Ferrari Daytona SP3, Bangkitkan Lagi Romantika Ferrari VS Ford Jilid Dua
loading...
A
A
A
MARANELLO - Ferrari menghadirkan mobil baru Ferrari Daytona SP3. Mobil itu membangkitkan kembali romantika perseteruan Ferrari vs Ford Jilid Dua.
Bagi Anda yang sudah menonton film Ford v Ferrari yang diperani oleh Matt Damon dan Christian Bale tentu tahu kisah nyata perseteruan pabrikan mobil Amerika dan Italia itu di ajang balap ketahanan 24 jam Le Mans 1966, Prancis. Saat itu Ford berhasil mengalahkan mobil Ferrari dengan Ford GT.
Kekalahan itu ternyata membuat luka yang dalam buat pendiri Ferrari, Enzo Ferrari. Pria kelahiran 20 Februari 1898 itu bertekad membalas kekalahan itu langsung di tempat Ford dilahirkan, Amerika Serikat. Tepatnya di ajang balap mobil paling prestisius di negeri Paman Sam, Daytona 24 Hours.
Saat itu Enzo Ferrari meminta para insinyur yang bekerja di Maranello, Italia membuat sebuah mobil yang mampu membuat malu Ford di negerinya sendiri. Dari situ lahirlah Ferrari P4. Nyatanya mobil dengan desain unik dan mesin ditengah itu mampu memenuhi keingina Enzo Ferrari dengan mengalahkan Ford langsung di kandangnya sendiri.
Romantika kemenangan itulah yang berusaha dibangkitkan lagi oleh Maranello lewat mobil spesial Ferrari Daytona SP3. Mobil yang hanya diproduksi sebanyak 599 unit itu merupakan penghormatan atas keberhasilan Enzo Ferrari membayar tuntas rasa malunya karena dikalahkan Ford di ajang Le Mans 24 Hours.
Ferrari Daytona SP3 memang sangat menarik. Mobil yang langsung ludes terjual itu memang masuk dalam kategori mobil spesial buatan Ferrari yakni "Icona". Label itu membuat tidak semua orang bisa memilikinya. Hanya orang-orang superkaya yang setia dengan Ferrari boleh memiliki mobil itu. Harga tebusannya juga sangat fantastis, disebutkan Top Gear, mencapai 2 juta Euro atau setara Rp32 miliar.
Harga yang luar biasa itu terbayar dengan desain yang unik dan spesifikasi teknis yang menakjubkan. Ferrari Daytona SP3 hadir dengan desain yang sangat berbeda dengan Ferrari moderen yang ada saat ini.
Aspek desain yang paling mencolok adalah pada bagian belakang, di mana mobil itu memiliki setumpuk palang vertikal yang membentang di atasnya. Lampu belakang terdiri dari palang horizontal tepat di bawah spoiler, meskipun menyatu dengan baik dengan bilah lainnya.
Ujung knalpot ganda yang dipasang pada bagian tengah menyembul tinggi pada diffuser belakang yang agresif. Desain eksterior sangat memengaruhi tata letak interior, dengan kaca depan sampul membungkus kabin.
Untuk jantung mekanis, Ferrari memasang mesin V12 6,5 liter yang diperbarui dan “dipinjam” dari Ferrari 812 Competizione. Namun jantung mekanis itu sedikit diberi sentuhan sehingga mampu menghasilkan tenaga 828 daya kuda dan torsi maksimal 697 Nm.
Dari sisi akselerasi, Ferrari Daytona SP3 dapat berakselerasi dari diam hingga 100 kilometer per jam dalam waktu 2,86 detik. Cukup impresif untuk sebuah mobil yang menggunakan tenaga murni tanpa bantuan tenaga induksi seperti turbo, motor listrik dan supercharged.
Sayang mobil itu bukan untuk semua orang. Sebanyak 599 orang sudah sah memiliki mobil itu dan akan mulai menerimanya awal tahun depan.
Bagi Anda yang sudah menonton film Ford v Ferrari yang diperani oleh Matt Damon dan Christian Bale tentu tahu kisah nyata perseteruan pabrikan mobil Amerika dan Italia itu di ajang balap ketahanan 24 jam Le Mans 1966, Prancis. Saat itu Ford berhasil mengalahkan mobil Ferrari dengan Ford GT.
Kekalahan itu ternyata membuat luka yang dalam buat pendiri Ferrari, Enzo Ferrari. Pria kelahiran 20 Februari 1898 itu bertekad membalas kekalahan itu langsung di tempat Ford dilahirkan, Amerika Serikat. Tepatnya di ajang balap mobil paling prestisius di negeri Paman Sam, Daytona 24 Hours.
Saat itu Enzo Ferrari meminta para insinyur yang bekerja di Maranello, Italia membuat sebuah mobil yang mampu membuat malu Ford di negerinya sendiri. Dari situ lahirlah Ferrari P4. Nyatanya mobil dengan desain unik dan mesin ditengah itu mampu memenuhi keingina Enzo Ferrari dengan mengalahkan Ford langsung di kandangnya sendiri.
Romantika kemenangan itulah yang berusaha dibangkitkan lagi oleh Maranello lewat mobil spesial Ferrari Daytona SP3. Mobil yang hanya diproduksi sebanyak 599 unit itu merupakan penghormatan atas keberhasilan Enzo Ferrari membayar tuntas rasa malunya karena dikalahkan Ford di ajang Le Mans 24 Hours.
Ferrari Daytona SP3 memang sangat menarik. Mobil yang langsung ludes terjual itu memang masuk dalam kategori mobil spesial buatan Ferrari yakni "Icona". Label itu membuat tidak semua orang bisa memilikinya. Hanya orang-orang superkaya yang setia dengan Ferrari boleh memiliki mobil itu. Harga tebusannya juga sangat fantastis, disebutkan Top Gear, mencapai 2 juta Euro atau setara Rp32 miliar.
Harga yang luar biasa itu terbayar dengan desain yang unik dan spesifikasi teknis yang menakjubkan. Ferrari Daytona SP3 hadir dengan desain yang sangat berbeda dengan Ferrari moderen yang ada saat ini.
Aspek desain yang paling mencolok adalah pada bagian belakang, di mana mobil itu memiliki setumpuk palang vertikal yang membentang di atasnya. Lampu belakang terdiri dari palang horizontal tepat di bawah spoiler, meskipun menyatu dengan baik dengan bilah lainnya.
Ujung knalpot ganda yang dipasang pada bagian tengah menyembul tinggi pada diffuser belakang yang agresif. Desain eksterior sangat memengaruhi tata letak interior, dengan kaca depan sampul membungkus kabin.
Untuk jantung mekanis, Ferrari memasang mesin V12 6,5 liter yang diperbarui dan “dipinjam” dari Ferrari 812 Competizione. Namun jantung mekanis itu sedikit diberi sentuhan sehingga mampu menghasilkan tenaga 828 daya kuda dan torsi maksimal 697 Nm.
Dari sisi akselerasi, Ferrari Daytona SP3 dapat berakselerasi dari diam hingga 100 kilometer per jam dalam waktu 2,86 detik. Cukup impresif untuk sebuah mobil yang menggunakan tenaga murni tanpa bantuan tenaga induksi seperti turbo, motor listrik dan supercharged.
Sayang mobil itu bukan untuk semua orang. Sebanyak 599 orang sudah sah memiliki mobil itu dan akan mulai menerimanya awal tahun depan.
(wsb)