Mobil Indonesia, Nakoela Mampu Tempuh 700 Km Perliter
A
A
A
SLEMAN - Tim Nakoela dari Universitas Indonesia menoreh prestasi gemilang dalam perhelatan Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang digelar selama empat hari (1-4 November 2016) di Candi Prambanan, Sleman. Mobil super irit yang dibuat mahasiswa itu mampu menempuh jarak 700 kilometer per-satu liter bahan bakar jenis bensin.
Tak heran, mobil itu menjadi juara pertama untuk kontes prototype bahan bakar bensin. Selain bensin, terdapat tiga jenis bahan bakar lain yang dilombakan, yakni diesel, etanol, dan listrik.
Salah satu tim Nakoela, Emanuel membeberkan mobil rakitan timnya bisa menempuh jarak cukup fantastik. Bahkan, hanya dalam waktu sekitar 27 menit, mobil timnya mampu melintasi sirkuit sepanjang 1,6 kilometer di area kompleks Candi Prambanan.
"Rangka mobil ringan. Saat test drive satu liter mampu menempuh jarak sekitar 500-an kilometer. Saat race, malah naik menjadi 700 kilometer," katanya dalam keterangan tertulis pada Okezone, Senin (7/11/2016).
Pihaknya melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum membuat rangka. Mobil yang dipergunakan untuk kontes ini merupakan rakitan baru dari timnya. Pihaknya berambisi bisa mempertahankan juara untuk kompetisi tahun depan.
"Perbaikan terus kita lakukan bersama tim. Tahun depan, kita memiliki target harus mencapai 1.000 kilometer perliter dengan mesin baru tentunya," tandasnya.
Selain mesin dan rangka ringan, penggunaan ban cukup berpengaruh jarak tempuh. Ban yang digunakan tim ini memiliki compound dan teknologi yang sama dengan apa yang digunakan di Enviro.
Sayangnya, ban tersebut tidak ada di Indonesia, tapi di negeri matahari terbit Jepang. Sehingga, tim Nakoela harus mengimpor ban tersebut dari Jepang.
"Kami dibantu IRC yang mendatangkan ban dari Jepang," tandasnya.
Assistant Brand Manager IRC Tire PT Gajah Tunggal, Ferdy Septian mengaku baru mengandeng mahasiswa dari UI dalam kontes ini. Tidak menutup kemungkinan akan mengandeng mahasiswa lain, seperti Yogyakarta untuk tahun-tahun depan.
"Kami tidak hanya mendukung tim Jakarta saja, tidak menutup kemungkinan nanti akan mengajak kerjasama tim dari UGM, UNY, atau yang lainnya," katanya.
Sebagaimana diketahui, kompetisi ini diikuti 60 tim dari 38 universitas di Indonesia. Kampus UGM didaulat sebagai tuan rumah dalam event tahunan yang disuport Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikam Tinggi (Kemenristek Dikti).
Kawasan objek wisara heritage di kompleks Candi Prambanan dijadikan ajang kontes. Sebagian jalan beraspal di dalam kompleks candi dirubah jadi sirkuit untuk kompetisi mobil hemat energi.
Terdapat dua kriteria yang dilombakan dalam kontes ini, yakni prototype yang condong pada jarak temput terjauh dan urban yakni menyerupai mobil pada umumnya tapi bentuk dan ukuran lebih kecil. Semua mobil yang dikonteskan ini tidak diperbolehkan melintas di jalan umum seperti mobil pada umumnya.
Tak heran, mobil itu menjadi juara pertama untuk kontes prototype bahan bakar bensin. Selain bensin, terdapat tiga jenis bahan bakar lain yang dilombakan, yakni diesel, etanol, dan listrik.
Salah satu tim Nakoela, Emanuel membeberkan mobil rakitan timnya bisa menempuh jarak cukup fantastik. Bahkan, hanya dalam waktu sekitar 27 menit, mobil timnya mampu melintasi sirkuit sepanjang 1,6 kilometer di area kompleks Candi Prambanan.
"Rangka mobil ringan. Saat test drive satu liter mampu menempuh jarak sekitar 500-an kilometer. Saat race, malah naik menjadi 700 kilometer," katanya dalam keterangan tertulis pada Okezone, Senin (7/11/2016).
Pihaknya melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum membuat rangka. Mobil yang dipergunakan untuk kontes ini merupakan rakitan baru dari timnya. Pihaknya berambisi bisa mempertahankan juara untuk kompetisi tahun depan.
"Perbaikan terus kita lakukan bersama tim. Tahun depan, kita memiliki target harus mencapai 1.000 kilometer perliter dengan mesin baru tentunya," tandasnya.
Selain mesin dan rangka ringan, penggunaan ban cukup berpengaruh jarak tempuh. Ban yang digunakan tim ini memiliki compound dan teknologi yang sama dengan apa yang digunakan di Enviro.
Sayangnya, ban tersebut tidak ada di Indonesia, tapi di negeri matahari terbit Jepang. Sehingga, tim Nakoela harus mengimpor ban tersebut dari Jepang.
"Kami dibantu IRC yang mendatangkan ban dari Jepang," tandasnya.
Assistant Brand Manager IRC Tire PT Gajah Tunggal, Ferdy Septian mengaku baru mengandeng mahasiswa dari UI dalam kontes ini. Tidak menutup kemungkinan akan mengandeng mahasiswa lain, seperti Yogyakarta untuk tahun-tahun depan.
"Kami tidak hanya mendukung tim Jakarta saja, tidak menutup kemungkinan nanti akan mengajak kerjasama tim dari UGM, UNY, atau yang lainnya," katanya.
Sebagaimana diketahui, kompetisi ini diikuti 60 tim dari 38 universitas di Indonesia. Kampus UGM didaulat sebagai tuan rumah dalam event tahunan yang disuport Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikam Tinggi (Kemenristek Dikti).
Kawasan objek wisara heritage di kompleks Candi Prambanan dijadikan ajang kontes. Sebagian jalan beraspal di dalam kompleks candi dirubah jadi sirkuit untuk kompetisi mobil hemat energi.
Terdapat dua kriteria yang dilombakan dalam kontes ini, yakni prototype yang condong pada jarak temput terjauh dan urban yakni menyerupai mobil pada umumnya tapi bentuk dan ukuran lebih kecil. Semua mobil yang dikonteskan ini tidak diperbolehkan melintas di jalan umum seperti mobil pada umumnya.
(dol)