Menengok Kecanggihan Sistem Injeksi Honda All New CB150R
A
A
A
JAKARTA - Honda terus melakukan pengembangan teknologi mesin yang ramah lingkungan untuk digunakan pada line-up nya. Diantaranya All New Honda CB150R dan Honda Sonic 150R yang telah lolos ujian Euro3. Artinya, emisi gas buangnya dijamin lebih aman dibanding motor model lama.
Sistem injeksi yang digunakan mengalami improvement dan jauh lebih canggih. Putaran stasioner nggak lagi disetel manual menggunakan obeng. Namun telah otomatis karena adanya teknologi IACV (Idle Air Control Valve). Stasioner CB150R ini diatur ECM di kisaran 1.500 ±100 rpm.
Sementara untuk sektor pembuangan ada sensor O2 yang tugasnya memastikan perbandingan udara dan bensin di silinder dengan komposisi yang pas. Jadi emisi gas buang bisa ditekan lebih rendah.
Seperti dilansir dari laman Honda, Kamis (10/12/2015), agar emisi makin rendah lagi, Honda menggunakan catalityc converter three way di knalpot. Dan peredam suara dimaksimalkan oleh three chamber expansion, ditambah glasswool di dinding silincer buat meredam getaran di putaran bawah.
Pada mesin ini terdapat total ada 7 buah sensor. Pertama MAP (Manifold Absolute Pressure) untuk membaca tekanan udara di throttle body. Lalu ada IAT (Intake Air Temperature) untuk membaca suhu udara di intake.
Kemudian TP (Throttle Position) atau sensor yang tugasnya membaca besarnya bukaan gas. Ketiga sensor ini ada disela di throttle body yang berdiameter 30 mm.
Sedalanjutnya ada Bank Angle Sensor yang membuat mesin otomatis mati di sudut tertentu saat motor terjatuh. Lalu ada sensor CKP (Crankshaft Position) yang memberikan input posisi piston. Dan ada sensor ECT (Engine Coolant temperature) yang memberikan informasi suhu mesin. Terakhir baru O2 sensor yang membaca hasil pembakaran.
Sebagai informasi, semua proses pembakaran ini diatur oleh otak yang dikenal ECM (Engine Control Module). Tugasnya menerima input dari semua sensor, lalu memerintahkan kapan injektor nyemprot bensin dan busi memercikkan api. Injektor yang baru mempunyai 8 lubang dan pake busi yang berlapis nikel.
Sistem injeksi yang digunakan mengalami improvement dan jauh lebih canggih. Putaran stasioner nggak lagi disetel manual menggunakan obeng. Namun telah otomatis karena adanya teknologi IACV (Idle Air Control Valve). Stasioner CB150R ini diatur ECM di kisaran 1.500 ±100 rpm.
Sementara untuk sektor pembuangan ada sensor O2 yang tugasnya memastikan perbandingan udara dan bensin di silinder dengan komposisi yang pas. Jadi emisi gas buang bisa ditekan lebih rendah.
Seperti dilansir dari laman Honda, Kamis (10/12/2015), agar emisi makin rendah lagi, Honda menggunakan catalityc converter three way di knalpot. Dan peredam suara dimaksimalkan oleh three chamber expansion, ditambah glasswool di dinding silincer buat meredam getaran di putaran bawah.
Pada mesin ini terdapat total ada 7 buah sensor. Pertama MAP (Manifold Absolute Pressure) untuk membaca tekanan udara di throttle body. Lalu ada IAT (Intake Air Temperature) untuk membaca suhu udara di intake.
Kemudian TP (Throttle Position) atau sensor yang tugasnya membaca besarnya bukaan gas. Ketiga sensor ini ada disela di throttle body yang berdiameter 30 mm.
Sedalanjutnya ada Bank Angle Sensor yang membuat mesin otomatis mati di sudut tertentu saat motor terjatuh. Lalu ada sensor CKP (Crankshaft Position) yang memberikan input posisi piston. Dan ada sensor ECT (Engine Coolant temperature) yang memberikan informasi suhu mesin. Terakhir baru O2 sensor yang membaca hasil pembakaran.
Sebagai informasi, semua proses pembakaran ini diatur oleh otak yang dikenal ECM (Engine Control Module). Tugasnya menerima input dari semua sensor, lalu memerintahkan kapan injektor nyemprot bensin dan busi memercikkan api. Injektor yang baru mempunyai 8 lubang dan pake busi yang berlapis nikel.
(dol)