Isuzu Masih Ragu Tentukan Nasib Panther, Disuntik Mati Atau...
A
A
A
JAKARTA - Isuzu mengaku masih ragu menentukan nasib Panther yang telah menjadi andalannya sejak tahun 1990-an. Padahal tahun ini mobil multi-purpose vehicle (MPV) yang dikenal irit itu terancam disuntik mati karena terbentur regulasi.
Beberapa tahun lalu Isuzu memang memiliki rencana untuk menghadirkan generasi baru Panther. Tetapi hal tersebut sampai sekarang tidak bisa terealisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh General Manager Marketing Division, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril. Dikatakannya, sejak 2016 lalu mereka sudah membuat konsep atau blueprint desain Panther baru tapi tidak bisa terealisasi sampai sekarang.
"Kami sempat punya blueprint gambar desain new Panther. Tapi belakangan tren market medium MPV terus menurun, orang-orang lebih memilih SUV (sport utility vehicle)," kata Attias di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Selain pertimbangan market MPV yang semakin menurun, dia menambahkan, menjelaskan adanya regulasi soal Euro 4 membuat Isuzu menjadi berpikir dua kali apakah akan memperbarui Panther. Karena pengembangan mesin membutuhkan investasi yang cukup besar.
"Dua poin ini kami perhitungkan market MPV turun, secara investasi juga besar, kalau dijual harga mobilnya pasti sangat tinggi sekali. Kasarnya bisa di atas SUV," jelasnya.
Dalam catatan penjualan retail Isuzu, Panther terjual 950 unit sepanjang 2018. Angka ini terjun 17,2% dibanding penjualan Panther tahun 2017 yang tembus 1.147 unit.
Beberapa tahun lalu Isuzu memang memiliki rencana untuk menghadirkan generasi baru Panther. Tetapi hal tersebut sampai sekarang tidak bisa terealisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh General Manager Marketing Division, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril. Dikatakannya, sejak 2016 lalu mereka sudah membuat konsep atau blueprint desain Panther baru tapi tidak bisa terealisasi sampai sekarang.
"Kami sempat punya blueprint gambar desain new Panther. Tapi belakangan tren market medium MPV terus menurun, orang-orang lebih memilih SUV (sport utility vehicle)," kata Attias di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Selain pertimbangan market MPV yang semakin menurun, dia menambahkan, menjelaskan adanya regulasi soal Euro 4 membuat Isuzu menjadi berpikir dua kali apakah akan memperbarui Panther. Karena pengembangan mesin membutuhkan investasi yang cukup besar.
"Dua poin ini kami perhitungkan market MPV turun, secara investasi juga besar, kalau dijual harga mobilnya pasti sangat tinggi sekali. Kasarnya bisa di atas SUV," jelasnya.
Dalam catatan penjualan retail Isuzu, Panther terjual 950 unit sepanjang 2018. Angka ini terjun 17,2% dibanding penjualan Panther tahun 2017 yang tembus 1.147 unit.
(mim)