Ford Pergi, Harusnya Bersedih Tinggalkan Pasar Automotif yang Besar
A
A
A
JAKARTA - Beberapa minggu belakangan, Ford telah menjadi perbincangan hangat atas keputusannya meninggalkan pasar automotif tanah air. Dalam hal ini Ford Motor Indonesia (FMI) selaku pemegang merk resmi Ford di Indonesia secara resmi telah mengungkapkan untuk menghentikan aktivitas bisnis mereka mulai semester II-2016.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan bahwa kehilangan Ford kita tidak perlu sedih seharusnya mereka yang harus bersedih.
"Ford itu tidak mempunyai fasilitas produksi disini dan mereka hanya berjualan mobil disini. Kalau akhirnya mereka memutuskan pergi dari Indonesia seharusnya mereka yang harus bersedih. Sebab mereka sudah meninggalkan pangsa pasar automotif yang begitu besar," paparnya saat acara press conference, di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dirinya menambahkan, pasar disini itu sebenarnya sangat terbuka. Apa lagi dengan adanya rencana pemerintah untuk menyempurnakan infrastruktur di luar Jawa, dengan membangun jalan-jalan bebas hambatan di Sumatera. Harusnya hal ini dapat dilihat sebagai peluang agar semuanya tidak terpusat di Jawa saja.
"Kita sangat menyayangkan, tapi itu semua keputusan mereka kitak tak bisa menghalangi. Ini kesempatan merek lain untuk semakin bersaing dan memperbesar investasi, karena pasar automotif Indonesia sangat luas," pungkasnya.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan bahwa kehilangan Ford kita tidak perlu sedih seharusnya mereka yang harus bersedih.
"Ford itu tidak mempunyai fasilitas produksi disini dan mereka hanya berjualan mobil disini. Kalau akhirnya mereka memutuskan pergi dari Indonesia seharusnya mereka yang harus bersedih. Sebab mereka sudah meninggalkan pangsa pasar automotif yang begitu besar," paparnya saat acara press conference, di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dirinya menambahkan, pasar disini itu sebenarnya sangat terbuka. Apa lagi dengan adanya rencana pemerintah untuk menyempurnakan infrastruktur di luar Jawa, dengan membangun jalan-jalan bebas hambatan di Sumatera. Harusnya hal ini dapat dilihat sebagai peluang agar semuanya tidak terpusat di Jawa saja.
"Kita sangat menyayangkan, tapi itu semua keputusan mereka kitak tak bisa menghalangi. Ini kesempatan merek lain untuk semakin bersaing dan memperbesar investasi, karena pasar automotif Indonesia sangat luas," pungkasnya.
(dol)