Mau Mesin Kendaraan Awet, Pahami Perbedaan Oli Sintetis dan Mineral
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemilik kendaraan perlu memahami perbedaan antara oli sintetis dan mineral. Penggunaan oli yang tepat bisa membuat mesin lebih awet. Pasalnya oli mesin memiliki fungsi melumasi komponen mesin dan juga mengurangi gesekan. Kondisi itu akan membantu kondisi mesin tetap awet.
Oli sendiri terbagi menjadi dua tipe berdasarkan kandungan yang ada di dalamnya yaitu oli mineral atau sintetis. Biasanya produsen oli akan mencantumkan kandungan yang ada di dalam kemasan. Beberapa tipe yang umum ditemui adalah tipe full sintetis, semi sintetis dan juga oli mineral.
Oli mineral adalah oli yang berasal dari penyulingan ekstrak minyak mentah yang bersumber dari pengolahan minyak bumi. Selama proses pembuatan oli mineral, kotoran yang ada biasanya cukup tinggi dan kandungan impurities-nya dihilangkan. Oli mineral banyak digunakan pada jenis atau model kendaraan lama yang masih dikembangkan dengan teknologi lawas.
“Struktur molekul oli mineral tidak sebaik oli sintetis, karena oli mineral memiliki struktur molekul yg lebih tidak seragam, sehingga lubricity-nya kurang jika dibandingkan dengan oli sintetis dan dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar,” ungkap Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants.
Sementara oli sintetis sudah mengalami proses pemurnian lebih lanjut atau diformulasikan khusus sesuai kebutuhan aplikasinya di mesin. Karena itulah oli sintetis ini banyak digunakan pada kendaraan bermotor saat ini, karena fungsinya yang dapat melindungi dari keausan, oksidasi, atau memberikan efek pendinginan mesin yang lebih baik daripada oli mineral.
Lalu ada juga oli semi sintetis, yang sebenarnya hanya istilah marketing yang merujuk kepada campuran dari oli sintetis dan mineral. Karena perpaduan antara keduanya dan tidak ada aturan resmi terkait ratio komposisi mineral-sintetis nya, kualitas oli semi sintetis ini tentu di bawah oli full sintetis.
Oli semi sintetis ini juga memiliki manfaat seperti oli sintetis seperti peningkatan kinerja mesin, melindungi komponen dan memberikan performa. Hanya saja kemampuannya tidak sebaik oli full sintetis.
Lalu bagaimana cara membedakan antara oli sintetis dan oli mineral?
Pertama dari segi harga tentunya, untuk tipe oli sintetis akan memiliki harga lebih mahal dari tipe semi sintetis dan oli mineral. Bahkan harga oli sintetis bisa sampai 4 kali atau lebih dari oli mineral.
Cara lain untuk membedakan adalah dengan memperhatikan label yang ada di kemasan atau botol oli. Biasanya produsen oli akan mencantumkan keterangan terkait produknya, misalnya Full Syntethic, Syntethic Technology, Syntethic Force, Semi syntethic, dan juga Mineral. Dimana istilah - istilah ini bisa berbeda antar produsen oli tetapi secara umum terbagi 3 kelompok besar ; Sintetis, Semi Sintetis, dan mineral.
Berikutnya adalah dengan memperhatikan keterangan data produk di botol kemasan. Biasanya tipe mineral akan tercantum informasi seperti : Solvent Extraction, Hydro processed, dll. Sementara untuk tipe sintetis akan tercantum informasi seperti PAO atau Ester, Diester, dll.
“Bisa juga dengan mengecek typical data sheet dengan melihat indeks viskositas yang ditunjukkan dengan keterangan seperti angka > 120 untuk tipe sintetis, sementara kalau oli mineral antara 90 - 120. Index viskositas sendiri bukanlah angka SAE seperti 0W-20, 10W-40, dll. Biasanya hanya tertera pada data sheet apabila konsumen meminta kepada produsen, tidak dicantumkan dalam kemasan," jelas Brahma.
Dia juga menambahkan sebelum memilih antara oli mineral, oli semi-sintetis, atau oli sintetis untuk kendaraan, tentunya konsumen harus cek dulu rekomendasi oli yang digunakan dari pabrikan kendaraan.
Oli sendiri terbagi menjadi dua tipe berdasarkan kandungan yang ada di dalamnya yaitu oli mineral atau sintetis. Biasanya produsen oli akan mencantumkan kandungan yang ada di dalam kemasan. Beberapa tipe yang umum ditemui adalah tipe full sintetis, semi sintetis dan juga oli mineral.
Oli mineral adalah oli yang berasal dari penyulingan ekstrak minyak mentah yang bersumber dari pengolahan minyak bumi. Selama proses pembuatan oli mineral, kotoran yang ada biasanya cukup tinggi dan kandungan impurities-nya dihilangkan. Oli mineral banyak digunakan pada jenis atau model kendaraan lama yang masih dikembangkan dengan teknologi lawas.
“Struktur molekul oli mineral tidak sebaik oli sintetis, karena oli mineral memiliki struktur molekul yg lebih tidak seragam, sehingga lubricity-nya kurang jika dibandingkan dengan oli sintetis dan dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar,” ungkap Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants.
Sementara oli sintetis sudah mengalami proses pemurnian lebih lanjut atau diformulasikan khusus sesuai kebutuhan aplikasinya di mesin. Karena itulah oli sintetis ini banyak digunakan pada kendaraan bermotor saat ini, karena fungsinya yang dapat melindungi dari keausan, oksidasi, atau memberikan efek pendinginan mesin yang lebih baik daripada oli mineral.
Lalu ada juga oli semi sintetis, yang sebenarnya hanya istilah marketing yang merujuk kepada campuran dari oli sintetis dan mineral. Karena perpaduan antara keduanya dan tidak ada aturan resmi terkait ratio komposisi mineral-sintetis nya, kualitas oli semi sintetis ini tentu di bawah oli full sintetis.
Oli semi sintetis ini juga memiliki manfaat seperti oli sintetis seperti peningkatan kinerja mesin, melindungi komponen dan memberikan performa. Hanya saja kemampuannya tidak sebaik oli full sintetis.
Lalu bagaimana cara membedakan antara oli sintetis dan oli mineral?
Pertama dari segi harga tentunya, untuk tipe oli sintetis akan memiliki harga lebih mahal dari tipe semi sintetis dan oli mineral. Bahkan harga oli sintetis bisa sampai 4 kali atau lebih dari oli mineral.
Baca Juga
Cara lain untuk membedakan adalah dengan memperhatikan label yang ada di kemasan atau botol oli. Biasanya produsen oli akan mencantumkan keterangan terkait produknya, misalnya Full Syntethic, Syntethic Technology, Syntethic Force, Semi syntethic, dan juga Mineral. Dimana istilah - istilah ini bisa berbeda antar produsen oli tetapi secara umum terbagi 3 kelompok besar ; Sintetis, Semi Sintetis, dan mineral.
Berikutnya adalah dengan memperhatikan keterangan data produk di botol kemasan. Biasanya tipe mineral akan tercantum informasi seperti : Solvent Extraction, Hydro processed, dll. Sementara untuk tipe sintetis akan tercantum informasi seperti PAO atau Ester, Diester, dll.
“Bisa juga dengan mengecek typical data sheet dengan melihat indeks viskositas yang ditunjukkan dengan keterangan seperti angka > 120 untuk tipe sintetis, sementara kalau oli mineral antara 90 - 120. Index viskositas sendiri bukanlah angka SAE seperti 0W-20, 10W-40, dll. Biasanya hanya tertera pada data sheet apabila konsumen meminta kepada produsen, tidak dicantumkan dalam kemasan," jelas Brahma.
Dia juga menambahkan sebelum memilih antara oli mineral, oli semi-sintetis, atau oli sintetis untuk kendaraan, tentunya konsumen harus cek dulu rekomendasi oli yang digunakan dari pabrikan kendaraan.
(wsb)