Penuh Sejarah, Bus-bus Jadul Mejeng di JIExpo Kemayoran
A
A
A
JAKARTA - Pameran perdana bus klasik dan unik Indonesia (Indonesia Classic n Unique Bus 2017 berlangsung di Jakarta JIEXpo Kemayoran 29-1 April 2017. Selain menawarkan pameran bus-bus transportasi yang sempat berjaya di massanya, pameran ini juga meriahkan Bismania Community.
Ketua Umum Bismania Community, Arief Setiawan mengungkapkan, kerja sama antar sesame komunitas penggemar bus adalah hal yang tak bisa dihindari. Menurut dia, dalam mengkampanyekan bus untuk semua kalangan dibutuhkan dorongan bersama, khususnya dari orang-orang yang hobi terhadap bus.
“Kalau penggemar bus kan sebagai penumpang pasti mengetahui seluk-beluk fasilitas dan pelayanan operator. Komunitas penggemar bus juga bisa menyuarakan aspirasi penumpang terhadap pelayanan yang mereka dapatkan,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya seperti diterima SINDOnews.
Ada bus dari Pulau Bangka.,. Bus kayu Chevrolet yang diproduksi selama tahun 1948 – 1953. Di masa itu, bus-bus kayu menggunakan chassis truk sebagai basis membangun bodi bus. Biasanya bagian depan mulai dari bumper hingga kaca yang masih menunjukkan anatomi truk, sisanya mulai dashboard ke kebelakang hanya rangka besi.
Berdasarkan buku American Truck Spotter’S Guide 1920 – 1970 karya Tad Burness, truck Chevrolet saat itu memiliki perbedaan tenaga mesin yang dihasilkan. Mulai 90-93 HP di tahun 1948 kemudian berkembang menjadi tiga varian yakni 92, 102 dan 105 HP di tahun 1950 lalu berkembang lagi menjadi 92, 107 dan108 HP di tahun 1953.
Disinilah sejarah PO. Sabang Jaya dimulai di Bangka. Bus-bus berbadan kayu yang besar menyusuri jalan yang membelah Pulau Bangka dari Selatan ke Utara sejauh 100 km lebih.
Ada pula Bus Kayu Pownis dari Bangka keluaran tahun 1987, di mana merupakan sarana transportasi yang menghubungkan Pangkalpinang dan Sungailiat (Pinkong - Liatkong).
Pada saat zaman Belanda, bus ini sebagai sarana tranportasi yang melayani penumpang dan barang dengan dilapisi bahan kayu mulai dari badan, tempat duduk, sampai pintu dan jendela.
Seiring dengan berjalannya waktu, kehadiran bus tersebut mulai menghilang hingga akhir tahun 2012. Kemudian sejak tahun 2016 Dinas Pariwisata Kota Pangkalpiang kembali memperkenalkannya sebagai mobil kegiatan City Tour.
Pameran juga diselenggarakan bersamaan dengan lima pameran Internasional lainnya, dua di antaranya pameran transportasi, yakni Indonesia International Bus and Truck (IIBT) dan Railway Tech.
Untuk memasuki pameran ini pengunjung tidak dipunggut biaya apapun atau geratis, pameran sendiri buka mulai jam 10.00 - 17.00 WIB.
Ketua Umum Bismania Community, Arief Setiawan mengungkapkan, kerja sama antar sesame komunitas penggemar bus adalah hal yang tak bisa dihindari. Menurut dia, dalam mengkampanyekan bus untuk semua kalangan dibutuhkan dorongan bersama, khususnya dari orang-orang yang hobi terhadap bus.
“Kalau penggemar bus kan sebagai penumpang pasti mengetahui seluk-beluk fasilitas dan pelayanan operator. Komunitas penggemar bus juga bisa menyuarakan aspirasi penumpang terhadap pelayanan yang mereka dapatkan,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya seperti diterima SINDOnews.
Ada bus dari Pulau Bangka.,. Bus kayu Chevrolet yang diproduksi selama tahun 1948 – 1953. Di masa itu, bus-bus kayu menggunakan chassis truk sebagai basis membangun bodi bus. Biasanya bagian depan mulai dari bumper hingga kaca yang masih menunjukkan anatomi truk, sisanya mulai dashboard ke kebelakang hanya rangka besi.
Berdasarkan buku American Truck Spotter’S Guide 1920 – 1970 karya Tad Burness, truck Chevrolet saat itu memiliki perbedaan tenaga mesin yang dihasilkan. Mulai 90-93 HP di tahun 1948 kemudian berkembang menjadi tiga varian yakni 92, 102 dan 105 HP di tahun 1950 lalu berkembang lagi menjadi 92, 107 dan108 HP di tahun 1953.
Disinilah sejarah PO. Sabang Jaya dimulai di Bangka. Bus-bus berbadan kayu yang besar menyusuri jalan yang membelah Pulau Bangka dari Selatan ke Utara sejauh 100 km lebih.
Ada pula Bus Kayu Pownis dari Bangka keluaran tahun 1987, di mana merupakan sarana transportasi yang menghubungkan Pangkalpinang dan Sungailiat (Pinkong - Liatkong).
Pada saat zaman Belanda, bus ini sebagai sarana tranportasi yang melayani penumpang dan barang dengan dilapisi bahan kayu mulai dari badan, tempat duduk, sampai pintu dan jendela.
Seiring dengan berjalannya waktu, kehadiran bus tersebut mulai menghilang hingga akhir tahun 2012. Kemudian sejak tahun 2016 Dinas Pariwisata Kota Pangkalpiang kembali memperkenalkannya sebagai mobil kegiatan City Tour.
Pameran juga diselenggarakan bersamaan dengan lima pameran Internasional lainnya, dua di antaranya pameran transportasi, yakni Indonesia International Bus and Truck (IIBT) dan Railway Tech.
Untuk memasuki pameran ini pengunjung tidak dipunggut biaya apapun atau geratis, pameran sendiri buka mulai jam 10.00 - 17.00 WIB.
(wbs)