapa bulan lalu ia dipertemukan dengan Tebar (Team Berantas Ranjau). Dan sejak itu ia aktif di komunitas tersebut. ”Saya bersemangat karena ternyata ada dukungan dari komunitas,” ungkapnya.
Beginilah kegiatan Team Berantas Ranjau dalam membersihkan ranjau paku di jalanan secara sukarela. Foto: Team Berantas Ranjau
Team Berantas Ranjau ternyata cukup aktif membagikan kegiatan mereka di media sosial. Mereka memiliki akun Instagram di @aksi.tebar, Facebook di Team Berantas Ranjau, bahkan Twitter @AksiTebar, dan rutin mengunggah kegiatan mereka dalam membersihkan ranjau paku.
Untuk alat penyapu ranjaunya, Dahlan menyebut bahwa dilakukan secara manual. Yakni menggunakan magnet ferrite. Ferrite adalah magnet berbentuk silinder yang berfungsi sebagai penstabil arus listrik. ”Agar lebih murah, kami memakai magnet ferrite bekas salon speaker yang diberi tali,” ungkapnya.
Dari alat sederhana itu, hasilnya cukup efektif. Dalam sekali operasi, tim bisa menjaring ratusan paku.
Seberapa sering mereka melakukan kegiatan menyapu ranjau? Menurut Dahlan, tim Tebar ternyata memiliki jadwal resmi sendiri.
”Biasanya 1:1. Maksudnya, kalau malam ini ada kegiatan sapu ranjau, besok malamnya libur,” ujar Dahlan yang menyebut kegiatan pembersihan ranjau biasanya dilakukan di malam hari yang lebih lenggang.
”Walau sebenarnya kalau siang atau sore hari kita kebetulan melewati kawasan yang banyak ranjaunya, kita pun ’operasi’ sebentar. Biasanya, setiap anggota menyimpan magnet di jok motornya,” ujar Dahlan.
Meski demikian, kegiatan ”nyaber” menurut Dahlan tidak boleh dilakukan sendirian. Sebab rawan tertabrak dan intimidasi dari pihak tertentu. Biasanya, ranjau paku disebar oleh oknum-oknum tertentu. Misalnya saja tambal ban di pinggir jalan.
Ranjau paku dijalan pun beragam jenisnya. Mulai dari paku berukuran 2-5 cm, baut dan mur, paku yang dibengkokkan, hingga potongan jari-jari payung yang terbuat dari besi.
(dan)