10 Tahun Tewas, Saddam Hussein Terdeteksi Beli iPhone
A
A
A
CALIFORNIA - Apple menolak mengembalikan uang hadiah pelanggang sebesar £ 799 (sekitar Rp12 Juta ) yang diduga milik Saddam Hussein. Apple bersedia mengembalikan uang tersebut apabila pelanggan tersebut benar-benar membuktikan bahwa ia bukan mantan diktator Irak.
Sementara pelanggan yang diduga Saddam Hussein yakni Sharakat Hussain, 26, merasa jengkel ketika ia menerima email dari raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple mengklaim menolak mendaftar regestrasi pelanggan dengan alasan sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh sistem keamanan Pemerintah AS.
Hussain, dari Great Barr di Birmingham Inggris ini, membeli telepon untuk adiknya dan ia mendapatkan hadiah yang diprogramkan Apple Store tersebut, namun dirinya lebih memilih dalam bentuk uang.
Karena tingginya biaya pajak untuk model itu, ia diberitahu ia akan menerima uangnya melalui transfer bank. Tapi setelah menunggu berminggu-minggu, uangnya belum cair juga.
Akhirnya ia menerima email dari Apple, dan ia tidak bisa percaya ketika mereka memintanya untuk membuktikan bahwa ia bukan diktator Irak.
"Saya pikir email itu spam, saya tertegun untuk dan berpikir apakah itu nyata. Aku sangat marah dihubungkan dengan Saddam. ' tutur Hussain seperti dilansir dari Daily, Minggu (30/10/2016).
Saddam Hussein, yang memimpin Iraq selama dua dekade lebih dengan penuh penindasan brutal dan sanksi dari masyarakat internasional, akhirnya digantung setelah divonis bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan, terkait pembantaian 148 warga Siah di Dujail tahun 1982.
Dia menjadi presiden dari Juli 1979 sampai Maret 2003 ketika Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak, dan kemudian ditemukan pasukan AS sedang bersembunyi di lubang yang tersembunyi di sebuah rumah pertanian Desember 2003.
Saddam dieksekusi tiga tahun kemudian pada 30 Desember 2006, usai menjalani persidangan. Eksekusi dia direkam dengan video telepon seluler dan sempat beredar di dunia maya.
Sementara pelanggan yang diduga Saddam Hussein yakni Sharakat Hussain, 26, merasa jengkel ketika ia menerima email dari raksasa teknologi Amerika Serikat, Apple mengklaim menolak mendaftar regestrasi pelanggan dengan alasan sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh sistem keamanan Pemerintah AS.
Hussain, dari Great Barr di Birmingham Inggris ini, membeli telepon untuk adiknya dan ia mendapatkan hadiah yang diprogramkan Apple Store tersebut, namun dirinya lebih memilih dalam bentuk uang.
Karena tingginya biaya pajak untuk model itu, ia diberitahu ia akan menerima uangnya melalui transfer bank. Tapi setelah menunggu berminggu-minggu, uangnya belum cair juga.
Akhirnya ia menerima email dari Apple, dan ia tidak bisa percaya ketika mereka memintanya untuk membuktikan bahwa ia bukan diktator Irak.
"Saya pikir email itu spam, saya tertegun untuk dan berpikir apakah itu nyata. Aku sangat marah dihubungkan dengan Saddam. ' tutur Hussain seperti dilansir dari Daily, Minggu (30/10/2016).
Saddam Hussein, yang memimpin Iraq selama dua dekade lebih dengan penuh penindasan brutal dan sanksi dari masyarakat internasional, akhirnya digantung setelah divonis bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan, terkait pembantaian 148 warga Siah di Dujail tahun 1982.
Dia menjadi presiden dari Juli 1979 sampai Maret 2003 ketika Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak, dan kemudian ditemukan pasukan AS sedang bersembunyi di lubang yang tersembunyi di sebuah rumah pertanian Desember 2003.
Saddam dieksekusi tiga tahun kemudian pada 30 Desember 2006, usai menjalani persidangan. Eksekusi dia direkam dengan video telepon seluler dan sempat beredar di dunia maya.
(wbs)