Rusia Tidak Mau Mobil Hanya Bisa Dipakai di Darat

Senin, 04 Desember 2017 - 18:55 WIB
Rusia Tidak Mau Mobil...
Rusia Tidak Mau Mobil Hanya Bisa Dipakai di Darat
A A A
MOSCOW - Disaat semua produsen automotif sibuk mengembangkan mobil listrik dan autonom mereka, justru produsen automotif asal Rusia terus menguji kendaraan terbang mereka. Kalashnikov, ATM Freight Drones, dan kini Yagalet telah sukses menguji kendaraan terbang mereka.

Seperti dilansir dari Carscops, Senin (4/2/2017), Yagalet, mengklaim bahwa mobil sportnya mampu terbang rendah dan menggunakan teknologi hovercraft agar bisa melayang secara efektif di udara, tak hanya di darat namun bisa meluncur di atas berbagai permukaan, termasuk air.

Yagalet mengklaim akan mobil prototipe akan diproduksi 12 bulan ke depan, Pasalnya kendaraan tersebut telah berhasil dalam uji terbang.

Keberadaan sepeda kendaraan terbang di Rusia hampir pasti menjadi kenyataan. Terbukti setelah kendaraan motor terbang yang dibiayai oleh Bank Rusia, Vnesheconombank (VEB) berhasil mengudara.

Bank tersebut mengumumkan akan menginvestasikan 'beberapa juta' dolar AS untuk pengembangan sepeda motor futuristik.

Sebagai investor, bank Rusia tersebut menanam modalnya pada prototip sepeda motor hover, yang sedang dalam pengembangan dan saat ini masih dalam pengujian.

Kepala perusahaan Hover Serf, Alexander Atamanov merekam motor terbang di atas tanah dari prototip S3 HoverBike.

Kendaraan itu diperlihatkan kepada publik di Moscow Raceway yang menjadi penyelenggara kompetisi internasional sepeda motor.

Atamanov mencatat bahwa perusahaannya telah menerima banyak pre-order dari Asia dan Timur Tengah.

Harga untuk satu hover bike diperkirakan antara Rp650 jutaan hingga Rp1 miliar (USD50.000 hingga USD80.000).

Bos VEB Sergey Gorkov mengatakan: "Sebenarnya, ini bukan motor. Ini lebih merupakan prototipe sebuah kendaraan, yang memiliki peluang masa depan yang beragam.

"Kami meyakini prospeknya. Kami berencana berinvestasi pada kendaraan multifungsi ini. Kami pikir kami membutuhkan modal beberapa juta dolar untuk teknologi ini."
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7387 seconds (0.1#10.140)