Pasar Roda Dua Merek Yamaha di Yogyakarta Sepi
A
A
A
YOGYAKARTA - Pasar automotif khususnya roda dua di DIY di triwulan pertama ini menunjukkan kelesuan. Situasi ekonomi yang belum pulih mengakibatkan penjualan kendaraan roda dua tersebut sedikit tersendat. Dibanding pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan meskipun tidak signifikan.
Chief Area DDS III PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture (YIMM) Ronald Djapari mengatakan, jika dihitung secara kuartal, memang terjadi penurunan permintaan sekitar 12 % dibanding dengan tahun lalu. Dalam tiga bulan ini, situasi penjualan automotif khususnya Yamaha memang belum pulih seperti akhir tahun lalu.
“Demand ada selisih 7% di bulan Januari. Dibanding dengang tahun lalu ada penurunan sekitar 12 %,”paparnya.
Pada Januari lalu, penjualan Yamaha mengalami penurunan dibanding dengan bulan sebelumnya. Namun karena pada Februari sudah ada kenaikan sedikit, tetapi kondisinya belum pulih 100 % disbanding akhir tahun lalu. Dan Maret lalu juga mengalami kenaikan tetapi juga memang belum pulih sepenuhnya.
Menurutnya, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi pada penjualan Yamaha, tetapi juga secara umum juga terjadi di dunia automotif lainnya. Lesunya perekonomian yang terjadi di awal 2016 ini mengakibatkan daya beli masyarakat mengalami penurunan. Meski selalu terjadi di setiap awal tahun, tetapi penurunan kali ini agak memburuk.
Secara umum, pasar kendaraan roda dua berharap pada kuartal kedua nanti karena biasanya akan mulai menunjukkan peningkatan. Karena di kuartal kedua ini biasanya permintaan mengalami peningkatan seiring dengan datangnya tahun ajaran baru sekolah dan hajatan lebaran.
Biasanya, pada dua moment tersebut masyarakat berburu sepeda motor baru. “Saat ini memang lesu, tetapi saya yakin nanti akan meningkat,”paparnya.
Supervisor Marketing CV Kharisma Motor (main dealer Vespa), Irfan Ade Candra mengakui penjualan motor di dealernya mengalami penurunan di triwulan pertama tahun ini. Secara rata-rata, setiap bulan angka penjualan Vespa di tiga bulan pertama ini hanya 35 unit.
Padahal, tahun lalu di triwulan pertama bisa tembus hingga 40-45 unit setiap bulannya. “Memang ada penurunan,”ujarnya.
Chief Area DDS III PT Yamaha Indonesia Motor Manufacture (YIMM) Ronald Djapari mengatakan, jika dihitung secara kuartal, memang terjadi penurunan permintaan sekitar 12 % dibanding dengan tahun lalu. Dalam tiga bulan ini, situasi penjualan automotif khususnya Yamaha memang belum pulih seperti akhir tahun lalu.
“Demand ada selisih 7% di bulan Januari. Dibanding dengang tahun lalu ada penurunan sekitar 12 %,”paparnya.
Pada Januari lalu, penjualan Yamaha mengalami penurunan dibanding dengan bulan sebelumnya. Namun karena pada Februari sudah ada kenaikan sedikit, tetapi kondisinya belum pulih 100 % disbanding akhir tahun lalu. Dan Maret lalu juga mengalami kenaikan tetapi juga memang belum pulih sepenuhnya.
Menurutnya, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi pada penjualan Yamaha, tetapi juga secara umum juga terjadi di dunia automotif lainnya. Lesunya perekonomian yang terjadi di awal 2016 ini mengakibatkan daya beli masyarakat mengalami penurunan. Meski selalu terjadi di setiap awal tahun, tetapi penurunan kali ini agak memburuk.
Secara umum, pasar kendaraan roda dua berharap pada kuartal kedua nanti karena biasanya akan mulai menunjukkan peningkatan. Karena di kuartal kedua ini biasanya permintaan mengalami peningkatan seiring dengan datangnya tahun ajaran baru sekolah dan hajatan lebaran.
Biasanya, pada dua moment tersebut masyarakat berburu sepeda motor baru. “Saat ini memang lesu, tetapi saya yakin nanti akan meningkat,”paparnya.
Supervisor Marketing CV Kharisma Motor (main dealer Vespa), Irfan Ade Candra mengakui penjualan motor di dealernya mengalami penurunan di triwulan pertama tahun ini. Secara rata-rata, setiap bulan angka penjualan Vespa di tiga bulan pertama ini hanya 35 unit.
Padahal, tahun lalu di triwulan pertama bisa tembus hingga 40-45 unit setiap bulannya. “Memang ada penurunan,”ujarnya.
(dol)