Mengulas Sejarah di Museum Canon

Minggu, 28 Februari 2016 - 11:17 WIB
Mengulas Sejarah di...
Mengulas Sejarah di Museum Canon
A A A
MENDENGAR nama Canon tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, terutama penggemar fotografi. Produsen kamera dan berbagai produk digital imaging asal Jepang itu terus berevolusi sejak puluhan tahun mulai dari teknologi sederhana, manual hingga era digital.

Dalam kunjungan ke Jepang, Sindonews bersama perwakilan jurnalis dari lima negara berkesempatan mengunjungi Museum Canon yang berada di kompleks kantor pusat Canon Inc, Tokyo. Venue Museum Canon didesain penuh konsep mendokumentasikan perjalanan perusahaan, produk-produk yang telah diproduksi dari tahun ke tahun hingga teknologi terbaru yang telah mereka kembangkan.

Dalam catatan sejarah, Canon berdiri pada 1933 dengan nama Seiki-Kougaku-Kenkyuujo atau Laboratorium Peralatan Optik Presisi oleh Yoshida Goro dan adik iparnya, Uchida Saburo. Perusahaan tersebut didanai Takeshi Mitarai, teman dekat Uchida.

.

Merek pertama yang dibuat adalah "Kwanon", produk kamera yang namanya berasal dari Dewi Welas Asih Buddha. Namun, nama tersebut diubah menjadi Canon agar lebih mudah diucapkan saat perusahaan memasuki pasar internasional, dengan maksud agar terlihat lebih modern.

..

Selepas era manual, Canon telah memproduksi dan mendistribusikan kamera digital sejak 1984, dimulai dengan RC-701. Seri RC diikuti oleh PowerShot dan IXUS seri dari kamera digital. Canon juga mengembangkan seri EOS (Electro-Optical System) dari kamera digital single-lens reflex (DSLR) yang mencakup model profesional high-end.

.

Di venue Museum Canon, perusahaan menciptakan produk inovatif sesuai dengan perkembangan teknologi terkini pada masanya. Termasuk lensa-lensa supertele Canon, salah satunya lensa autofokus DSLR terpanjang yang pernah dibuat, EF 1200mm f/5.6 USM.

Diinformasikan, untuk memiliki lensa super telephoto langka, konsumen harus memesan khusus. Saking sulitnya dibuat, dalam waktu satu tahun Canon hanya bisa menghasilkan dua unit EF 1200mm f/5.6 USM dengan harga di kisaran 1 juta yen.

Untuk mereka yang penasaran dengan kemampuan salah satu kamera Canon, museum juga memperagakan kemampuan bidikan salah satu kamera andalan mereka. Kamera ini mampu menjepret objek lebih dari per 0,01 detik. Di mana objek baling-baling kipas angin yang sedang berputar kencang dapat diambil per pergerakan dengan hasil yang fokus dan tidak blur sedikit pun.

Ekspansi Canon

.

Dalam perjalanannya, Canon melebarkan sayap ke industri digital imaging lain di luar fotografi. Produk-produknya termasuk peralatan kantor, seperti printer, mesin fotokopi, hingga keperluan medis dan desain produk untuk arsitektur.

Produk bernama MREAL (Mixed Reality) memadukan input video dari dunia nyata dengan grafis 3D hasil rendering komputer. Perangkat MREAL ditujukan bagi kalangan industri, misalnya yang bergerak di bidang arsitektur atau perancangan produk. Di mana simulasi virtual atas desain bisa menghemat waktu dan ongkos.

.

Canon juga memproduksi handycam, yang memiliki teknologi dapat mendeteksi senyuman sebagai objek gambar. Selain itu, perusahaan merambah produk kamera CCTV yang canggih. Di mana salah satu produk CCTV Canon dapat melihat objek di sekitar lingkungan dengan jelas melalui teknologi autozoom.

Dipandu filosofi Kyosei yang berfokus pada "kehidupan dan kerja sama untuk kebaikan bersama", Canon berdedikasi untuk memproduksi produk dan teknologi yang inovatif untuk meningkatkan efisiensi di rumah dan di kantor. Sebab itu, Canon terus berinovasi dengan teknologi terbarunya di bidang digital imaging.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4387 seconds (0.1#10.140)