Wanita Lebih Tahan Tidak Menyentuh Smartphone
A
A
A
JAKARTA - Wanita ternyata lebih tahan atau lebih sabar menunggu untuk tidak menyentuh smartphone mereka dibandingkan pria. Tapi, tidak satu pria atau wanita pun yang bisa bertahan lebih dari satu menit untuk menyentuh smartphone.
Hal ini terungkap berdasarkan penelitian Kaspersky Lab bekerja sama dengan University of Nottingham Trent dan University of Wurzburg. Responden yang menjadi objek penelitian, rata-rata hanya mampu bertahan selama 44 detik sebelum menyentuh smartphone mereka saat sendirian di dalam ruangan.
Pria bahkan tidak mampu bertahan lebih dari setengah waktu tersebut. Rata-rata mereka hanya mampu menunggu selama 21 detik bila dibandingkan dengan wanita yang mampu menunggu selama 57 detik.
"Penelitian menunjukkan, tanpa kita sadari pada kenyataannya kita sangat terikat pada smartphone. Kita tidak bisa lagi hanya diam menunggu. Kecepatan informasi dan interaksi yang disampaikan melalui perangkat digital ini membuatnya lebih dari sekadar teknologi, tetapi sudah seperti pendamping digital dan koneksi bagi kita ke dunia luar," ujar Jens Binder dari University of Nottingham Trent dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/7/2016)
Kedua universitas juga melakukan penelitian tambahan yang menunjukkan bahwa dorongan untuk memeriksa smartphone sebagai akibat dari rasa takut ketinggalan berita menarik di internet, update jejaring sosial dan takut tidak eksis atau fear of missing out (FoMo). Bahkan dalam survei yang menyertai penelitian tersebut, para peserta yang lebih sering menggunakan smartphone mengakui bahwa mereka memiliki tingkat FoMo yang lebih tinggi.
"Semakin sering peserta menggunakan smartphone, maka semakin mereka merasa takut ketinggalan berita menarik di internet dan jejaring sosial ketika tidak mengakses perangkat digital tersebut. Sulit mengatakan mana di antara keduanya yang menyebabkan hal tersebut – apakah kita menggunakan smartphone lebih sering karena kita merasa takut ketinggalan berita menarik di internet dan jejaring sosial atau takut tidak eksis, atau apakah karena terlalu seringnya kita menggunakan smartphone sehingga memunculkan perasaan khawatir tersebut," ujar Astrid Carolus dari University of Wurzburg.
Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin sering menggunakan smartphone, seseorang menjadi lebih stres. Namun yang mengejutkan, ketika peserta ditanya mengenai tingkat kebahagiaan mereka secara keseluruhan, tidak ditemukan perbedaan antara pengguna yang sering dan jarang menggunakan smartphone.
Jadi stres yang disebabkan oleh penggunaan smartphone tampaknya tidak memiliki pengaruh besar pada kesejahteraan seseorang secara umum.
Hal ini terungkap berdasarkan penelitian Kaspersky Lab bekerja sama dengan University of Nottingham Trent dan University of Wurzburg. Responden yang menjadi objek penelitian, rata-rata hanya mampu bertahan selama 44 detik sebelum menyentuh smartphone mereka saat sendirian di dalam ruangan.
Pria bahkan tidak mampu bertahan lebih dari setengah waktu tersebut. Rata-rata mereka hanya mampu menunggu selama 21 detik bila dibandingkan dengan wanita yang mampu menunggu selama 57 detik.
"Penelitian menunjukkan, tanpa kita sadari pada kenyataannya kita sangat terikat pada smartphone. Kita tidak bisa lagi hanya diam menunggu. Kecepatan informasi dan interaksi yang disampaikan melalui perangkat digital ini membuatnya lebih dari sekadar teknologi, tetapi sudah seperti pendamping digital dan koneksi bagi kita ke dunia luar," ujar Jens Binder dari University of Nottingham Trent dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/7/2016)
Kedua universitas juga melakukan penelitian tambahan yang menunjukkan bahwa dorongan untuk memeriksa smartphone sebagai akibat dari rasa takut ketinggalan berita menarik di internet, update jejaring sosial dan takut tidak eksis atau fear of missing out (FoMo). Bahkan dalam survei yang menyertai penelitian tersebut, para peserta yang lebih sering menggunakan smartphone mengakui bahwa mereka memiliki tingkat FoMo yang lebih tinggi.
"Semakin sering peserta menggunakan smartphone, maka semakin mereka merasa takut ketinggalan berita menarik di internet dan jejaring sosial ketika tidak mengakses perangkat digital tersebut. Sulit mengatakan mana di antara keduanya yang menyebabkan hal tersebut – apakah kita menggunakan smartphone lebih sering karena kita merasa takut ketinggalan berita menarik di internet dan jejaring sosial atau takut tidak eksis, atau apakah karena terlalu seringnya kita menggunakan smartphone sehingga memunculkan perasaan khawatir tersebut," ujar Astrid Carolus dari University of Wurzburg.
Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin sering menggunakan smartphone, seseorang menjadi lebih stres. Namun yang mengejutkan, ketika peserta ditanya mengenai tingkat kebahagiaan mereka secara keseluruhan, tidak ditemukan perbedaan antara pengguna yang sering dan jarang menggunakan smartphone.
Jadi stres yang disebabkan oleh penggunaan smartphone tampaknya tidak memiliki pengaruh besar pada kesejahteraan seseorang secara umum.
(dmd)