Produsen Automotif Jepang Desak PM Shinzo Abe Temui Trump
A
A
A
TOKYO - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada sektor bisnis automotif membuat hubungan beberapa negara memanas, salah satunya Jepang. Hal ini terkait dengan kebijakan-kebijakan baru yang akan digulirkan pemerintahan Trump, dirasa akan memberatkan para produsen automotif Jepang.
Atas alasan itu Perdana Menteri Shinzo Abe akan bertemu dengan Trump di Washington. Pemerintah Jepang akan menjelaskan kondisi pasar automotif ke Donald Trump, dan membeberkan fakta-fakta sesuai data.
" Pada pertemuan antara kedua pemimpin ini, diharapkan akan ada kesepakatan perdagangan dua arah antara AS dan Jepang dan Jepang akan melakukan diskusi sektor automotif," tutur Menteri Perdagangan Hiroshige Seko, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (31/1/2017).
Dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Februari itu, Trump akan membahas kesepakatan perdagangan yang menguntungkan terhadap dua negara, termasuk soal produksi mobil.
Sementara itu, Abe dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan CEO Toyota Akio Toyoda pada Jumat mendatang. Hasil pertemuan itu akan menjadi masukan bagi pemerintah saat bertemu dengan Trump. Toyota merupakan salah satu produsen mobil besar di dunia dan Amerika Serikat merupakan pasar potensialnya.
Sebelumnya, dalam pembukaan pameran terbesar di Amerika Serikat, Detroit Auto Show (DAS) 2017, Toyota berbalik arah untuk menuruti aturan main (kebijakan) Trump untuk menghentikan produksi mobil di Meksiko setelah sebelum menolak.
Produsen mobil terbesar di Jepang ini siap menambah investasi mencapai USD10 miliar atau Rp132,9 triliun di AS, dalam lima tahun ke depan.
Jim Lentz, North America Chief Executive Toyota mengatakan, investasi ini demi memenuhi permintaan dan meng-upgrade fasilitas pabrik, untuk memproduksi kendaraan hemat bahan bakar lebih banyak.
Namun, Lentz menolak jika pernyataan investasi Toyota ini, sebagai jawaban atas tekanan yang diberikan Trump. Lentz menyampaikan, kalau ini bagian dari strategi bisnis Toyota untuk berinvestasi di Amerika Serikat, di mana Toyota sudah memiliki 10 pabrik di-delapan negara bagian.
Bahkan dana Rp132,9 triliun tersebut juga termasuk pembangunan markas baru Toyota di Texas. Lentz tidak ingin mengatakan kalau perluasan pabrik ini, akan meningkatkan lapangan kerja baru, karena investasi ini murni untuk pengembangan produk-produk Toyota di AS.
Atas alasan itu Perdana Menteri Shinzo Abe akan bertemu dengan Trump di Washington. Pemerintah Jepang akan menjelaskan kondisi pasar automotif ke Donald Trump, dan membeberkan fakta-fakta sesuai data.
" Pada pertemuan antara kedua pemimpin ini, diharapkan akan ada kesepakatan perdagangan dua arah antara AS dan Jepang dan Jepang akan melakukan diskusi sektor automotif," tutur Menteri Perdagangan Hiroshige Seko, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (31/1/2017).
Dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Februari itu, Trump akan membahas kesepakatan perdagangan yang menguntungkan terhadap dua negara, termasuk soal produksi mobil.
Sementara itu, Abe dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan CEO Toyota Akio Toyoda pada Jumat mendatang. Hasil pertemuan itu akan menjadi masukan bagi pemerintah saat bertemu dengan Trump. Toyota merupakan salah satu produsen mobil besar di dunia dan Amerika Serikat merupakan pasar potensialnya.
Sebelumnya, dalam pembukaan pameran terbesar di Amerika Serikat, Detroit Auto Show (DAS) 2017, Toyota berbalik arah untuk menuruti aturan main (kebijakan) Trump untuk menghentikan produksi mobil di Meksiko setelah sebelum menolak.
Produsen mobil terbesar di Jepang ini siap menambah investasi mencapai USD10 miliar atau Rp132,9 triliun di AS, dalam lima tahun ke depan.
Jim Lentz, North America Chief Executive Toyota mengatakan, investasi ini demi memenuhi permintaan dan meng-upgrade fasilitas pabrik, untuk memproduksi kendaraan hemat bahan bakar lebih banyak.
Namun, Lentz menolak jika pernyataan investasi Toyota ini, sebagai jawaban atas tekanan yang diberikan Trump. Lentz menyampaikan, kalau ini bagian dari strategi bisnis Toyota untuk berinvestasi di Amerika Serikat, di mana Toyota sudah memiliki 10 pabrik di-delapan negara bagian.
Bahkan dana Rp132,9 triliun tersebut juga termasuk pembangunan markas baru Toyota di Texas. Lentz tidak ingin mengatakan kalau perluasan pabrik ini, akan meningkatkan lapangan kerja baru, karena investasi ini murni untuk pengembangan produk-produk Toyota di AS.
(wbs)