Ini Kekurangan Suzuki Grand Vitara si Penantang Kuat Hyundai Creta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suzuki telah merilis crossover kompak terbaru mereka, Suzuki Grand Vitara baru-baru ini.Namun penantang kuat Hyundai Creta itu masih punya kekurangan.
Nama Suzuki Grand Vitara sebenarnya bukan nama yang asing buat masyarakat Indonesia. Suzuki Grand Vitara pernah menyapa masyarakat Indonesia dengan nama Suzuki Vitara pada 1992.
Saat itu Suzuki Vitara masih tampil dalam bentuk SUV kompak. Namun saat itu PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tidak terlalu betah menggunakan nama Suzuki Vitara. Mereka kemudian menghadirkan mobil yang bentuknya nyaris sama dengan nama yang berbeda yakni Suzuki Escudo, Suzuki Sidekick hingga Suzuki Grand Escudo yang memiliki 7 kursi penumpang.
Baru pada 2006, Suzuki menghidupkan kembali nama Suzuki Vitara. Bedanya segmen yang disasar berbeda yakni segmen menengah atas yang suka mobil berbedan besar. Dari situlah Suzuki Grand Vitara dikenal sebagai medium SUV.
Namun sejarah justru berulang kembali karena Suzuki justru mengembalikan lagi nama Suzuki Vitara ke segmen SUV kompak. Uniknya nama yang digunakan tetap sama yakni Suzuki Grand Vitara.
Satu hal yang menarik, Suzuki Grand Vitara justru adalah pengembangan dari produk kerja sama Suzuki dengan Toyota. Ya, kedua perusahaan mobil Jepang itu sepakat membuat mobil kembar. Jika Toyota membuat Toyota Hyryder maka Suzuki menggunakan nama Suzuki Vitara Brezza.
Kedua mobil itu diharapkan bisa mengisi celah segmen SUV kompak yang tengah meroket di pasar otomotif India. Namun Suzuki merasa tidak cukup dan mengembangkan lagi SUzuki Vitara Brezza jadi Suzuki Grand Vitara.
Diharapkan Suzuki Grand Vitara bisa berhadap-hadapan dengan Hyundai CRETA, KIA Seltos, Honda HR-V dan sebagainya. Menariknya segmen itu juga ada di Indonesia.
Namun sebelum sampai kesana, ternyata ada beberapa hal yang kurang dari Suzuki Grand Vitara yang perlu dicermati. Apa saja sih kekurangannya berdasarkan ulasan Autocar India?
1. Roof Rail Artifisial
Suzuki Grand Vitara memiliki roof rail yang justru hanya sekadar hiasan belaka. Ini berbeda dengan Suzuki Vitara Brezza yang punya Roof Rail fungsional.
Jadi pemilik Suzuki Grand Vitara tidak bisa memaksimalkan roof rail untuk mengangkut barang tambahan. Tapi jangan salah, bagasi Suzuki Grand Vitara justru lebih besar karena dimensi mobil juga lebih besar dibanding Suzuki Vitara Brezza.
2. Analog Meter Cluster
Suzuki Grand Vitara memiliki meter cluster analog atau konvensional yang membuatnya terlihat usang. Varian mesin hybrid cukup beruntung karena sudah menggunakan meter cluster digital. Padahal di segmen yang sama kompetitor Suzuki Grand Vitara seperti Hyundai CRETA dan KIA Seltos sudah punya meter cluster digital LCD.
3. Ketiadaan ADAS
Berbeda dengan kompetitor lain yang sudah punya teknologi unggulan Advanced Driver Assist System (ADAS), Suzuki Grand Vitara tidak memiliki fitur-fitur keamanan khusus seperti Lane Keeping Assist, Lane Departure Warning, Blindspot Monitoring hingga Forward Collision Avoidance. Teknologi keamanan itu sudah ada di Hyundai CRETA dan Honda HR-V. Sayangnya Suzuki Grand Vitara tidak dilengkapi teknologi keamanan yang sama. Hanya saja fitur-fitur keamanannya sendiri masih cukup lengkap seperti enam airbags, disk brake dengan ABS di roda depan dan belakang, Vehicle Stability Control, Hill Hold Conrtrol, Hill Descent Assist, Tyre Pressure Monitoring System, kamera 360 derajat, dan Rear Parking Sensors.
Nama Suzuki Grand Vitara sebenarnya bukan nama yang asing buat masyarakat Indonesia. Suzuki Grand Vitara pernah menyapa masyarakat Indonesia dengan nama Suzuki Vitara pada 1992.
Saat itu Suzuki Vitara masih tampil dalam bentuk SUV kompak. Namun saat itu PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tidak terlalu betah menggunakan nama Suzuki Vitara. Mereka kemudian menghadirkan mobil yang bentuknya nyaris sama dengan nama yang berbeda yakni Suzuki Escudo, Suzuki Sidekick hingga Suzuki Grand Escudo yang memiliki 7 kursi penumpang.
Baru pada 2006, Suzuki menghidupkan kembali nama Suzuki Vitara. Bedanya segmen yang disasar berbeda yakni segmen menengah atas yang suka mobil berbedan besar. Dari situlah Suzuki Grand Vitara dikenal sebagai medium SUV.
Namun sejarah justru berulang kembali karena Suzuki justru mengembalikan lagi nama Suzuki Vitara ke segmen SUV kompak. Uniknya nama yang digunakan tetap sama yakni Suzuki Grand Vitara.
Satu hal yang menarik, Suzuki Grand Vitara justru adalah pengembangan dari produk kerja sama Suzuki dengan Toyota. Ya, kedua perusahaan mobil Jepang itu sepakat membuat mobil kembar. Jika Toyota membuat Toyota Hyryder maka Suzuki menggunakan nama Suzuki Vitara Brezza.
Kedua mobil itu diharapkan bisa mengisi celah segmen SUV kompak yang tengah meroket di pasar otomotif India. Namun Suzuki merasa tidak cukup dan mengembangkan lagi SUzuki Vitara Brezza jadi Suzuki Grand Vitara.
Diharapkan Suzuki Grand Vitara bisa berhadap-hadapan dengan Hyundai CRETA, KIA Seltos, Honda HR-V dan sebagainya. Menariknya segmen itu juga ada di Indonesia.
Namun sebelum sampai kesana, ternyata ada beberapa hal yang kurang dari Suzuki Grand Vitara yang perlu dicermati. Apa saja sih kekurangannya berdasarkan ulasan Autocar India?
1. Roof Rail Artifisial
Suzuki Grand Vitara memiliki roof rail yang justru hanya sekadar hiasan belaka. Ini berbeda dengan Suzuki Vitara Brezza yang punya Roof Rail fungsional.
Jadi pemilik Suzuki Grand Vitara tidak bisa memaksimalkan roof rail untuk mengangkut barang tambahan. Tapi jangan salah, bagasi Suzuki Grand Vitara justru lebih besar karena dimensi mobil juga lebih besar dibanding Suzuki Vitara Brezza.
2. Analog Meter Cluster
Suzuki Grand Vitara memiliki meter cluster analog atau konvensional yang membuatnya terlihat usang. Varian mesin hybrid cukup beruntung karena sudah menggunakan meter cluster digital. Padahal di segmen yang sama kompetitor Suzuki Grand Vitara seperti Hyundai CRETA dan KIA Seltos sudah punya meter cluster digital LCD.
Baca Juga
3. Ketiadaan ADAS
Berbeda dengan kompetitor lain yang sudah punya teknologi unggulan Advanced Driver Assist System (ADAS), Suzuki Grand Vitara tidak memiliki fitur-fitur keamanan khusus seperti Lane Keeping Assist, Lane Departure Warning, Blindspot Monitoring hingga Forward Collision Avoidance. Teknologi keamanan itu sudah ada di Hyundai CRETA dan Honda HR-V. Sayangnya Suzuki Grand Vitara tidak dilengkapi teknologi keamanan yang sama. Hanya saja fitur-fitur keamanannya sendiri masih cukup lengkap seperti enam airbags, disk brake dengan ABS di roda depan dan belakang, Vehicle Stability Control, Hill Hold Conrtrol, Hill Descent Assist, Tyre Pressure Monitoring System, kamera 360 derajat, dan Rear Parking Sensors.
(wsb)