Memprediksi Godzilla Masa Depan

Kamis, 15 Februari 2018 - 14:48 WIB
Memprediksi Godzilla...
Memprediksi Godzilla Masa Depan
A A A
SEPERTI apa Nissan GT-R pada masa depan? Alfonso Albaisa, Senior Vice President of Global Design Nissan Motor, sedikit menggambarkan mobil dengan julukan Godzilla tersebut pada masa mendatang.

Siapa yang tidak kenal dengan Nissan GT-R? Mobil ini sangat ikonik di antara mobil-mobil Nissan lainnya? Namun, hingga saat ini tidak ada perubahan radikal dari segi desain maupun teknologi yang dilakukan pada Nissan GT-R.

Alfonso Albaisa, Senior Vice President of Global Design Nissan Motor, saat ditemui KORAN SINDO di acara Nissan Futures di Singapura beberapa waktu lalu, sempat tertegun ketika ditanya apakah dirinya tidak ingin mengubah desain mobil tersebut.

“Saya rasa desain Nissan GT-R sudah sangat ikonik. Banyak orang langsung mengenal mobil ini hanya dari desainnya,” ujar pria yang tinggal di Miami, Amerika Serikat. Inilah mengapa Nissan GT-R selalu terlihat sama dengan Nissan GT-R yang lama. Kalaupun ada perubahan, hanya terjadi di beberapa bagian yang sulit untuk ditemukan kasatmata.

Meskipun tidak akan mengalami perubahan radikal dari segi desain, Alfonso Albaisa malah mengatakan ada sedikit petunjuk dari Nissan yang sedikitnya berpengaruh pada teknologi Nissan GT-R.

“Jika kamu cermati di Las Vegas lalu, kami mengenalkan teknologi Brain To Vehicle . Bayangkan jika teknologi ini disematkan di Nissan GT-R,” katanya.

Di Las Vegas, tepatnya di ajang Consumer Electronic Show (CES ), Nissan memang mengenalkan teknologi Brain To Vehicle . Teknologi Brain To Vehicle atau B2V berguna untuk mempercepat reaksi pengendara saat berkendara, juga mampu mengarahkan kendaraan ke posisi yang optimal agar berkendara jadi lebih menyenangkan. Selain itu mobil dapat membaca kondisi jalan yang akan dilalui. Semua tipe jalan bisa dibaca oleh mobil tersebut, termasuk trek sirkuit.

“Jadi bayangkan ketika pengemudinya bisa merespons dengan baik saat mengemudi dan mobilnya bisa membaca kondisi jalan yang akan dilalui. Bayangkan itu terjadi di Nissan GT-R,” tegasnya.

Teknologi B2V sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi elektroenselografi (EEG) yang sudah ada. Teknologi EEG ini merekam seluruh aktivitas elektrik yang terjadi di sepanjang kulit kepala. Kini Nissan membawa teknologi ini lebih jauh lagi, yakni mengemudikan mobil dengan kemampuan otak. Cara kerja B2V memang berpusat pada respons elektris atau gelombang pikiran yang terjadi di otak.

Dari respons tersebut kemudian diubah ke sistem otonom yang telah disematkan ke dalam sistem Intelligent Mobility Nissan . Produk dari respons tersebut nanti berpusat pada dua output , yakni prediksi dan deteksi.

Dalam prediksi, teknologi B2V menangkap tanda-tanda dari pikiran pengendara tentang sebuah gerakan. Contohnya, memutar roda kemudi atau menekan pedal. Respons elektris kemudian diolah guna memperbarui waktu reaksi. Nissan mengklaim waktu reaksi yang terjadi berkat teknologi B2V 0,2 sampai 0,5 detik lebih cepat daripada pengendara biasa.

“Penggunaan lainnya, termasuk dalam menyesuaikan lingkungan internal kendaraan,” kata Dr Lucian Gheorghe, Senior Innovation Researcher pada Nissan Research Center di Jepang, yang memimpin penelitian B2V tersebut. “Potensi pengaplikasian dari teknologi ini sangat luar biasa,” kata Gheorghe. (Wahyu Sibarani)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)